Seperti yang sudah diperkirakan, Ardeth sangat tergantung pada detak jantung Covar, namun tidak berlaku sebaliknya. Kapanpun sang pangeran kecil dalam bahaya tanpa sengaja, Ardeth harus muncul menyelamatkannya melalui gerbang jiwa. Hingga suatu ketika, tepat dua tahun berlalu setelahnya, tanda-tanda sakit pada diri Covar mulai tampak.
Malam itu, ketika tangisan Covar menyayat hati siapapun yang mendengarnya ....
Pintu istana terbuka.
Ardeth datang dengan menunjukkan derita yang sama. Wajahnya pucat, tangannya terus memegang bagian ulu hati. Meski demikian, ia berusaha tegar dan berjalan tegak. Berhadapan dengan Dante dan Al Hadiid di balairung istana, disaksikan seluruh anggota keluarga Eyn, Ardeth memulai pembicaraan.
"Dua tahun, racun mulai bereaksi, tanda Covar mulai menerima aliran kekuatanmu. Setidaknya itu yang dikatakan Firatya padaku. Sekarang, apa yang akan kalian lakukan?"
Memandang istrinya sebentar, Dante beralih pada sang raja Hinnan. "Mungkin, walau menurutku, Covar hanya merasakan aliran kekuatan Eyn dalam dirinya. Inti Zord dan Zeal tidak bisa diwariskan begitu mudah seperti dugaan Firatya dan Eyn Huza. Namun, entahlah. Hingga sekarang aku belum merasakan apapun."
"Jadi, kau tetap menunggu Ratu Dark Kent menyembuhkan kami berdua seperti saran Airyn? Mungkin dia sengaja mengulur waktu agar aku dan putramu tewas. Pikirkan kemungkinan itu, Dante! Bagaimanapun Airyn tahu, kau akan berusaha mencegah Ratu Dark Kent menguasai segalanya. Menghapus satu keturunanmu, akan mempermudah tugas bocah perempuan itu."
Eyn Mayra yang masih ingat pengaruh Airyn pada Hafiz, ia mengelus dada Dante, mengingatkannya bahwa mungkin kata-kata Ardeth ada benarnya. Lantas tatapan Dante menenangkannya.
"Airyn dan Dark Kent sudah menjadi bagian dari semua kerajaan, termasuk Eyn dan Hinnan. Airyn harus menyerahkan kekuasaan yang dititipkan padanya dan aku percaya, gadis itu tidak sedang mempermainkan kita, tetapi ratunya .... "
"Jika kau sampai salah langkah .... " kecam Ardeth, terus menahan rasa sakitnya, seiring suara tangis dan erangan Covar yang terdengar.
"Maka aku gagal sebagai raja, suami, dan ayah dari anak-anakku. Kau sendiri? Bersediakah kau mengubur segala ego dan rencana busukmu? Maukah kau bersatu dengan Eyn yang selama ini kau anggap tak lebih dari calon jajahanmu? Dan kesepakatan ini berlaku untuk selamanya."
Ardeth hampir jatuh jika tak segera disangga oleh lengan Dante dan Al Hadiid. "Aku sudah menderita selama dua tahun ini, dan lihatlah ... tubuhku yang rapuh ditopang raja Eyn dan panglima perangnya. Apalagi yang mesti kubuktikan padamu?"
Al Hadiid mengangguk pada Dante bahwa ia telah siap, kemudian mengambil alih Covar dari gendongan sang ibu. "Dia datang." kata Al Hadiid, bersamaan dengan petir yang menyambar.
Benar saja. Pintu balairung terbuka, menampakkan sosok pria muda berseragam militer utusan Central. Dialah Hafiz Saif, putra sulung Carlo Dante. Namun, dia tak sendiri.
Di belakangnya, muncul seorang gadis berkacamata bulat. Penampilannya biasa saja. Gadis yang mungkin tersesat, namun seperti sudah siap dengan pemandangan di sekitarnya.
"Ayah, Ibu, aku datang. Kenalkan, dia Anna Andrews, tunanganku. Kami akan segera menikah."
Setelah Hafiz mengakhiri kalimatnya, tiba-tiba Carlo Dante menyerang Anna dengan kecepatan tinggi. Hafiz terkejut bukan main, termasuk semua orang dalam ruangan itu, kecuali Ardeth dan Al Hadiid. Mereka berdua tampak sudah siap, entah siap untuk apa.
Dante menekan leher gadis itu, dan ketika Hafiz nyaris mencegah ayahnya, keduanya menghilang. Dante membawa tunangan Hafiz menuju lembah Dark Kent melalui teleportasi untuk menemui Airyn.
"IBU, APA YANG TERJADI?!!" teriak Hafiz meminta penjelasan Eyn Mayra.
Sang paman, Al Hadiid, maju sambil menggendong Covar. "Adikmu sakit. Kita harus menyembuhkannya, juga. Raja Hinnan."
"Lalu apa hubungannya dengan Anna?!!"
"Tunanganmu itu, satu-satunya orang yang mampu menyembuhkan kami berdua. Anna Andrews, adalah calon ratu Dark Kent yang dimaksud Airyn. Kami sudah menantinya selama ini." tambah Ardeth, menambah kebingungan Hafiz.
"Ayahmu ingin kau menyaksikannya sendiri. Ayo, kita harus ke sana sekarang. Tidak usah bertanya pada siapapun termasuk ibumu. Mereka sama sekali tidak tahu." Ajakan Al Hadiid disambut Hafiz yang sedang gamang. Sebelum pergi, Eyn Mayra memegang lengannya. Tiada yang dirasakan sang ratu selain rasa takut.
"Bawa kembali suami dan anak-anakku, Al Hadiid. Aku ingin kalian semua selamat." ucapnya lirih agak tercekat.
"Semua tergantung kerja sama Dante dan Ardeth. Selama Ardeth masih berambisi menguntungkan diri sendiri, kita tak bisa berharap apapun lagi."
Di Dark Kent, kenyataan membuktikan ucapan Al Hadiid. Hafiz bagai terpaku, menyaksikan ayahnya terus mengunci Anna yang mulai berubah seperti roh pedang Zeal. Bedanya, dia wanita, dan pancaran cahayanya kuning keemasan. Cahaya itu berpendar makin terang, seiring berontak tenaga Anna yang semakin kuat. Akhirnya, untuk mengimbangi Anna, Dante pun berubah. Cahaya perak menyelimuti dirinya, hingga ke kedua matanya.
Anna yang memanfatkan situasi itu berhasil melepaskan diri. Sudah dikuasai kekuatan sejati, ia bersiap menyerang raja Eyn itu dari segala sisi. Segera, pertarungan pun terjadi. Langit Dark Kent bergemuruh, kegelapan yang akrab menjadi bagian dari pemandangan lembah tersebut, kini dipenuhi dua cahaya yang berbeda.
"Airyn, mengapa dia tidak muncul?!" tanya Hafiz, mulai bisa menerima kejadian nyata di depannya.
"Dia terbaring lemah. Selama menanti sang ratu, kekuatannya meninggalkan dirinya, terserap ke dalam raga Anna Andrews bahkan tanpa gadis itu sadari. Ayahmu berusaha membangkitkannya sebelum waktu mengubah Anna menjadi jahat. Sebab, bila terlambat, adikmu takkan selamat."
"Lalu, apa yang bisa dilakukan Ardeth, Paman? Lihat, dia sudah sekarat!"
Ardeth yang mendengar kata-kata Hafiz, tampak siap dengan gilirannya dan berkata, "Energi sihir Firatya ada yang tertinggal dalam diriku. Aku bisa membantu ayahmu. Rasanya, hidup atau mati aku sudah tak peduli. Jika aku gagal bernapas lagi, sampaikan pada Covar, aku sungguh minta maaf. Dante benar, aku harus merasakan derita yang sama, dan sekarang, aku harus membayarnya!"
Ardeth menyusul Dante. Energi hitam Firatya dalam dirinya muncul, menguatkan tenaganya untuk bertempur meski tak seberapa.
Selanjutnya, Hafiz hanya bisa menyaksikan peristiwa yang ia harap cuma sebuah mimpi. Setelah cukup lama ia harus meninggalkan Airyn, ternyata dirinyalah yang membawa sang ratu. Entah, mimpi buruk apalagi yang harus ia jalani. Rasanya, mulai detik ini, hidupnya takkan pernah sama.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Carlo Dante : A King's Chapter of Life
FantasySepak terjang Carlo Dante ketika masa restorasi kapal induk Saturn Gallant II. Menghadapi komplotan penjahat membutuhkan konsentrasi tinggi dan pengorbanan fisik. Ia harus rela berpisah dari Eyn Mayra selama bertahun - tahun, bahkan dipenjara di Ch...