DOTPD | Part 28 - Return to the Academy

8.6K 673 16
                                    

Go Follow Instagram: @story_queenrani

Saat ini semua tenda telah selesai dikemas kembali dan dirapikan. Semua siswa dan siswi Academy akan kembali melanjutkan kegiatan biasanya di sekolah. Violet saat ini tengah memandangi gelas berisikan jus apel ditangannya. Ia sedang mengingat kejadian kemarin, ketika ia dan kelompoknya menghadapi badai angin dan harus berlindung di dalam gua.

Violet masih ingat betul saat ia bertanya pada Albern atau Alenzio tentang ukiran yang ia lihat sekilas di tembok gua kemarin. Kedua pria itu mengatakan hal yang sama seperti yang dikatakan oleh Flora. Keduanya tidak melihat ukiran apapun dan mengatakan bila Violet tengah berhalusinasi.

Tapi, Violet ingat dengan jelas. Ia tidak berhalusinasi, ia melihat ukiran itu dengan mata kepalanya sendiri. Ukiran aneh dengan bahasa yang tidak pernah dikenalnya. Apa dulu gua itu adalah tempat tinggal para manusia purba di jaman sebelum masehi? Ah, segera Violet menggeleng. Tidak mungkin bila gua itu adalah tempat tinggal dari manusia purba, jika memang benar gua itu pasti dilindungi oleh pemerintah seperti seharusnya.

Violet lantas meletakkan gelas ditangannya ke atas nakas, ia memilih berjalan-jalan menyusuri area perkemahan. Syal putih dan hodie berwarna abu-abu yang cukup hangat membuat penampilan Violet hari itu tampak lebih kasual. Sesekali Violet menghela nafas yang membuat sekeliling udara disekitarnya terkena uap yang keluar dari mulut gadis itu.

"Cuaca semakin dingin, seharusnya kau berdiam di dalam Bis bersama Flora dan Calysta." Ujar seuntas suara, Violet melirik asal suara itu dan menemukan Albern berada di sampingnya. Violet hanya menggeleng sebagai jawaban. Gadis itu sekarang malah duduk di sebuah kursi kayu yang menampilkan keindahan jurang di depannya. Violet baru sadar bila ada jurang disana, jurang berisikan bebatuan dan air terjun yang sangat indah. Air disana pasti sangat dingin, mengingat bila temperatur suhu udara semakin rendah.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Albern saat ia tidak mendapatkan respon apapun dari perkataannya sebelumnya. Ia khawatir dengan sikap adiknya yang terus diam sejak pagi tadi.

"Aku baik, Al." Tukas Violet membalas, ia juga merasa tak enak mengacuhkan Albern seperti tadi. Jawaban Violet membuat senyum terpulas di bibir Albern, ia mendekati Violet kemudian duduk di sebelah gadis itu, adik kecilnya.

"Bagaimana perasaanmu mengenai perkemahan ini, apakah menyenangkan?" Albern memulai topik obrolan baru dengan Violet. Violet yang mendengar itu menoleh kemudian terdiam seraya mengerutkan dahinya seakan berpikir. Tindakan Violet membuat gadis itu terlihat semakin cantik dan menggemaskan, hal itu tak luput dari perhatian Albern. Ingin sekali rasanya ia memeluk Violet dengan erat seraya membisikkan kalimat bila ia merindukan gadis itu, ia merindukan adiknya dan mengaku bila ia adalah kakak kembar dari gadis itu.

"Kalau kau bertanya bagaimana perasaanku mengenai perkemahan ini. Maka, jawabanku adalah menyenangkan. Ini pengalaman keduaku berkemah, tapi ini lebih asik karena perkemahan ini di lakukan di hutan, tempat asing namun asri dengan pemandangan indah di sekitarnya." Jawaban Violet membuat lamunan Albern membuyar, pria remaja itu terkesiap saat memahami perkataan adiknya.

"Jadi, apa kau pernah berkemah sebelumnya?" Tanya Albern lagi, rasanya ia sangat penasaran. Bagaimana pengalaman pertama Violet berkemah?

Violet mengangguk lirih kemudian tersenyum tipis. "Ya, dulu ketika usiaku masih tiga belas tahun. Aku berkemah dengan sahabatku di dekat danau, menyenangkan dan-" Violet menghentikan ucapannya yang lantas membuat Albern menatapnya bingung. Albern kembali terkejut saat melihat setetes air mata keluar dari mata indah abu-abu adiknya, Albern tidak suka itu.

"Kenapa kau menangis? Jangan menangis!" Seru Albern kemudian menyapukan jemarinya di pipi gadis itu, menghalau air mata yang perlahan menetes di pelupuk mata gadis itu.

Destiny of the Princess Demon [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang