DOTPD | Part 13 - Albern and Flora

11.5K 720 40
                                    

Follow Instagram: @c.ha26

[🔔 Warning! Ada baiknya baca Part sebelumnya! Karena part ini terhubung sama part 12!
Don't Forget to Vote and Comment! 🔔]

Deniz tersenyum tipis. "ในสวนสาธารณะ เขาต้องการพูดคุยกับคุณเกี่ยวกับบางสิ่งบางอย่, างเจ้าชาย!" jawab Deniz yang membuat Albern mendadak gugup seketika. Albern bergumam pelan lantas mengangguk dan beranjak dari duduknya. Pria remaja itu meninggalkan area basecamp dengan raut serius yang membuat seisi basecamp terdiam melihat hal tersebut.

(*Dia memintamu untuk menemuinya di taman. Dia ingin membicarakan sesuatu denganmu, Prince!)

Vallgio meletakkan buku yang dibacanya dan menghampiri Alenzio juga Deniz, di ikuti Benzie dan Bennella. "Kenapa dengannya?"

Deniz hanya bisa menggeleng, "เขาโอเค!" namun raut wajah Deniz membuat semua orang mengerti seketika.

(*Dia tidak apa-apa!)

•••

Taman Academy begitu indah dengan banyaknya hamparan bunga-bunga Dandelion dan mawar berwarna-warni yang mencerahkan mata. Bunga-bunga itu disusun rapi dengan hiasan lampu permata disekitarnya, tapi sayangnya saja bunga-bunga itu mulai layu karena cuaca kota London sedang musim dingin saat ini. Kemudian disekitar taman ada aliran danau buatan besar yang berwarna biru---Danau indah yang selalu menjadi favorit setiap siswa-siswi.

Sambil merapatkan jaket almameter Academy yang membalut tubuhnya, Albern tersenyum saat melihat sosok gadis cantik tengah duduk di dekat danau sembari meneguk minuman hangat di tangannya. Albern meraih hodie kecil berwarna hitam di dalam saku jaketnya lalu memasangkan hodie itu di kepala gadis tersebut, membuat gadis itu terkesiap kaget.

"Disini dingin, kenapa tidak mengenakan sweater?" tanya Albern lalu dengan iseng meraih minuman gadis itu lalu meneguknya dengan cepat, tenggorokannya entah kenapa terasa begitu kering barusan.

Flora tersenyum lebar yang menampilkan barisan gigi putihnya, "Aku lupa memakainya. Lagipula aku tidak merasa kedinginan, Albern." balasnya memelas. Ucapan Flora membuat Albern tersadar akan satu hal, Flora memang tidak akan pernah bisa merasakan dingin maupun panas karena ia adalah seorang Fairy.

Albern mengangguk kecil membalas ucapan Flora, ia kemudian menidurkan tubuhnya diatas kursi dengan paha Flora sebagai bantalan kepalanya, melihat sikap Albern yang tiba-tiba saja begitu manja, membuat Flora berinisiatif mengelus puncak kepala Albern dengan lembut. Mereka terdiam sejenak hingga suara kicauan burung di langit memecahkan keheningan.

"Albern? Aku bersedia apabila kau mau menyetujui cara yang diberikan kakek Lyan. Lagipula cara yang diberitahukannya akan sangat membantumu nanti dalam menyelesaikan takdirmu dan Violet, Prince." ujar Flora memulai obrolan mereka, Albern terkejut dan segera beranjak dari tidurnya.

Albern menatap tajam ke arah Flora kemudian meraih pinggang Flora dan mendudukkannya di pangkuan pria remaja itu. Ia menatap kedua manik mata ungu milik Flora dengan intens, "Apa yang kau katakan! Aku tidak akan pernah melakukan itu. Sampai kapanpun aku tidak akan pernah bisa mengkhianati mu dan kenapa kau menyetujui cara yang diberitahukan pak tua itu. Kau tidak memikirkan hubungan kita, Flòsweet?" balas Albern tampak sinis.

Flòsweet..., panggilan kesayangan Albern untuk Flora. Mendengar ucapan Albern membuat Flora menggeleng, ia hanya ingin Albern menyelesaikan takdir yang diembannya bersama Violet tanpa harus mengorbankan apapun, termasuk Violet. Flora tahu bila Albern sangat menyayangi Violet melebihi apapun, mungkin Flora adalah kekasih Albern. Namun Flora tahu diri, ia tidak bisa egois. Flora sudah menganggap Violet sebagai saudarinya, lagipula Violet sangat dekat dengannya.

Destiny of the Princess Demon [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang