"Aku sudah sampai di depan" ucap Mei dalam hati seraya mengetik pesan untuk sang gadis yang di tungguinya keluar. Tak berselang lama, gadis itu keluar dengan senyum manis sumringah yang selalu berhasil membuat jantung Mei berdegup kencang. Walau ini bukan pertama atau kedua kalinya, perasaan Mei pada April tetap sama. Jantungnya bahkan sudah terbiasa dengan istilah "mau copot" yang biasa di hiperbolakan manusia.
Ya. Cerita ini masih milik mereka, April dan Mei. Bahkan semesta yang sekiranya menjadi pasang mata dalam kisah percintaan banyak manusia, masih saja mencuri drama percintaan mereka untuk kemudian di abadikan dalam sebuah buku ini. Entah apa yang membuat semesta begitu tertarik dalam cerita mereka.
"Maaf lama nunggu ya?"
"Enggak kok, aku juga baru nyampe"April mengangguk dan ber-oh. Sedang Mei, segera melakukan ritualitasnya yaitu mengenakan helm pada kepala April, lalu mengaitkannya hingga bunyi 'klik' . Kemudian mereka naik motor, segera melaju ke sekolah.
Menjemput dan mengantar April dari rumah atau sekolah merupakan tradisi yang menjadi kewajiban Mei. Padahal April tidak pernah memintanya, terlebih lagi karena rumah mereka yang berjauhan dan tak searah. Tapi kata Mei, dia hanya berusaha menjalankan amanah yang disampaikan Dani-ayah April-. Ketika mendengar jawaban itu April segera menanyakan nya pada Dani, dan katanya, Dani tidak pernah meminta Mei untuk antar-jemput April seperti tukang ojek.
Mendengar jawaban keduanya yang berbeda, April kembali menanyakan hal yang sama pada Mei. "Kamu bohongkan waktu bilang ayah minta kamu buat antar jemput aku?"
Mei justru menjawab"Aku gak pernah bilang gitu"
"Lah si?"
"Aku bilangnya karena itu amanah dari Om Dani"
"Tapi Ayah gak pernah kasih amanah kaya gitu"
"Pril, yang dikasih amanah sama Ayah kamu itu aku, aku ingat jelas waktu Ayah kamu bilang harus ngejagain putri satu satunya. Nah aku antar-jemput kamu kaya gini itu termasuk dalam penjagaan putrinya, jadi ini itu termasuk amanah dari Ayah kamu" jelasnya.Mendengar jawaban Mei yang sedikit berlebihan itu hampir membuat April tertawa. "Kamu berlebihan Mei.."
"Enggak April.. Aku gak bisa ngebiarin kamu sendirian di bus ataupun mikromini yang gak jelas didalamnya itu orang baik semua atau enggak. Nanti kalo kamu kenapa kenapa gimana? Kamu diapa apain, di culik? Kan nanti aku juga yang bakal kena semprot Ayah kamu"
"Haha Mei, kamu ada ada aja, mana ada yang begitu,"
"Emang udah gak ada ya? Oh iya yang ada justru aku yang culik kamu, terus beneran kena semprot Ayah kamu deh, haha"
April ikut tertawa. Dibalik itu, sebenarnya dia selalu merasa tidak enak jika harus di antar-jemput oleh Mei seperti ini. Dia takut merepotkan, padahal dia juga tau Mei tidak akan merasa di repotkan sama sekali.
:-)
Tangan keduanya saling bergandengan menuju kelas April. Pagi pagi sudah menjadi tontonan siswa siswi lainnya, tapi siapa yang perduli? Orang kasmaran pasti menganggap dunia hanya milik mereka berdua.
Dengan wajah yang sedikit malu April mendekatkan mulutnya pada telinga Mei yang lebih tinggi darinya, dia berbisik. "Malu ah Mei!" Ucapnya seraya berusaha melepaskan genggamannya dari Mei.
Mei tak memperdulikan, dia justru semakin erat menggenggam April dengan senyum pongah khasnya. Kemudian April diam menunduk dengan wajah nya yang masih tersipu. April tetap tidak nyaman menjadi perhatian. Sedangkan Mei, cowok itu selalu menolak ucapan April yang seperti tadi. Dan ya, dia akan menjawab dengan
"biar aja, biar semuanya tau kalo kamu itu cuma milik aku".
Tapi itulah Mei, dia tidak pernah memperdulikan ucapan orang lain. Karena menurutnya, hidupnya ya hidupnya, hidup orang lain ya orang lain.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pieces Hurt [Tamat]
Teen FictionRank=> 8-bertepuk sebelah tangan (140619) 9-bertepuk sebelah tangan (250619) Sebuah Kehidupan SMA yang sebenarnya. Ceritanya sedikit terdengar *klise* sama kehidupan asli. Bukan dalam cerita sastra. Bukan tentang badgirl atau badboy at...