41-Tidak terlalu baik

90 9 0
                                    


Mungkin akan terdengar klise ketika tidak bisa berteman baik dengan mantan. Sekalipun mereka mengatakan "kita masih bisa temenan kan?" Tapi nyatanya hubungan baik yang diakhiri dengan cara yang baik juga tetap membuat mereka tersakiti. Hal hal yang selalu dilakukan bersama, justru terasa sakit hanya karena mengingatnya.

April pikir keputusan mereka itu yang terbaik. Dia tidak menyangka ternyata semuanya tetap terasa menyakitkan. Itu alasan kenapa beberapa hari ini dia menghindari Mei. Semuanya ternyata lebih sulit dari yang ada dalam bayangannya.

Saling menghindar karena takut untuk bertemu dan membuat semua tatanan cara untuk melupakan kembali sia sia. Dalam hati April memang memilih untuk melupakan Mei, tapi ternyata hanya dengan mencium bau parfum cowok itu justru kembali mengingatkan semua hal yang berkaitan dengan dirinya.

"Woy! Ngalamun aja!" Sapa Kanza seraya menepuk meja April membuat si pemilik sedikit terlonjak kaget.

"Ada apa sih Za??"

"Enggak papa, galau mulu sih! Masih mikirin Mei ya?" Ucap Kanza lirih diakhir kalimatnya namun memastika April masih bisa mendengar. Terbukti saat itu April mengalihkan tatapannya kearah lain, karena tidak mau bertatapan dengan tatapan kanza yang akan menginterogasi.

"Wajar kok Pril kalo masih keinget mantan, tapi nanti juga biasa aja kok, pernah denger kata kata waktu yang menyembuhkan kan? Dulu aku juga sama, tapi sekarang semuanya terasa lebih baik" ujar Kanza sambil memeluk April dari samping, April hanya tersenyum dan mengangguk.

"Iya Za, makasih ya"

Kanza tersenyum lalu melepaskan pelukannya. "Jodoh udah di tangan Tuhan kok Pril, udah diatur sama Tuhan, yakin aja itu yang terbaik!"

"Iya Za, aku cuma kadang kangen aja sama Mei, kalo keinget kita dulu, aku gak pernah ngebayangin kalo akhirnya bakal kayak gini, "

"Aku juga gak pernah ngebayangin akhir aku sama Galih kaya gini," April hanya tersenyum tipis karena ucapan Kanza tadi. Dia merasa satu persatu orang mulai pergi dari hidupnya. Ya, nyatanya seperti itu. Mulai Galih yang meninggalkannya, hingga akhirnya Mei yang juga memilih pergi.

"Udahlah! Mending belajar aja yuk biar lupa! Dari pada galau galau an mulu"

April mengangguk. "Belajar apa Za?"

"Mending ajarin aku kelarutan asam basa! Kamu udah mulai mempelajari bab itu kan?"

Untuk kedua kalinya April mengangguk. Setelah itu mereka memilih untuk mengalihkan rasa sakit mereka dengan belajar. Walau bukan obat, setidaknya dengan itu mereka bisa melupakan nyeri di hati sebentar saja.

Bel pulang sekolah berbunyi membuat semua siswa siswi berhamburan meninggalkan kelas masing masing. Begitu juga dengan April, dirinya sudah berada diambang pintu berniat pulang.

Namun langkahnya terhenti saat melihat Mei akan melewati kelasnya. Tatapan mereka bertemu membuat April harus mengalihkan tatapannya dan kembali melangkah cepat. Hingga akhirnya mereka berjalan bersisian dengan langkah berlawanan. Saat langkah mereka mulai menjauh, April kembali menghentikan langkahnya saat mendengar Mei tertawa. Gadis itu menoleh kearah Mei yang tengah tertawa bersama Gisel dan teman temannya yang lain. April hanya tersenyum tipis melihatnya.

"Apa Mei merasa baik baik saja setelah kita putus?" Gumamnya dalam hati.

:-)

Malam ini April hanya merebahkan tubuhnya diranjang kamar. Malam ini malam sabtu, artinya besok libur dan dirinya juga sedang malas belajar. Itu kenapa sekarang April bermalas malasan.

Tubuhnya terasa sangat lelah, namun matanya masih terbuka lebar. Dia ingin tidur, dia ingin setelah tidur semua hal yang mengganjal dalam hatinya segera tergantikan dengan ketenangan. Namun nyatanya gadis itu masih saja melamun sembari menatap langit langit kamar. Entah sudah berapa lama dirinya seperti itu, matanya juga tidak terlihat berkedip sama sekali.

Pieces Hurt [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang