DOTPD | Part 51 - Almost Pt.1

7.4K 562 41
                                    

Follow Instagram: @thaniaanisa26_

Ketika keduanya memasuki kerajaan Addison, beberapa kali Violet berdecak kagum melihat interior kerajaan yang klasik sekaligus mewah secara bersamaan. Mereka berjalan ke arah ruangan besar dengan kursi berjejer rapi, seperti sebuah ruangan conference---bedanya ruangan ini lebih luas dan megah.

"Ini adalah ruang singgasanaku dan di sebelah sana, adalah kursi tahtaku." Ujar Jordan memberitahu begitu melihat pandangan Violet menyisir ke segala arah. Violet menoleh ke dua kursi dengan nuansa klasik beserta ukiran di sekitarnya, kedua kursi itu tampak besar untuk ukuran kursi pada umumnya. Ada corak emas berbentuk simbol 'Â' dan beberapa bahasa yang sama sekali tidak di ketahui Violet.

"Ayo, aku tunjukkan lagi tempat lainnya." Kembali Jordan menggandeng tangan Violet erat sembari membawa gadis itu menyusuri kerajaan. Mereka mengelilingi lorong-lorong besar, melihat pemandangan awan---yang tiba-tiba saja muncul di sekitar ruangan---dan terakhir mereka berkeliling setiap tempat seperti perpustakaan serta ruang senjata.

Violet tersenyum begitu Jordan membawanya ke sebuah pintu besar yang di depannya dijaga oleh dua orang prajurit serta pelayan wanita, Violet berpikir pasti ruangan tersebut adalah kamar Ibu Jordan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Violet tersenyum begitu Jordan membawanya ke sebuah pintu besar yang di depannya dijaga oleh dua orang prajurit serta pelayan wanita, Violet berpikir pasti ruangan tersebut adalah kamar Ibu Jordan. Ah, memikirkan itu seketika membuatnya gugup seketika. Apa Ibu Jordan nanti akan menyukainya? Lalu, bagaimana jika ia nanti bersikap canggung dan memalukan di depannya.

"Jangan memikirkan hal yang membuatmu cemas, Mommy ku wanita yang sangat baik dan ramah. Ia pasti menyukaimu! Dan kau bukanlah sosok memalukan untukku apalagi Mommy ku!" Kekeh Jordan yang membaca pikiran Violet, entah kenapa ketika mereka berada di kerajaan Addison. Kemampuan Jordan untuk membaca dan memanipulasi pikiran orang mendadak bisa ia pergunakan untuk Violet, hal itu membuat Jordan tersenyum senang.

"Eh, kau bisa membaca pikiranku?" Violet bertanya dengan bingung karena semua ucapan Jordan seakan menjawab pertanyaan dalam pikirannya.

Jordan mengangguk singkat. "Ayo, kita masuk! Mommy ku pasti sudah menunggu. Sebelumnya aku sudah mengatakan pada Mom bila kita akan berkunjung, sekaligus memperkenalkan mu sebagai Calon Ratuku dan Mateku." Pungkas Jordan lekat lalu segera mengapit lengan Violet dan membawa gadisnya memasuki ruangan tersebut setelah pintu di buka oleh dua pelayan.

Violet menunduk begitu mereka berdua masuk ke ruang kamar tersebut. Ah ya, gadis itu juga mengepalkan tangannya gugup dibelakang punggungnya. "Jangan menunduk, tegapkan kepalamu, Vee..." Bisik Jordan di telinganya sembari terkekeh geli.

Violet mulai mengikuti perkataan Jordan, gadis itu menegakkan kepala. Ia lalu sedikit terkejut begitu melihat seorang wanita cantik tengah menatapnya dengan pandangan ramah. Wanita itu tampak begitu cantik---ralat---sangat cantik di usianya yang sudah berumur, mata ungunya terlihat begitu tegas namun tetap menunjukkan kesan ramah. Apa ini Ibu Jordan?

"Ya, aku adalah Mommy dari Jordan. Apa kau Mate putraku? Kau sangat cantik. და ძალიან ჰგავს თქვენს დედას." Tutur Ibu Jordan dengan bahasa asing di kalimat terakhirnya, bahasa yang tidak di mengerti oleh Violet hingga membuat gadis itu mengernyit.

"Tentu, Mom. Vee... memang sangat cantik dan aku beruntung memilikinya." Cetus Jordan lalu menatap Ibunya penuh arti.

"Siapa namamu gadis manis?" Tanya Ibu Jordan setelah pandangan matanya kembali menatap manik mata abu-abu Violet yang berkilau di terpa cahaya lampu kristal di ruangan tersebut. Manik mata yang sanggup membuat Ibu Jordan terdiam.

"Violetta Glory," balas Violet menjawab lalu tersenyum begitu Ibu Jordan memeluknya erat.

"Ah, nama yang indah secantik pemiliknya. Kau bisa memanggilku Mommy, seperti Jordan yang memanggilku demikian. Kau sudah ku anggap seperti anakku sendiri!" Ujar Ibu Jordan lalu tersenyum lebar yang membuat Violet mengangguk mengiyakan perkataan wanita setengah baya itu. Lalu pandangan Ibu Jordan menyapu ke arah putranya, ia seperti tengah bertelepati dengan Jordan yang sesekali mengangguk kecil. "Violetta? Apa kau mau menemaniku meminum teh? Sebentar lagi adalah waktu jam makan siang. Mungkin kita bisa mengobrol banyak dan saling mengenal satu sama lain." Ajak Ibu Jordan begitu tatapannya kembali mengarah pada Violet yang kini berdiri bingung di tempat.

Violet terdiam kemudian mengangguk, ia lalu menoleh ke arah Jordan yang tampaknya mau pergi dari ruangan tersebut. "Kau juga akan ikut kan, Evan?" Tanya Violet memastikan.

Sedangkan Jordan yang di tanya mendongak membalas tatapan Violet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sedangkan Jordan yang di tanya mendongak membalas tatapan Violet. "Sorry, Vee... Ada sesuatu yang mesti aku kerjakan. Berhubungan dengan kerajaanku, ah ya Mom...? Setelah kau mengajak Violet minum teh. Tolong perintahkan Elliot dan Hedosta mengawalnya, oke?" Jordan tersenyum begitu melihat anggukan Ibunya. Pria itu lantas mendekati Ibunya dan mencium pipi wanita setengah baya itu lekat, lalu menoleh pada Violet dan melakukan hal yang sama. Bedanya pria itu mencium Violet tepat di bibir gadis itu walau sekilas, membuat Violet merona karena malu---terutama Jordan melakukannya di depan Ibunya yang kini terkekeh.

Seorang pelayan mulai memasuki ruangan setelah mengetuk pintu. "Yang mulia? Yang mulia Ratu Aprodhitè sudah menunggu anda," ucap pelayan itu membuat Jordan yang mendengarnya menatap pelayan tersebut sinis. Sedangkan Violet langsung saja keheranan, bukankah Jordan bilang padanya ia memiliki urusan kerajaan?

Seakan tahu ia salah bicara, pelayan itu menunduk dan Jordan dengan dingin memerintahkannya keluar dari ruangan tersebut. Kembali ia menatap dua perempuan di depannya dengan pandangan lembut, "Kalian bersenang-senanglah. Terutama kau, Vee... Aku pergi dulu!"

•••

A/n:

Aku tau Part ini dikit pake bangetttttt!!!!
Pt.2 bakalan aku publish sore nanti oke! Dan tentunya lebih panjang dari ini haha. Part ini cuman buat ngetes doang wkwkwkwk🙈

Jangan lupa buat tetap vote dan komentar.

Published | 18 Februari 2019

See you next part!🤚



Destiny of the Princess Demon [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang