DOTPD | Part 57 - Escape Pt.2

8.3K 680 97
                                    

Follow Instagram: @story_queenrani

[Warning! Sebelum membaca Part ini, sebaiknya baca dahulu Part sebelumnya agar paham alurnya oke.]

Kedua angsa tersebut terbang melewati pulau-pulau indah dengan pemandangan es. Dunia langit memang benar-benar menakjubkan karena menjadi dunia utama kedua sebelum dunia Immortal dan dunia Mortal. Violet tersenyum begitu melihat jajaran bidadari tengah tertidur di atas awan yang di cahayai oleh bintang-bintang berkelip. Tanpa sadar melihat bidadari itu membuat Violet teringat akan janji Jordan padanya yang mengatakan akan membawanya jalan-jalan melihat bidadari pembuat pelangi, namun...sayang sekali karena janji itu tidak akan pernah tertepati, karena ia tidak akan pernah bertemu Jordan lagi setelah ini.

"Jangan melamun!" Cetus Aprodhitè yang memperhatikan sikap Violet sejak tadi.

Violet menoleh lalu mengangguk kecil. "Aku hanya memikirkan...Evan." Gumam Violet membalas.

"Kau sangat mencintai, Yang mulia ya?" Tanya Aprodhitè begitu melihat Violet yang tampak begitu galau. Gadis itu sejak tadi diam, hanya tersenyum bila ada pemandangan menarik perhatiannya. Violet memilih mengangguk sebagai balasan atas pertanyaan Aprodhitè. "Sepertinya Yang mulia juga mencintaimu, kau tahu? Yang mulia Mahadewa Jordan tidak pernah sekalipun tersenyum pada perempuan, selain aku dan Yang mulia Ibu suri Flaire. Yang mulia Jordan sangat menjaga kehormatannya di depan khalayak. Dia juga di kenal arogan, dingin, dan kejam jika menyangkut musuhnya. You know, Violet? Semenjak kau datang di kehidupan Yang mulia, banyak sekali perubahan padanya. Ia jadi mudah tersenyum, tertawa, dan...dia tidak sekejam dulu ketika menangani musuh serta pemberontak dunia langit. Kau merubahnya dan harus ku akui, kau pasti sangat berharga untuknya---"

"---Well, jujur saja. Sebenarnya aku berubah pikiran tidak ingin membantumu. Tetapi aku sudah lebih dahulu berjanji, entahlah...aku tidak tahu apa bantuanku ini benar atau salah." Lanjut Aprodhitè lagi lalu terkekeh pelan.

Sedangkan Violet yang mendengar semua perkataan Aprodhitè terdiam sejenak. Ia memikirkan kalimat demi kalimat yang di ucapkan gadis itu. Benarkah bila Jordan berubah karenanya? Hati Violet mengatakan setuju, sementara pikiran Violet menolak kata-kata itu. Jordan pasti hanya bersandiwara...ia jamin akan hal itu. Pria itu hanya mempermainkan nya, menjadikannya pion dalam ajang balas dendam nya. Violet menarik nafas seraya memalingkan wajah menatap pemandangan langit.

Ia harus melupakan Jordan, Evan-nya...Matenya. Tetapi bagaimana cara melakukannya jikalau hatinya bahkan masih mengukir nama Jordan? Ia masih sangat mencintai Jordan. Bahkan rasa cinta itu semakin besar yang entah kenapa bisa terjadi.

•••

Tak berselang berapa jam kemudian, kedua angsa yang membawa Violet dan Aprodhitè berhenti di sebuah hutan belantara yang cukup gelap walau sinar bulan sedikit menerangi. Aprodhitè turun dari angsanya lantas membuat sebuah lampu menggunakan kekuatannya, lampu yang terbuat dari pecahan kristal. Kegiatan yang tengah di lakukan Aprodhitè tersebut membuat dahi Violet berkerut, bingung.

"Jangan sampai hilang, kau lihat di dalam lampu tersebut? Ada peri kecil yang akan menemanimu dan membawamu pulang ke dunia aslimu. Sorry---aku tidak bisa mengantarmu sampai ke tempat tujuan, tugasku harus berakhir sampai disini. Kau berjalanlah memasuki hutan, jangan takut akan ada bahaya. Hutan ini aman---and Well, jika cahaya yang keluar dari lampu itu semakin redup. Tandanya kau sudah hampir sampai di sebuah tempat dengan bebatuan kasar di sekitarnya. Di sana ada portal kecil menuju dunia manusia, tujuanmu berpulang." Ujar Aprodhitè seraya menyerahkan lampu di tangannya pada Violet. Violet mengangguk paham kemudian menatap lampu kristal tersebut. Ya, memang ada peri kecil di dalamnya dengan cahaya mengelilingi tubuhnya. Benar-benar menggemaskan, pikir Violet takjub.

Destiny of the Princess Demon [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang