43 - Tempat Kembali yang Asing

25 5 0
                                    

Disisi lain. Saat itu, langit mulai menggelap sedangkan putrinya masih belum pulang. Ya, April belum juga pulang sejak pagi yang pamitnya hanya pergi ke supermarket namun sampai maghrib anak itu belum juga kembali. Dani sudah bolak balik didepan pintu dengan tangan yang tak bisa berhenti menelpon putri satu satunya. Dia khawatir terjadi sesuatu pada April. Semoga saja tidak kenapa-napa.

Entah untuk yang keberapa kalinya, Dani menghela nafas. Hingga akhirnya dia memilih untuk mengambil kunci mobil lalu segera melajukan mobil itu menuju tempat yang dia perkirakan April sedang 'disembunyikan' disana.

Sesampainya, Dani menekan bel dengan tidak sabar. Rahangnya sudah mengeras, perasaan khawatirnya sudah menyatu dengan emosi. Dan ketika si pemilik rumah membukakan pintu, Dani langsung menyerobot masuk tak peduli.

"April! April keluar! " teriak Dani yang tentu saja membuat Anggi si tuan rumah bingung sekaligus terkejut.

"Kamu sembunyikan dimana April?!" Tanyanya masih dengan nada tinggi.

"Maksud kamu apa si mas? Dateng dateng teriak April, tahu sendiri April tinggal dirumah kamu kenapa nyari disini?"

"Gak usah bohong kamu! Kamu sembunyikan dimana April! April keluar sekarang!" Dani masih terbawa emosi, tingkah Dani yang seperti ini membuat perasaan Anggi tidak enak. Terlebih kedatangan Lelaki itu yang tiba tiba, pikirannya mulai kalut, takut terjadi sesuatu pada putrinya.

"April kenapa mas?" Tanya Anggi dengan tatapan yang menunjukan sirat khawatir didalamnya.

"Kamu sembunyiin April dimana?!"

"Apaansih mas dari tadi sembunyiin sembunyiin! April gak ada disini! Apa maksud kamu bilang aku nyembunyiin April? April gak ada di Rumah kamu? Dia kemana?" Pertanyaan dari Anggi menyadarkan Dani. April tidak ada disini, berarti gadis itu memang sedang tidak ingin di rumah, atau kabur dari rumah?

Dani memijit keningnya frustasi. Sedang saat itu Anggi yang gantian kelabapakan karena pikirannya memikirkan hal hal yang tidak ingin dia pikirkan.

"Mas? April kenapa?" Tanya Anggi setelah beberapa saat diantara mereka hanya ada keheningan.

"Tadi pagi dia bilang mau ke supermarket tapi sampe sekarang anak itu belum pulang"

"April hilang?!"

"Bukan kayak gitu,"

"Terus kenapa? April kabur dari rumah? Mas kita telfon polisi sekarang, aku takut April kenapa kenapa" pinta Anggi tak tenang.

"Mana ada polisi mau ngusut berita kehilangan belum dua puluh empat jam Nggi?"

"Kalau temannya? Gimana sama teman temannya April? April punya pacarkan, siapa tahu April main sama dia tapi gak bilang ke kamu mas, kamu tahu nomornya?"

Dani mengangguk, dia hampir lupa bahwa ada Mei yang mungkin saja bersama dengan April sekarang. Dengan cepat lelaki itu mengambil handphone yang ada didalam sakunya dan segera menghubungi Mei.

Setelah dua panggilannya tidak terjawab, akhirnya Mei mengangkat telepon Dani.

"Halo Me?"

"Iya om, ada apa om? Maaf Mei lagi latihan tadi gak tahu Om Dani ternyata telepon"

"April ada disitu gak Me?"

Mendengar Dani menyebut nama mantannya, Mei terdiam sebentar. "April?" Beo Mei.

"Iya, dia pergi tadi pagi tapi sampe sekarang belum pulang pulang, dia sama kamu kan?"

"April gak disini om, Mei cuma sama teman teman Mei, udah di telepon Om?"

Pieces Hurt [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang