Beat 27 : Kesempatan Kedua Ardeth

14 2 0
                                    

Kening pria bertubuh penuh gumpalan otot berpeluh itu berkerut tatkala seorang utusan membisikkan kabar gembira bahwa putra kedua Eyn Mayra sudah lahir. Bayi itu memang bukan darah dagingnya dan ia sama sekali tak tertarik merayakan peristiwa bahagia tersebut. Satu-satunya alasan penantiannya hanyalah ibu sang bayi, sekaligus ratu kerajaan Eyn, Eyn Mayra. Sayangnya, hingga detik ini, ia belum mampu menyingkirkan rival terberat yang selalu membentengi Eyn Mayra.

Siapa lagi kalau bukan Carlo Dante?

Berbulan-bulan lamanya Ardeth terpaksa menunggu hingga waktunya tiba. Tak bijak mengganggu wanita hamil, pikirnya. Orang akan menganggapku apa?

Namun tiap kali teringat sosok suami wanita pujaannya, nyalinya menciut. Pertarungan terakhir ia kalah telak, hingga benci kian menumpuk. Ia tahu harus segera memutar otak agar Eyn Mayra kembali terlena dalam pelukannya. Meski cinta itu palsu. Walau tunduk wanita itu tiada lain pengaruh tenung seorang penyihir, Ardeth tak peduli!

Eyn Mayra adalah cinta sejatinya, ratu hatinya, belahan jiwa, dan entah apalagi untuk menyebut dia sebab telah membuatnya tergila-gila. Ardeth, memang buta karena cinta. Perasaan ini menderanya, sangat menyiksa, tapi aneh ... ia menyukainya. Semakin akrab dengan kegagalan, makin penasaran dan gencar nafsunya merusak rumah tangga orang.

Kembali wajah Dante terbayang, tanpa sadar mengutuk dalam hati akan datangnya suatu hari ketika Eyn Mayra menyerahkan diri dengan suka hati, sementara suaminya yang berasal dari bangsa manusia itu cuma bisa memandang tanpa daya.

Ya, hari itu pasti akan tiba!

Lamunannya buyar. Firatya muncul tiba-tiba di belakangnya, tanpa permisi membaca pikirannya. Ia segera memerintahkan semua pengawal di arena latihan itu segera angkat kaki. Tubuh Ardeth kini berhadapan dengan sang ratu Mesir, sosoknya yang tinggi kelam menyimpan aura kegelapan akibat dendam sama sekali tidak menyurutkan niat wanita itu untuk bicara empat mata. Mata Firatya lurus membalas tatapan serigala di depannya yang haus cinta. Seorang raja yang tertutup mata hatinya hanya demi memenuhi sebuah ambisi.

"Kebetulan kau datang. Saat ini aku ingin menerkam seseorang," kata Ardeth berat. Walau dikuasai birahi, ia cukup waspada dengan reaksi wanita berparas cantik namun berhati sedingin es itu. Siapapun tahu kekuatan Firatya sangat berbahaya. Tetapi, bagaimana bila mencobanya? "Aku akan menerimamu sebagai hidangan pembuka." lanjut sang raja Hinnan kian dekat. Kedua wajah mereka tak lagi mengenal jarak.

Selang beberapa saat, Firatya mulai bereaksi. Pelan sedikit mendongak, mengimbangi sorot 'lapar' lelaki di depannya tanpa tergoda oleh aroma maskulin dan daya pikat ketampanan Ardeth. Wanita biasa pasti langsung terbius dan jatuh dalam rayuan maut tersebut. Namun dia hanya berkomentar pendek, "Kau menyedihkan!"

Dingin tapi mengiris bak sembilu langsung ke ulu hati Ardeth yang paling dalam. Nafsunya yang menggebu langsung hilang. Firatya melenyapkan seleranya detik itu juga.

"Kita sama-sama ditolak cinta. Jangan munafik, Firatya! Kau juga tersiksa oleh hasrat bercinta yang sama. Aku heran, bagaimana kau mengekang nafsumu? Atau ... kau mati-matian menutupi rahasia itu di dalam kamarmu? Sesekali kau harus melupakan Zeke Ashtone. Kujamin, aku lebih baik dari dirinya."

"Berhentilah membicarakan Zeke, ataupun Ratu Eyn Mayra, Ardeth! Saatnya kau memikirkan langkah menghancurkan Dante. Atau ... kau sudah menyerah?" selisik Firatya, satu alisnya terangkat.

"Menyerah? Aku hanya berhenti bila Eyn Mayra tiada. Selama wanita itu masih bernapas, aku tidak akan pernah membiarkan Carlo Dante hidup tenang! Dia ... dan anak-anaknya, kelak harus menderita karena kehilangan ibunya." Api yang membara di mata Ardeth tiba-tiba meredup, pelan, namun Firatya sempat mendengar hembusan napasnya. Urat kepalan tangannya mengendur. Lanjutnya, "Tapi ... terus menerus berpikir menjegal Carlo Dante membuatku pusing! Kian hari dia semakin susah ditaklukkan. Kekuatannya bertambah, kekuatan yang ia dapatkan cuma-cuma setelah memperistri Eyn Mayra!" gerutu raja Hinnan itu tak ada habisnya.

Carlo Dante : A King's Chapter of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang