Tirai besar itu tersibak dan muncul seseorang. Ramshad sengaja menghadang atasannya, Al Hadiid, panglima perang kerajaan Eyn, yang hendak menuju ruang baca di istananya.
"Carlo Dante tidak akan sanggup menerima kenyataan pahit ini. Dia kehilangan segalanya!" protes salah satu tangan kanan Al Hadiid itu.
"Berarti dia bukan raja yang tangguh. Minggir!" perintah Al Hadiid hendak berlalu tanpa mengindahkan ucapan Ramshad.
"Situasi berubah sangat cepat. Mengapa Ardeth begitu mudah menguasai kerajaan Eyn?"
Pertanyaan Ramshad membuat risih telinga Al Hadiid. Cepat ia membalikkan badan lalu menatap bawahannya, menjawabnya dengan amarah. "Tanyakan itu pada Dante sebelum kau kembali kemari! Dante sengaja menutup portal telepati dan teleportasi agar siapapun tidak bisa menemuinya. Bahkan ketika detik-detik Eyn diserang, kami tidak berdaya karena Ardeth langsung mengincar Ratu. Kemana Dante saat itu?! Yang jelas sudah dua kali dia melakukan kesalahan sehingga mengakibatkan kehancuran istana! Dia masih tak peduli meski Eyn Rasyid telah mengangkatnya menjadi raja!"
Mendengar itu Ramshad terdiam, namun dalam hati mustahil ia tunduk pada Ardeth yang berhasil merebut istana yang masih menunggu raja yang sah menduduki singgasananya. "Jadi, semua kisah itu tidak berarti? Perjuangan Dante dan Ratu Eyn Mayra selama ini cuma mimpi?"
"Tidak ada yang perlu kau pahami, Ramshad. Lakukan saja tugasmu. Anggap saja Carlo Dante sedang berada di bagian bawah roda kehidupannya. Dia sudah kehilangan segalanya, termasuk kekuatan Eyn yang diperoleh melalui bantuan Airyn. Besok, dia akan kembali menjadi manusia biasa."
Mata Ramshad terbelalak, dadanya turun naik menahan emosi. Ia baru menyadari Al Hadiid belum mengetahui apa yang sedang terjadi pada Dante saat ini. "Itu tidak boleh terjadi! Dia berada di tengah 'kawanan serigala' yang mengincar nyawanya!"
"Lalu? Apa yang kau lakukan? Memberitahunya? Membantunya?"
"Yang Mulia Eyn Huza pasti dapat memberi solusinya." Belum sempat kaki Ramshad beranjak, kata-kata Al Hadiid menghentikannya.
"Dia lebih tidak berdaya, Ramshad! Sudahlah! Relakan Carlo Dante dan mulailah memikirkan nasib kerajaan kita. Sekarang pergi dan tuntaskan tugasmu! Jangan sampai pasukan kita belum siap ketika Raja Ardeth memeriksa kesiapan mereka."
"Baik, siapapun mungkin dapat menghentikan langkah Ramshad mencari kebenaran, namun Carlo Dante? Dia akan kembali, dan ketika itu terjadi, saya akan memastikan dia mendapatkan dukungan pasukan sebab hanya dia raja yang sah!"
Sepeninggal Ramshad yang menghilang di balik bayangan, Al Hadiid bergumam pelan, "Tak seorangpun berpihak pada Ardeth, Ramshad. Semoga kau lekas melihat kebenaran."
***
Ardeth menatapnya nanar, penuh kebencian dan mungkin tengah memutar otak bagaimana cara menyingkirkan posisinya dari sisi ibunya. Laki-laki itu hanya mengincar sang ratu dan saat ini sudah berhasil membuat ayahnya patah hati. Senyum remeh tanda kepura-puraan menghias bibir Ardeth yang sesungguhnya tampan seandainya ia orang yang baik.
"Kau kembali? Wahai Sang Pangeran putra Eyn Mayra. Tentu aku tidak akan menyebut nama ayahmu karena dia sudah tamat. Ternyata sangat mudah menghancurkan Space DJ Saturn Gallant yang bertahun-tahun dikenal tangguh. Menyerang hatinya adalah strategi yang tidak pernah terpikirkan oleh siapapun. Dan aku menang! Kau tidak memberi ucapan selamat?"
Sebesar apapun dendam yang berkecamuk dalam dada Hafiz, ia memilih untuk tetap tenang. Tiada guna meladeni pria yang terobsesi pada kekuasaan itu. "Selamat. Kau puas? Ada lagi yang hendak kau katakan padaku? Bahwa kini kau berhasil menguasai ibuku? Perlu kau tahu, bukan ayahku yang akan patah hati, tapi kau! Mereka saling mencintai dan sikap ibuku yang menjauh itu tak lain akibat ulahmu. Buat apa mempertahankan wanita yang sangat jelas tidak sudi memberikan cintanya padamu? Atau...kau lebih menikmati kepalsuan yang dipersembahkan Namira untukmu? Jika benar begitu, maka aku sangat berduka. Sungguh." ucap Hafiz seraya menempelkan telapak tangan ke dadanya seolah ia bersedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Carlo Dante : A King's Chapter of Life
FantasySepak terjang Carlo Dante ketika masa restorasi kapal induk Saturn Gallant II. Menghadapi komplotan penjahat membutuhkan konsentrasi tinggi dan pengorbanan fisik. Ia harus rela berpisah dari Eyn Mayra selama bertahun - tahun, bahkan dipenjara di Ch...