17- Enaugh

210 13 0
                                    

Setelah menyanyi keduanya kembali duduk. Sangat menyenangkan ketika melihat antusias pengunjung tadi. Mereka sama sama tersenyum dan memakan makanan yang akhirnya datang.

"Gak jauh beda dengan antusias bulan lalu Pril,"
"Ha? Maksudnya?"
"Waktu pertama kali lo nyanyi di cafe ini, waktu itu juga gue langsung terpana sama lo, mungkin saat itu gue mulai suka sama lo Pril, gak nyangka kan?"

Bibir April tertarik begitu saja saat mendengarkan cerita yang keluar dari mulut Mei. Perasaannya selalu menghangat, dan ini membuatnya merasa senang. Entah sudah seberapa lama dia tidak bahagia semudah ini.

"Selama itu juga gue nyimpen perasaan sama lo, bahkan saat gue tau lo suka sama Galih, gue tetep gak bisa buat ngelupain lo Pril, haha lebay ya?"

"Gak kok" timpal April seraya tersenyum. Mei melihatnya, senyum April. Dia ikut tersenyum.
"Aku gak nyangka ternyata selama itu kamu suka sama aku, padahal dulu kamu yang buat aku deket sama Galih, tapi sekarang kamu juga yang buat aku bisa ngelupain dia.." sambung April. Mei diam, dia masih menunggu April bicara.
"bodohnya aku dulu gak pernah sadar sama perasaan kamu, aku jadi sadar Me, apa selama itu aku udah nyakitin perasaan kamu? "

"Yang udah lalu biarlah Pril, lagian menyukai seseorang ya konsekuensinya gitu, kalo perasaan kita belum terbalas ya sakit hati, "
"Makasih udah suka sama aku Me,"
"Seharusnya gue yang berterimakasih sama lo karena udah buat gue suka sama lo, "

"Aku juga suka sama kamu,"

Mei diam, sedang April kembali mengatakan perasaanya sambil menatap cowok yang sudah merebut hatinya itu.

"Aku juga gak tau sejak kapan Me, tapi aku nyaman aja waktu deket kamu, semua yang kamu lakuin ke aku ngebuat aku buka hati, buka mata, kalau ternyata masih ada yang seperduli itu sama aku dan perasaanku"

Mei mengusap pipi gadis di depannya itu. Tatapan mereka begitu dalam, seperti menunjukan perasaan masing masing.

"Gu, gue gak tau harus ngomong apa? Tapi gue bahagia banget denger semua ini dari lo, makasih udah balas perasaan gue Pril,"

April mengangguk, " aku juga berterimakasih karena kamu udah ada buat aku selama ini"

"Jadi sekarang kita apa?"
"Ha?"
"Lebih dari temankan?"
April tertawa kecil, "kan pacar? Hehe"

Mei ikut tertawa, ya setelah perjuangannya selama ini mereka resmi jadian. Entah berjuang untuk diam dengan perasaannya, berjuang menahan semua rasa cemburu, berjuang menahan rasa sakit, dan berjuang tetap selalu ada untuk April, meski saat itu yang ada dalam benak, hati dan pikiran April bukan tentang dirinya. Tapi Setidaknya semua hal yang pernah dia perjuangkan itu tidak sia sia.

________

" Bro, bagus nih buat lo, masuk tv loh! Bisa jadi artis terkenal lo" ucap Brian penuh semangat.

Mei mengambil sebuah brosur dari tangan Brian. " The voice super star?" Ucapnya membaca brosur itu.

Sedang Brian mengangguk penuh semangat. Dia tahu bakat Mei bukan hanya sekedar bisa menyanyi, tapi memang pure dari kemampuannya.
"Gue dapet dari kenalan nyokap dan gue yakin ini cocok buat lo kan?"

Mei diam sambil berfikir sebentar, lalu dia tersenyum lebar menatap brosur itu. "Ahiya! Thanks bro! "
Cowok itu berdiri. "Gue cabut dulu," ucap nya sebelum pergi.

Pieces Hurt [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang