DOTPD | Part 25 - Just Dream

8.5K 679 36
                                    

Go Follow Instagram: @thaniaanisa26_ dan @story_queenrani

Lyan, Demon tua tersebut duduk menghadap Albern yang saat ini menatapnya dengan tatapan intimidasi. Benar-benar mirip sekali dengan ayahnya, Aiden. "Jadi? Siapa sosok itu pak tua?" Tanya Albern sudah kelima kalinya, ia mulai jengah karena tak kunjung mendapatkan jawaban. Lyan sejak tadi diam ditempat duduknya dengan alasan sedang menerawang.

"Sabarlah! Kau membuat fokusku menghilang lagi. Aku harus menerawang ulang lagi!" Kata Lyan santai dan tidak menanggapi tatapan Albern yang sudah semakin menghunus tajam ke arahnya.

"Astaga!!! Pak tua!" Cetus Albern frustasi. Rasanya ia sangat ingin menghanguskan Lyan menjadi abu jika saja ia tidak ingat bila Lyan adalah tetua kerajaan Lucifer kesayangan ayahnya.

Lyan tersenyum tipis, ia memang sedang mengerjai Albern. Jarang-jarang ia bisa melakukan hal ini, karena Albern itu sangat berbeda dengan ayahnya. Aiden begitu tegas dan kejam, tetapi Albern? Pria remaja itu selain kejam ia juga sangat otoriter. "Yayaya, sorry Prince. Aku akan menjelaskan siapa sosok tersebut dan apa kaitannya dengan Violet, lalu apa ia berhubung dengan werewolf atau tidak!"

"Oh God, ternyata kau sudah mengetahui semuanya? Kenapa kau bersikap seolah menerawang dan membuatku frustasi, Pak tua!" Albern menatap tajam ke arah Lyan yang hanya dibalas kekehan santai oleh Lyan. Flora di dekatnya berusaha mengontrol Albern dengan menepuk bahunya, Lyan melihat perlakuan Flora pada Albern. Ia terdiam dan beberapa menit kemudian sebuah seringaian muncul di bibir Lyan. Ia tidak akan menjelaskan maksud seringaian itu sekarang karena ini bukanlah cerita pangeran itu, melainkan Violet.

"Sebenarnya, aku sudah menerawang semuanya sebelum aku sampai di tempat ini. Jadi, sebaiknya aku akan menjelaskan sekarang. Violet? Princess Violet... Kau tidak perlu mencarikan Violet mate, Prince-"

"Kenapa?" Potong Albern cepat.

Lyan tersenyum tipis. "Sosok tersebut, dia mencium aroma Violet, ia menginginkan Violet. Ia tertarik akan Violet, ia adalah mate Violet. Kesimpulan mu mengenai sosok tersebut yang merupakan werewolf Hutan ini salah besar, Prince." Jelas Lyan melanjutkan perkataannya.

"Siapa... Ehm... Mate Violet, Pak tua?" Tanya Albern lagi dengan sorot penasaran.

"Aku tidak tahu, aku tidak bisa menerawang siapa mate Violet. Ada sesuatu yang menutupi penglihatanku, mate Violet. Ia seakan sengaja membuat dirinya misterius. Albern? Aku mengatakan ini bukan ingin menakutimu, tetapi aku peringatkan. Jangan jauhkan Violet dari sosok Matenya tersebut. Ada sesuatu, entahlah... Itu apa?" Lyan mendengus sambil memegang kepalanya yang entah kenapa sakit. "Ah, sepertinya aku mulai tua, penglihatanku benar-benar tak sejeli dulu!"

Albern menyeringai. "Kau memang sudah tua, Pak tua! Baru menyadari sekarang heh?"

"Anak tak tahu sopan santun!" Desis Lyan yang hanya membuat semua orang di dalam tenda itu tertawa karena melihat interaksi antara Lyan dan Albern yang tidak pernah akrab.

Sayangnya tawa mereka semua harus terhenti begitu mendengar teriakan Abigail dan Bennella, "Albern? Help!" Teriak keduanya dengan suara sangat keras dan nyaring, membuat semua orang yang berada di ruangan itu menutup telinga mereka.

Albern menatap kedua sahabatnya itu dengan pandangan bertanya, matanya sesekali melihat ke arah pintu tenda dan tidak melihat Violet disana. "Kenapa?"

"Vi-violet... Putri Violet!" Bennella tergagap dan sulit menjelaskan.

"Ada apa, Bennella, Abigail?" Tanya Benzie dan Alenzio penasaran.

"Dia... Menghilang."

"What? What happen?" Teriak Deniz sambil menatap tajam kedua sahabatnya tersebut, sedangkan Albern. Pria remaja itu merasa terkejut mendengar ucapan Abigail. Adiknya, adik kecilnya menghilang? Bagaimana bisa? Rasa khawatir perlahan muncul dibenak Albern.

Destiny of the Princess Demon [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang