DOTPD | Part 42 - About Jordan

8.5K 625 43
                                    

Follow Instagram: @thaniaanisa26_

Di sebuah tempat, dengan awan-awan bertebaran dimana-mana. Burung-burung merpati putih terbang melintasi langit di sertai kicauan mereka. Matahari tampak begitu cerah dan bersinar dengan cahayanya yang hangat. Serta bunga-bunga berukuran besar, berbagai jenis. Bunga berwarna-warni yang semakin menambah nilai keindahan tempat tersebut.

Ada sebuah gerbang tinggi dan kokoh yang di apit dua tembok berukiran naga putih. Ada tulisan berbentuk 'ÄDDISÒN' di sekitaran tembok tersebut. Banyak prajurit-prajurit bertubuh besar dan kekar berjaga-jaga di sekitar gerbang tersebut, membuktikan seberapa kuatnya keamanan tempat tersebut.

Seorang pria remaja muda, berambut silver dengan mahkota perak di kepalanya. Pria remaja itu terbang dengan sayapnya yang lebar berwarna putih keemasan dan sering disebut sebagai sayap sang Dewa. Ia terbang melewati para prajurit yang membungkuk memberikan hormat padanya. Gerbang terbuka otomatis seakan-akan tahu bila kedatangan pria remaja itu sangat di agungkan.

"Memberi hormat, Yang mulia!" Sahut para pelayan berpakaian putih membungkuk hormat ketika ia mulai memasuki kawasan tersebut.

Di depannya, sebuah kerajaan besar dengan ukiran lambang ÆL tampak begitu mewah dan anggun. Itu adalah kerajaan milik pria itu. Pria remaja itu mengangguk membalas penghormatan mereka. "Akhirnya aku sampai di kerajaan ku!" Gumamnya setelah menghilangkan sayap di punggungnya.

Jordan Evan L Addison, itulah pria itu. Dia adalah Dewa alam yang mempengaruhi segala kehidupan di langit. Ia begitu kuat dan di takuti oleh sebagian iblis. Ia lahir dari seorang wanita reinkarnasi dan Jordan sangat mencintai ibunya. "Yang mulia, ayo kita masuk." Tukas seorang pria berambut hitam dengan pakaian ala penasihat kerajaan, Elliot.

"Ya," jawabnya singkat namun mengintimidasi.

Jordan mulai memasuki kerajaannya ketika pintu utama terbuka. Ia berjalan melewati pilar-pilar kerajaan yang tertata begitu mewah dengan hiasan batu kristal. Tak berselang berapa menit kemudian, mereka berdua sampai di sebuah ruangan luas dengan karpet merah yang membawa mereka ke dua buah kursi singgasana. Jordan kemudian berjalan menuju singgasananya, ia mulai duduk di kursi khusus Raja dan mulai bersantai sembari menutup matanya. Ia begitu rindu duduk di kursi kebanggaannya tersebut.

"Yang mulia, kami memberikan hormat!" Kata dua orang pria sembari membungkuk penuh penghormatan.

Jordan membuka matanya dan menatap ketiganya dengan pandangan sulit di artikan. Lalu Jordan mengangguk dan membuat kedua orang itu kembali menegakkan badan. "Tidak ada kekacauan pada lingkup kerajaan ku kan?" Tanya Jordan dingin.

Seorang pria berambut merah. Hermes, namanya. Ia menggeleng kemudian berkata. "Tidak ada Yang mulia. Seluruh keamanan kerajaan stabil seperti biasanya, perekonomian rakyat juga sangat tentram, dan selama anda pergi. Tidak ada musuh yang masuk ke wilayah kita!" Jawabnya menjelaskan membuat Jordan tersenyum puas.

"Baguslah,"

"Lalu, bagaimana dengan kesehatan Mommy ku?" Tanyanya lagi, ada nada khawatir dalam pertanyaan yang satu itu.

Hedosta, pria berambut coklat yang berada di sebelah Hermes menjawab. "Yang mulia Ibu suri mengalami kemajuan, Yang mulia. Beliau tidak lagi merasakan sakit, kesehatannya mulai membaik. Tabib berkata bila beliau akan segera sembuh secepatnya."

"Syukurlah," gumam Jordan. "Oke, kalau begitu. Aku memerintahkan kalian bertiga-"

"Saya juga, Yang mulia?" Tanya Elliot.

Jordan mendengus kasar. "Memangnya ada siapa lagi selain kalian bertiga? Ck!" Tukasnya datar. Elliot seketika tersenyum lebar seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Destiny of the Princess Demon [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang