Ratu boneka.
Yah, itulah yang diperani Eyn Mayra saat ini, menggantikan kedudukan suaminya sejak beberapa bulan usai perang Eyn melawan Hinnan. Perang tanpa pemenang.
Di lain pihak, Ardeth tidak pernah mengagungkan keperkasaannya mulai detik itu, tak seorang pun yang mengakui apalagi merayakan kemenangannya. Entah mengapa, menjadi penguasa tunggal tak lagi memuaskan hasratnya, kecuali ....
"Oh, kau di sini," sambut wanita itu dingin, memerintahkan dua pelayan meninggalkannya berdua dengan raja Hinnan. "Mengapa? Masih menganggap dirimu berhak menginjak tanah Eyn?" Begitulah cara Eyn Mayra menyambut Ardeth yang baru kembali dari Hinnan.
Ardeth menghormati kebisuan Eyn Mayra dengan bersabar menghadapi tutur kata dan sikapnya. Mencoba mengendalikan amarah adalah jalan terbaik untuk mencari celah ke ruang hati istri mendiang Carlo Dante itu. Setidaknya, semua orang menganggap raja Eyn sudah tewas.
"Tentu." jawab Ardeth singkat, seraya duduk bertopang kaki di bangku taman berwarna putih di kebun belakang istana. Caranya memandang kehidupan pun berubah dengan menghargai kesederhanaan. Sedikit meniru sifat Dante, dirasanya lebih nyaman ketimbang tersiksa oleh napas nafsu yang memburu. Lebih dari itu, ia berusaha tulus andai kata Eyn Mayra menolaknya. Namun, sanggupkah ia?
"Terus terang, kami tidak mengharapmu datang. Eyn bisa mengurus diri sendiri. Sebaiknya, kau lebih sering memikirkan Hinnan."
Nadanya mengusir, sangat tajam, tapi tak mengapa, batin Ardeth. Menghadapi wanita itu, ia harus kuat. Hanya segaris senyum di bibirnya yang menyambut ketus kalimat Eyn Mayra. "Memang. Sudah kupikirkan berulang kali, tapi ... aku mengkhawatirkanmu."
Eyn Mayra memalingkan muka. Walau demikian ia tak menganggap pria itu sedang merayunya. Ardeth tampak biasa-biasa saja. "Aku? Hanya aku?" tanyanya pedas. "Bukan tahta atau rakyat Eyn? Sama sekali tak terbesit di otakmu untuk memperbudak kami demi kejayaanmu?"
Ardeth bangkit. Dulu, mungkin ia langsung kalap, menerkam tubuh lemah di depannya, apalagi menerima tuduhan-tuduhan yang memancing emosi, tapi kini, semua harus berbeda! Harus! Menaklukkan Eyn Mayra berarti meruntuhkan segala ego dalam dirinya, meskipun sangat sulit. "Menjadi penguasa tunggal tidak penting lagi bagiku, Eyn Mayra. Tapi, begitu sulit menghapus bayang-bayang dirimu. Itu sebabnya aku berpikir menyatukan Eyn dan Hinnan sebab aku tak butuh dukungan aliansi lagi. Semua demi rakyatmu, mengingat negeri ini menjadi yang terlemah saat ini tanpa kehadiran seorang raja di singgasananya. Posisimu kuat sebagai ratu, namun tidak di mata kerajaan lain. Kuharap kau mengerti keinginanku."
Eyn Mayra menatap benci pria yang berdiri tak jauh darinya. Tantangnya, "Jika aku yang menjadi obsesimu, aku akan menyerahkan diriku. Tubuhku. Bukankah hanya itu yang kau inginkan?" desak Eyn Mayra, tak gentar sekalipun tatkala pria bertubuh tinggi besar itu melangkah mendekatinya. "Mungkin setelah aku merendahkan diriku, kau akan sadar bahwa sampai kapanpun aku tidak akan pernah menjadi milikmu! Lakukan apapun sebab aku tak peduli lagi! AKU TAK PEDULI!!" teriaknya, merasakan hangat tangan kokoh lelaki itu menutup mulutnya lembut, sementara tangan kiri Ardeth menahan lehernya.
"Aku akan menunggumu, Eyn Mayra!" bisik Ardeth penuh cinta. "Memang, mana mungkin aku menggantikan Dante, tapi aku bisa menunggumu. Belum pernah aku merasa sehancur ini di depan seorang wanita, tapi perasaan itulah yang selalu kututupi dengan segala keangkuhanku." Perlahan, Ardeth mendengar isak wanita itu di dadanya. Meski belum merasakan kedekatan di antara mereka, Ardeth sudah sangat bersyukur, lantas berharap menyembuhkan lara di luka hati Eyn Mayra yang kehilangan suaminya.
Setelah beberapa saat, Eyn Mayra melepaskan pelukan Ardeth. "Maaf, lupakan saja harapan palsuku padamu. Tidak ada yang tersisa untukmu, Raja Hinnan. Hanya penderitaan, dan itu menyakitkan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Carlo Dante : A King's Chapter of Life
FantasySepak terjang Carlo Dante ketika masa restorasi kapal induk Saturn Gallant II. Menghadapi komplotan penjahat membutuhkan konsentrasi tinggi dan pengorbanan fisik. Ia harus rela berpisah dari Eyn Mayra selama bertahun - tahun, bahkan dipenjara di Ch...