Apa yang kamu rasakan sesaat setelah bertemu sosok asing yang seharusnya menjadi salah satu alasanmu hidup? Apakah kamu harus bahagia dengan kehadirannya yang bahkan tidak pernah kamu harapkan lagi? Bukan, gadis itu tak membencinya, hanya saja, dia masih tak tau ekpresi apa yang harus dia tunjukan. Dia takut menyakiti perasaan orang asing itu jika dia menunjukan ekspresi aslinya yang sebenarnya tidak ingin perduli dengan segala hal tentangnya, lagi. Dia terlalu kecewa, dia terlalu sakit, dia terlalu mati rasa ketika pelukan yang justru hangat namun berarti kehampaan untuknya.
Tlak.
Dani meletakan sendoknya diatas piring. Dua perempuan dihadapannya menoleh kearah Dani. Ya, keluarga yang sudah lama tidak bersatu itu sedang menikmati makan malam dengan suasana dingin. Tidak ada obrolan hangat yang mampu mencairkan dinginnya suasana itu yang mungkin sudah membeku. Hanya suara dentum sendok dengan piring yang mewakili perasaan masing masing.
"Apa rencanamu setelah ini?" Tanya Dani sambil menengok pada wanita paruh baya di depannya.
Mendengar pertanyaan Dani yang seperti bukan ditujukan untuknya, April kembali melanjutkan makan. Dia hanya ingin menyelesaikannya dengan cepat, kemudian pergi ke kamar, mengunci kamarnya lalu berbicara dengan dirinya sendiri sebenarnya situasi apa ini?
Sedang disisi lain, wanita paruh baya itu menatap kearah April sebentar, tatapan nya benar benar merasa bersalah. Pupil matanya sudah berair, namun dia paham bagaimana harus menahannya. Dia tidak mungkin menitikan air mata dalam situasi seperti ini. Dia ingin menjadi perempuan tangguh seperti kelihatannya. "Aku belum tau mas, mungkin besok aku akan cari kosan disekitar sini, jadi aku mau izin untuk menginap sehari boleh kan?"
"Gak masalah asal hari ini saja, sebenernya saya juga gak peduli kamu akan tinggal dimana" Dani mengucapkannya dengan dingin, tatapan nya tak berubah sama sekali, menusuk setiap mata yang beradu dengannya.
"Malam ini mama tidur dengan kamu ya sayang?"
April diam sejenak mendengar ucapan wanita itu yang tidak lain adalah ibu kandungnya sendiri, dan tak ketinggalan wanita yang paling asing untuknya saat ini. Gadis itu hanya mengangguk tanpa membalas tatapan yang dia juga bisa merasakannya.
Dani tak melanjutkan makannya, dia langsung pergi tanpa mengatakan apapun dan masuk ke kamarnya. Kini tersisa dua orang, dirinya dan Anggi - Mama April -. April semakin berusaha mempercepat makannya, sedang Anggi dengan diam hanya mengamati putrinya menghabiskan makanan.
"Makannya yang lahap ya biar badan kamu lebih berisi, kamu keliatan kurus sayang" ucap Anggi basa basi, dia masih berusaha untuk mencairkan suasana. Sedang gadis yang diajak bicaranya masih diam canggung. Wanita itu mengambil secentong nasi lalu hendak menaruhnya pada piring April. Melihat itu April segera memundurkan piringnya. "Loh kenapa?" Tanya Anggi lagi, April hanya menggeleng masih menutup mulutnya. "Makannya yang banyak dong, ""Gak" ucap April akhirnya, dia reflek mengucapkan itu, gadis itu semakin menunduk menghabiskan sisa sisa makanannya. "Aku udah kenyang" lanjut April setelah makanan di piring nya habis.
Anggi tersenyum, tangannya sekarang beralih mengambil piring milik April berlanjut ke beberapa piring kosong lainnya. "Kamu naik dulu gak papa sayang, nanti mama nyusul ya, mimpi indah malaikat kecil mama.."
April sudah berjalan menuju kamarnya. Kakinya melemas bersama dengan jantungnya yang berdegup kencang saat mendengar kalimat terakhir dari Anggi. Entah kenapa nafasnya sesak, rongga dadanya terasa terhimpit seperti ada yang tengah menghantamnya saat itu. Gadis itu semakin cepat dalam jalannya, setengah berlari. Segera membuka knop pintu kamarnya lalu melemparkan tubuhnya diatas kasur. Tangannya berusaha menekan matanya yang terasa panas. Dia tidak ingin menangis, tapi air mata itu keluar tak mendengar kata hatinya. Gadis itu tetap mengeluarkan air matanya walau sesekali jemarinya segera mengusap air mata itu supaya tak membasahi pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pieces Hurt [Tamat]
Roman pour AdolescentsRank=> 8-bertepuk sebelah tangan (140619) 9-bertepuk sebelah tangan (250619) Sebuah Kehidupan SMA yang sebenarnya. Ceritanya sedikit terdengar *klise* sama kehidupan asli. Bukan dalam cerita sastra. Bukan tentang badgirl atau badboy at...