2-naskah hari kedua

472 23 0
                                    

Saat istirahat, April keluar dari kelasnya, di depan kelas, gadis itu mengamati sekeliling sekolahnya. Dia mengamati lapangan yang terdapat beberapa anak basket sedang berlatih di situ. Dan, cowok mirip Galuh juga disana, ah ya namanya Galih bukan?

Melihat itu, April bermaksud turun menemui Galih. Saat April sudah berdiri di depan lapangan, cewek itu berhenti, hanya mengamati dari jauh. Galih sedang bersama satu teman perempuan sekelasnya, itu gadis kemarin. Terlihat gadis itu sedang mencoba mengelap keringat Galih yang bercucuran. Cewek itu juga terlihat memberikan air mineral kepadanya. Entah apa hubungan mereka, sampai-sampai seromantis itu. Sedang April tertegun melihat sikap mereka yang tak biasa. Mungkin maksudnya perasaannya yang tidak biasa melihat sikap mereka.

Salah seorang teman cowok Galih mendekati April. "Eh, bukannya lo cewek kemarin ya?" Ujar cowok itu, April mengerutkan keningnya tidak paham dengan istilah cewek kemarin. Bahkan dia juga tidak kenal dengan cowok ini.

"Ha?"

"Gue Andra temen Galih, kemaren gue liat lo marah-marah ke Galih, lo kenal Galih?" Belum sempat April menjawab pertanyaan Andra, cowok itu justru terkekeh membuat April tidak jadi bicara. "Ya pasti lo kenalkan? Kenapa gue jadi tanya gitu? Hehe, sorry, itutuh Galih disana, samperin aja" Andra menunjuk Galih, April tersenyum kecil.

"Eh iya, makasih" ucapnya yang kemudian pergi menuju Galih, sebenarnya dia benar-benar tidak enak hati untuk menghampiri mereka, takut mengganggu.

"Hai," sapanya setelah disana.

Dua sejoli itu segera menatap kearah April, cewek di sebelah Galih tersenyum sambil menunjuk April. "Hai juga, Eh April ya? Benerkan?" Ucapnya antusias, April hanya mengangguk pelan sembari membalas senyum cewek itu.

"Oh ya, nama aku Kanza, " ucapnya sambil mengulurkan tangan, April sedikit canggung dengan sikap hangat Kanza, namun gadis itu berusaha menutupinya dengan menerima uluran tangan Kanza. "April ada urusan apa?" Tanya nya.

April sedikit gugup, gadis itu melirik Galih sebentar, lalu saat ternyata cowok itu juga sedang menatapnya April membuang muka. "A-ada urusan sebentar, em maaf, tapi boleh pinjam dia sebentar?"

Melihat April menunjuk Galih, Galih dan Kanza saling menukar pandang. Kemudian gadis ramah itu tersenyum. "Oh iya, boleh lah, "

"Kanza?"

April dan Kanza sama-sama menoleh kearah Galih. "Iya? " Kanza menjawab panggilan Galih yang entah apa maksudnya tadi. "Em, ya udah aku duluan, kalian mau bicara berdua kan?"

"Makasih, " timpal April yang kemudian dibalas senyum oleh Kanza. Gadis itu kemudian pergi.
April gugup saat tertinggal dirinya dengan Galih, April hanya mengikut saat Galih duduk di bangku pinggir lapangan. Cowok itu terdengar menghela nafas membuat April tambah merasa tidak enak.

"Ma---aaf" ucapnya tergagap.

"Untuk apa?" Galih tak menoleh pada April, cowok itu menjawab pernyataan April dengan dingin. Mungkin masih kesal dengan kejadian kemarin.

"Kemarin, a-aku kira kamu teman aku, "

"Cuma itu? Udah gue maafin," cowok itu masih keukeuh menatap kedepan dan tidak menoleh pada April.
April menghela nafasnya pelan.
"Sebenarnya aku pikir kemarin kamu itu Galuh, aku bersikap seperti itu, karena aku pikir Galuh sedang ngasih kejutan, dan kejutannya itu pura-pura gak kenal aku, semalam aku juga sempat telpon Galuh, tapi dia bilang dia bukan dia. Dia bilang, itu kamu, Galih, saudara kembar Galuh ?" Jelas April mulai melega karena akhirnya dia bisa mengatakan semua unek-unek dalam hatinya. Dia juga senang, karena ternyata sedari tadi dia bicara panjang lebar dengan orang asing. Itu artinya April mulai berubah bukan?

Pieces Hurt [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang