Eyn Huza tampak tak terkejut melihat kehadiran Dante di istananya. Sikapnya dingin dan acuh, lain dari biasanya. "Mengapa kau datang?" tanyanya datar.
"Mengapa aku ... ?" Tidak habis pikir justru pertanyaan itu yang menyambut dirinya. "Eyn Huza, penjagaan ketat pengawal asing di mana-mana, dan seorang pria berengsek tinggal di istana Eyn Mayra! Di istana istriku! Apa yang terjadi?!"
"Tanyakan pada dirimu sendiri, Dante! Kau terlalu sibuk mengurus dunia luar sehingga menganggap kami sama sekali tidak penting bagimu?! Kami bahkan tidak bisa meminta bantuan atau sekadar menghubungimu. Inilah yang terjadi, dan kau masih bertanya ada apa? Kerajaan ini milikmu tapi kau belum mengakui statusmu sebagai seorang raja, sehingga akhirnya semua terlambat dan raja Hinnan itu yang menguasai kerajaan Eyn sekarang."
"Akan kuusir dia sekarang!" Belum sempat Dante membalikkan badan hendak membuat perhitungan, Eyn Huza malah mencegahnya.
"Kau yang seharusnya pergi, Dante! Kau bukan bagian dari kami lagi!"
Tatapan Dante kosong tak mengerti. Setelah Eyn Mayra, kini Eyn Huza juga .... "A-apa maksudmu?"
Kakak Eyn Mayra itu berjalan ke arah Dante, balas menatapnya tajam. "Jika kau lakukan itu, rakyat akan menderita. Pembantaian besar akan terjadi dan kita akan hancur saat ini juga! Zaghas Ardeth lebih kuat darimu dan menantangnya justru akan membuat Eyn Mayra celaka. Dan, tahukah kau di mana putramu berada? Hafiz pergi ke Dark Kent agar dapat menghubungimu! Dia berusaha menemui Airyn untuk membuka kembali telepati yang sengaja kau tutup. Siapa yang kejam sesungguhnya? Bukan Ardeth, melainkan kau, Dante! Kau yang menyebabkan kami berkali-kali hidup dalam nestapa namun jika kali ini Eyn Mayra lebih bahagia, maka aku pun akan merestuinya jika dia memilih Ardeth sebagai pendampingnya. Jadi berhenti bersikap kaulah pahlawannya dan pergilah sekarang juga!"
Dante tertegun. Matanya tak berkedip sekalipun mendengar kata demi kata Eyn Huza yang berakhir pada pengusiran dirinya. Setelah sadar apa yang harus dilakukannya, Dante menjawab pasrah dan pamit penuh hormat meskipun kedua matanya mulai berkaca-kaca. "Baik, maafkan aku. Aku tidak akan menginjakkan kaki di tempat ini lagi." Setelah mengucapkan itu, Dante berjalan menjauh, menghilang melalui teleportasi.
Cukup lama bagi Eyn Huza melepas kepergian Dante dengan dada sesak dan penuh penyesalan ketika suara Namira memujinya dari belakang seraya bertepuk tangan bangga, puas atas pertunjukan yang telah direncanakan rajanya.
"Kau berbakat, Eyn Huza. Bagus! Tetaplah tunduk dan lakukan tugasmu. Dengan begitu ratu kalian akan selamat."
"Apa yang telah kalian lakukan padanya? Mengapa istana Eyn Mayra kelam dan sunyi? Bisakah rajamu mencintai wanita yang bukan istri orang lain?!"
Senyum Namira licik seperti ular. Ksatria wanita yang punya bakat dan kegemaran meracik mantra itu menjawab pertanyaan Eyn Huza dengan nada dingin. "Eyn Mayra dalam pengaruh mantraku. Dia sangat mudah diguna-guna. Kami mengisi istananya penuh dengan prajurit Hinnan! Rajaku begitu tergila-gila padanya sampai menemaninya tiap waktu. Ya, Eyn Huza, ini cuma soal waktu. Setelah kami berhasil membereskan gadis penguasa Dark Kent yang melindungi Eyn Mayra, Raja Ardeth akan melakukan kewajibannya. Menjadikan Eyn Mayra sebagai ratunya dan ibu dari anak-anaknya. Lebih terhormat daripada yang bisa dilakukan Carlo Dante! Orang yang kau anggap raja itu pasti hancur pelan-pelan dan akan tiba masanya, rakyat Eyn dan kalian semua melupakan Dante, selamanya!"
Wanita jahat itu pun pergi.
Eyn Huza tetap pada posisinya ketika suara lain terdengar di telinganya. Suara milik seorang gadis yang lama mengamati percakapan itu tanpa diketahui Namira. Airyn.
"Jangan menyesali ucapanmu. Dante akan kembali." kata gadis itu yakin.
Eyn Huza menoleh ke arahnya, "Bagaimana mungkin? Aku sudah mengusirnya padahal dia berdiri tepat di depan mataku! Seharusnya aku memberinya isyarat bahwa Eyn Mayra dalam bahaya! Mengapa aku harus menuruti kata-katamu agar tunduk pada musuh? Aku juga tahu kegelapan itu akan datang namun bukan begini yang terjadi. Aku ... aku telah mengusir rajaku sendiri." sesal ksatria berambut perak itu seperti kehilangan akal. Lanjutnya dengan nada bergetar, "Eyn Mayra, dia ... apa yang terjadi padanya? Dan Hafiz? Bukankah dia seharusnya bersamamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Carlo Dante : A King's Chapter of Life
FantasíaSepak terjang Carlo Dante ketika masa restorasi kapal induk Saturn Gallant II. Menghadapi komplotan penjahat membutuhkan konsentrasi tinggi dan pengorbanan fisik. Ia harus rela berpisah dari Eyn Mayra selama bertahun - tahun, bahkan dipenjara di Ch...