Setelah sepekan mengistirahatkan tubuh dan pikirannya, hari ini April kembali bersekolah. Sejujurnya masih tidak ada yang berubah dari gadis itu, namun sekarang dia kembali menjadi dirinya yang menunjukan bahwa semuanya baik baik saja. April hanya mengikuti apa yang perasaannya inginkan, percuma dia mau berlagak apapun orang orang juga tidak terlihat akan peduli. Dirinya yang terlihat semakin menjauhi interaksi sosial juga tidak mendapat tanggapan dari orang lain. Dan dia tidak menyesali sikapnya ini.
Sampai jam istirahat kini, April masih tidak terlihat berinteraksi dengan orang lain kecuali seperlunya. Setelah Putri teman sebangkunya memilih untuk pergi ke kantin, dirinya hanya menangkup wajahnya dilengan bersiap untuk tidur. Tidur adalah obat terbaik jika perasaannya sedang tidak karuan.
"April!" Panggil seorang yang membuat gadis itu kini mendongak.
"Hai Za!" Sapa April saat mendapati Kanza didepan mejanya. Memang Kanza yang memanggilnya tadi, dan sekarang gadis itu memilih duduk disebelah April.
"Kamu udah sembuh?" Tanya Kanza membuat April mengangguk dengan senyum tipis dibiarkan mengembang pada bibirnya.
"Aku udah sembuh" beonya yang ikut membuat Kanza tersenyum.
"Alhamdulillah kalo gitu.." Kanza mengetukkan jarinya pada meja terlihat tengah berpikir. Sedang April masih diam menunggu Kanza mengatakan maksud kedatangannya.
"Nanti boleh temenin aku gak?"
April mengerutkan keningnya. "Kemana?"
"Ummm, tunggu nanti pulang sekolah ya!" April hanya mengangguk mengiyakan, setelah itu Kanza pamit untuk pergi karena merasa lapar.
April yang sudah tidak merasa mengantuk akhirnya hanya membuka headphone miliknya. Jemarinya membuka aplikasi chatting dan terlihat beberapa pesan yang selama sepekan ini enggan untuk dibuka. Dirinya bahkan tidak memegang headphone sama sekali, dan baru kemarin malam dia mengambilnya dilaci untuk di charger.
Yang pertama dia buka adalah pesan dari Mei. Banyak sekali pesan dari cowok itu. Dan hampir semua pesannya menyiratkan kekhawatiran. Dalam hatinya, April berulang kali meminta maaf, dia cukup sadar diri untuk tidak akan lagi membuat cowok itu khawatir padanya.
"Aku udah sembuh Me, hari ini aku berangkat sekolah"
"Fighting!"Hanya dua pesan itu yang akhirnya dia kirim.
Sekarang gadis itu berniat membalas pesan yang lainnya, menurutnya sangat tidak sopan untuk membiarkan pesan pesan itu. Dari mulai pesan dari Bu Anjani wali kelasnya, teman sebangkunya Putri, Kanza, juga dari beberapa anak yang satu kelompok belajar dengannya. April membalasnya satu satu.
Hingga pada pesan terakhir, April terlihat mengerutkan keningnya saat menyadari ada satu nomor asing. Disana hanya tertulis "Pril", tidak ada pesan yang lain.
April berniat mengabaikannya, namun setelah dia membuka pesannya tadi justru nomor asing itu terlihat sedang mengetik.
April menunggunya hingga sebuah pesan muncul."Aku tunggu didepan sekolah kamu ya pulang nanti"
Kerutan di kening April semakin terlihat jelas. Dirinya membalas pesan itu dengan 'ini siapa?' Bermaksud menanyakan siapa orang itu sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pieces Hurt [Tamat]
Roman pour AdolescentsRank=> 8-bertepuk sebelah tangan (140619) 9-bertepuk sebelah tangan (250619) Sebuah Kehidupan SMA yang sebenarnya. Ceritanya sedikit terdengar *klise* sama kehidupan asli. Bukan dalam cerita sastra. Bukan tentang badgirl atau badboy at...