Seharian Dante sibuk menyempurnakan strategi perang. Pertama, mengumpulkan para ksatria kerajaan. Panglima perang Al Hadiid, Taja, dan Ramshad mengetahui tugas masing-masing. Eyn Huza dilarangnya ikut terlibat karena meneruskan proyek besar membuat istana bawah tanah. Diperkirakan pasukan Ardeth akan tiba esok hari, maka persiapan matang yang sudah disusun jauh hari sebelumnya kian mantap saat menjelang petang.
"Ardeth membawa pasukan besar dari utara. Kerajaan-kerajaan kecil di sana memihaknya padahal kita tak punya masalah dengan mereka," ungkap Al Hadiid, berjalan menuruni tangga luar istana mengikuti rajanya. Seperti biasa, keduanya terlihat kompak, walaupun secara penampilan kontras. Al Hadiid mengenakan busana ksatria, sedangkan Dante tetap setia berkasual dengan celana jeans biru langit dipadu t-shirt putih ketat yang menampakkan bentuk tubuh atletisnya. Sebagai manusia biasa, Dante tak melupakan asalnya. Mantan penjahat berdarah Italia yang kini hidup di wilayah kerajaan tersembunyi di bumi.
"Biarkan. Mereka akan belajar dari pengalaman, bahwa sangat bodoh mempercayai mulut besar Ardeth. Tidak usah memikirkan siapa saja aliansinya, konsentrasilah pada strategi. Sekali buyar, semua berantakan."
"Baik, Yang Mulia."
Mereka bergegas ke samping istana hendak melewati taman, tetapi terhenti ketika menjumpai Eyn Mayra telah berdiri di depan bersama seorang pelayan. Melihat suaminya, sang ratu pun menyerahkan Covar dalam gendongan, meminta pelayan membawa putranya masuk ke dalam istana.
Keduanya saling bertatapan, tak ada yang mengalah. Al Hadiid yang menyadari situasi pasangan yang tengah bersitegang tersebut, memutuskan pergi. "A-aku ... ada yang harus kulakukan. Sampai nanti." pamitnya canggung.
Eyn Mayra maju hingga saling berhadapan. Ia tahu, Dante bukan tipe penyabar saat sedang tergesa-gesa, namun pendengar yang baik bila bersamanya. "Maafkan aku," bibirnya membentuk senyuman. "Tidak sepantasnya aku membuat persyaratan yang membebanimu. Perasaanku, kehidupanku sebagai seorang ibu sekaligus ratu setelah kehilanganmu, mulai kutata detik ini. Tapi, salahkah aku, bila berharap kau selamat? Andai kau adalah diriku mungkin kau takkan semudah itu pasrah pada maut. Yang Mulia, mempertahankan hidup juga kewajibanmu. Kumohon, pikirkan keputusanmu sekali lagi."
Dante yang menyimak baik-baik uraian hati Eyn Mayra, menangkap ketulusan di balik senyuman wanita yang kini melangkah mendekat ke arahnya. Sangat dekat, Eyn Mayra membelai lehernya, memberikan kecupan singkat di pipi pria itu.
"Aku mencintaimu." Berbisik seraya menatap mesra, lalu melepas belaiannya. Namun, sebelum melangkah, Dante mencegah kepergiannya.
Ia menarik lengan Eyn Mayra ke dalam pelukannya, melingkarkan tangan di punggung dan pinggang ramping wanita itu, membuainya dalam ciuman hangat yang tiba-tiba.
Cukup lama.
Melepas segala gejolak yang sempat membentengi cinta mereka berdua. Menerima rasa percaya Eyn Mayra, Dante menciumnya semakin dalam.
Takut gairahnya kian melonjak di tempat yang sewaktu-waktu dilalui orang, Eyn Mayra menyudahi kemesraan mereka. Ditatapnya rahang keras suaminya, disusurinya dengan jemari sepasang bibir yang baru saja memanjakan dirinya, kemudian membalas pandangan sayu pria di hadapannya. Terlihat jelas bahwa Dante sedang mengendalikan akal sehatnya.
Tak kuasa berkata-kata, Eyn Mayra pun segera berlalu dan sejak saat itu, keduanya tak lagi bertemu.
***
Genderang perang ditabuh keras-keras begitu pasukan aliansi Hinnan muncul dari balik perbukitan. Mereka terdiri dari pasukan berkuda, pemanah, barisan penyihir dipimpin Firatya yang menunggang binatang aneh, bahkan pasukan khusus yang berada dalam burung raksasa terbuat dari besi. Tanpa menunggu, mereka langsung menghentak kuda dan laju semua kendaraan mereka supaya sampai di istana Eyn lebih cepat. Gemuruh langit dan tanah yang bergetar pun terdengar, menyiutkan hati siapa saja yang tidak berjiwa ksatria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Carlo Dante : A King's Chapter of Life
FantasySepak terjang Carlo Dante ketika masa restorasi kapal induk Saturn Gallant II. Menghadapi komplotan penjahat membutuhkan konsentrasi tinggi dan pengorbanan fisik. Ia harus rela berpisah dari Eyn Mayra selama bertahun - tahun, bahkan dipenjara di Ch...