Beat 15 : Kembalinya Sang Raja

44 1 0
                                    

"Apa yang terjadi? Mengapa dia begini? Di mana kau menemukannya?" Eyn Huza memberondong adiknya dengan pertanyaan. Eyn Mayra tak mengindahkannya, terus sigap membersihkan luka-luka di tubuh Dante dengan kain bersih dan air hangat yang selalu tersedia di klinik Eyn Huza.

"Tolong aku," pintanya, "Kita tak punya banyak waktu. Perang akan segera terjadi."

Dahi Eyn Huza berkerut, tak kalah sigap membantu Eyn Mayra menangani luka-luka Dante sesudah membaringkannya di atas bed. "Jadi kau-lah penyebab kekacauan itu! Terjadi perlawanan di sekitar istana raja. Namira sibuk mengumpulkan pasukan Ardeth dan Al Hadiid mulai mengambil alih singgasana. Hafiz menyuruhku tetap di sini, menunggu kedatanganmu dan Dante. Tapi, siapa yang membebaskanmu dari tenung Namira? Sihirnya sangat kuat."

Eyn Mayra menghembuskan napas, memahami kebingungan kakaknya yang paling akhir memahami situasi setelah cukup lama mereka tidak bertemu. "Kau boleh membaca pikiranku, Eyn Huza. Saat ini aku tak ingin menjelaskan apapun melalui mulutku."

Sejenak Eyn Huza termenung setelah telepati singkat memberi jawaban atas pertanyaannya. Wajahnya berubah cerah dengan binar di matanya. "Eyn Mayra, k-kau...?"

Eyn Mayra mengangguk perlahan. "Ya, Eyn Huza. Aku mengandung. Janin ini yang mematahkan pengaruh mantra Namira yang membelenggu sukmaku. Kian hari selama ia tumbuh, dapat kurasakan semakin tipis kuasa mantra itu. Hingga akhirnya, hari ini aku benar-benar bebas. Melalui telepati aku memberitahu Al Hadiid, Hafiz, Taja, dan Ramshad bahwa saatnya telah tiba. Namun sebelum perang terjadi, aku harus menemukan Dante. Seperti yang kau lihat, aku berhasil."

"Tapi...dia belum siap. Lihatlah, dia seperti kehilangan akal. Tatapannya kosong, jiwanya mengembara entah ke mana. Mana mungkin melawan Ardeth yang jauh lebih kuat?"

Eyn Mayra tersenyum, tangannya membasuh darah terakhir sambil berbisik mesra di telinga suaminya. "Andai Eyn Huza melihatmu tadi, aku yakin, mulutnya pasti terus menganga saking takjub dengan kekuatan barumu."

"Apa maksudmu?"

Belum sempat mengetahui jawabannya, suara Ardeth keras menggelegar menuntut Sang Ratu Eyn Mayra keluar menemuinya.

"Eyn Mayra! Kami sudah saling berhadapan. Keluar dan tentukan pilihanmu. Mengorbankan rakyatmu, atau Carlo Dante yang menyedihkan itu!"

Kecaman Ardeth membuat Eyn Mayra resah. "Eyn Huza...."

Pria berambut putih itu mengangguk, mendukung adiknya agar mengumpulkan segenap keberaniannya. "Tunaikan tugasmu sebagai ratu negeri ini, Yang Mulia. Akan kucoba memulihkan Dante meski sulit kujamin hasilnya."

Eyn Mayra menghapus air mata yang nyaris jatuh di pipinya. Ia tahu mentalnya harus kuat. Ardeth tidak boleh melihatnya lemah. Ia harus meyakinkan para ksatria Eyn dan rakyatnya bahwa Kerajaan Eyn takkan hancur begitu saja. Tak lama, teleportasi membawanya tepat di depan Raja Hinnan, Zaghas Ardeth. Di belakangnya, pasukan kecil telah siap mempertahankan istana. Dipimpin Al Hadiid, berdiri pula Hafiz Saif, Taja, dan Ramshad, berikut sisa para ksatria yang masih bertahan.

Seperti biasa, Ardeth menunjukkan kepongahannya. Senyum angkuh tersungging di bibirnya seraya berniat menggoda sang ratu. "Kau pikir kekuatan rajamu telah kembali? Kau dan pengikutmu, kalian cuma bermimpi! Sebelum aku berubah pikiran, kuberi kesempatan sekali lagi. Ratu, selamatkan rakyatmu. Apapun usahamu, pasukanku jelas lebih banyak. Kalian hanya akan mati sia-sia, tak ubahnya binatang yang mati setelah dibuang majikannya. Hina, rendah, kotor, menjijikkan...."

"Kau boleh menghina kami semaumu, tetapi semakin banyak hinaanmu makin menunjukkan siapa dirimu. Seorang raja seharusnya tahu arti perdamaian dan tata krama. Tapi hari ini, kami, rakyat Eyn, tidak keberatan mengajari Raja Hinnan makna dua kata itu meski harus bermandi darah." Tajam namun sendu, Eyn Mayra menenangkan batinnya walaupun sesungguhnya ia takut. Nanar tatapan Zaghas Ardeth dibalasnya dengan keanggunan dan wibawa sebagai seorang ratu.

Carlo Dante : A King's Chapter of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang