Follow Instagram: @story_queenrani
[No edit, typo? Reply oke!]
Basecamp Cool-Squad tampak begitu sunyi walau ruangan itu terisi oleh banyak orang. Alenzio, sejak tadi pria bermanik hijau kecoklatan itu menatap teman-temannya dengan pandangan sebal. Kapan mereka semua akan memulai obrolan?
"Jadi?" Ujar Alenzio bertanya, itu pertanyaan ke dua puluh lima dan tetap saja di tanggapi diam oleh mereka semua. "Ck, kenapa sunyi sekali dan kau, Prince! Kapan kau mulai bicara. Harusnya aku mengikuti kelas politik sekarang, aku kehilangan satu materi, ck!" Gerutu Alenzio yang membuat Albern kini menatapnya malas.
"Sudah kubilang kan, bolos saja! Aku yang bertanggung jawab." Cetus Albern santai.
"Yayaya, so, kenapa kau mengumpulkan kami disini? Jelaskan pada kami tentang sikapmu di aula tadi, Prince." Sahut Alenzio kemudian menyandarkan tubuhnya di sofa sembari mengambil Snack yang berada di atas meja, werewolf itu mulai memakannya.
"The girl, a representative from Harvard. She is my Mate, and now I'm dizzy thinking about it." Jelas Albern kemudian mengurut keningnya yang mendadak sakit. Semua teman-temannya yang mendengar perkataan Albern terlonjak kaget, termasuk Hans yang kini menatap Albern penasaran.
"Bagaimana bisa kau tahu dia adalah Mateku? Kau yakin, Prince?" Tanya Benzie memasukkan.
Albern mengangguk pelan. "Gadis itu, ketika ia datang, aku dapat menghirup aroma matcha bercampur mawar yang benar-benar memabukkan. Ini adalah harum yang benar-benar sanggup membuatku merasa candu, tapi jijik secara bersamaan," jawab Albern kemudian pria itu menatap semua temannya.
Deniz mengerutkan keningnya, "tapi tetap saja dia adalah Matemu, Prince. Calon Lady-Queen baru bagi klan Lucifer dan seluruh Klan yang ada, jika kau memang yakin dia adalah Matemu. Bukankah berarti kekuatan kalian setara, dan takdirmu itu! Kau bisa menjalaninya dengan mudah, kan?" Pungkasnya.
"Tidak, walaupun dia Mateku. Dia bukanlah calon Lady-Queen ku, hanya Flora... Hanya dia yang pantas meraih posisi itu." Balas Albern kemudian mendelik ke arah Deniz.
"Kau masih menginginkan Flora, padahal di satu sisi kalian bukanlah Mate. Apa kau tidak memikirkan konsekuensi yang akan di alami Flora nanti, Prince. Kau tahu kan dengan hukum klan Alistarya, Flora adalah satu-satunya keturunan murni bangsa Fairy. Satu-satunya calon Lady bagi klan Alistarya, dan kau sendiri tahu Prince... Flora juga pasti akan menemukan Matenya. Apa kau tidak merasa egois kali ini?" Tukas Vallgio mengatakan pemikirannya.
"Tidak, klan Alistarya masih berada di bawahku. Aku bisa mempengaruhi mereka dan permasalahan Mate Flora? Aku tidak peduli dengannya, Flora milikku. Kami saling mencintai, sudah sangat cukup buatku. Dan soal egois? Aku memang egois jika menyangkut sosok berarti dalam hidupku, Vall." Ketus Albern berkata datar.
"Kau benar-benar tergila-gila pada Flora!" Benzie bergidik. "Ya, walaupun aku harus mengakui... Flora dan Matemu, Flora lebih cantik dari Matemu. Tapi apa kau tidak mau memikirkan Matemu, Prince?"
"Aku tetap memikirkannya, sepertinya aku bisa menggunakan dia menjadi alat takdirku kelak. Setelahnya, you know me dude!" Kekeh Albern sinis.
"Will you throw it away?" Benzie bertanya lagi dan diangguki cepat oleh Albern. Jawaban Albern membuat Benzie menyeringai, "Then your Mate is for me, I can make my girlfriend to 999. Lagipula dia cantik juga, ah iya... Kau lihat matanya Albern? Hijau seperti batu safir, benar-benar indah dan berkilau. Kau benar-benar yakin akan keputusanmu?" Tanya Benzie kembali sembari menyeringai nakal.
Albern terdiam kemudian mengangguk cepat. "Ya, aku sangat yakin."
"Baguslah, ini benar-benar menyenangkan!" Tawa Benzie menggelegar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny of the Princess Demon [Completed]
Fantasy#1 in Fantasy [24/12/2018] ❝Cause, when fate unites us. Believe me, Princess. You can't run away from me. Because, I'm Destiny of the Princess Demon.❞ ••• ㅤ ㅤBanyak yang mengatakan bila Violetta Glory Smith...