Derap kaki rombongan raja menyeruak masuk tanpa permisi. Sang raja yang tak sabar menyingkirkan penjaga kelas teri yang langsung terjungkal saat terkena sentuhannya. Tidak seorang pun yang mampu mencegahnya. Bahkan Eyn Huza dan Al Hadiid, mereka memilih menuruti keinginan ratu untuk tunduk pada penguasa kerajaan Hinnan.
Raja Hinnan, Zaghas Ardeth, lelaki bertubuh tinggi tegap itu dengan pongahnya duduk di singgasana sambil mengangkat sebelah kakinya, membuang sembarangan apel yang habis separuh dari tangannya. Menatap nanar pada keluarga kerajaan Eyn, lalu beralih penuh hasrat ketika pandangannya tertuju pada wanita utama kerajaan itu. Berparas cantik, anggun, masih tampak muda meski rahimnya telah melahirkan seorang putra. Cerdas, memiliki kekuatan besar walau terlihat lemah. Dia lah Eyn Mayra, sosok yang selama ini memabukkan mimpi - mimpi dalam tidurnya, membangkitkan gairah malamnya. Tidak seorang pun wanita yang berhasil membuatnya melupakan Eyn Mayra, dan hasrat itu seperti gatal yang harus digaruk. Semakin dihindari, semakin terasa menyakitkan. Dan kini, wanita itu telah berada di depannya. Istri Carlo Dante. Mengingat itu, Ardeth langsung merasa muak.
"Raja kami takkan mengampunimu, Zaghas Ardeth! Seharusnya kau malu! Menguasai kerajaan lain tanpa seorang raja di dalamnya! Kau sungguh pengecut!" ucap Eyn Mayra pedas, mengakibatkan telinga Ardeth memerah karena marah.
"Cih! Raja? Bukankah seorang raja seharusnya bersama keluarga dan rakyatnya? Lalu di mana dia? Di mana Carlo Dante yang kau banggakan itu?! Apakah dia datang ketika kalian semua membutuhkan kehadirannya?! Tidak! Dia tidak akan datang! Aku tahu persis siapa dia, bagaimana kelakuannya. Tetapi, penderitaan kalian takkan berlangsung lama. Karena aku, Zaghas Ardeth, adalah raja yang kalian dambakan selama ini. Dante, bukanlah siapa - siapa dibandingkan diriku dan aku akan membuktikannya! Namun terlebih dahulu, aku hanya ingin bicara empat mata dengan sang ratu. Namira, bawa ratu ke ruanganku! Kalian akan lihat, tak lama lagi, ratu pun akan percaya padaku."
Dengan sigap, seorang tangan kanannya membawa Eyn Mayra menjauh dari tempat itu. Namira, wanita cadas yang terbiasa terlibat dalam pertempuran adalah panglima kerajaan Hinnan. Tak sekalipun menanyakan perintah rajanya, semua akan dilakukan, walau sekejam apapun.
"Dia bagianku," bisik Taja pada Al Hadiid, melihat lawan yang tampak seimbang dengannya. Ia adalah ksatria Eyn kepercayaan Al Hadiid yang biasa menyertainya di garis depan dan saat ini, ia tengah menyamar sebagai seorang pelayan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Carlo Dante : A King's Chapter of Life
FantasiSepak terjang Carlo Dante ketika masa restorasi kapal induk Saturn Gallant II. Menghadapi komplotan penjahat membutuhkan konsentrasi tinggi dan pengorbanan fisik. Ia harus rela berpisah dari Eyn Mayra selama bertahun - tahun, bahkan dipenjara di Ch...