Setelah hari itu aku takut untuk tertawa keras. Aku takut dengan rasa bahagia yang membuat aku tidak siap dengan kesedihan.
April.
Beberapa hari telah berlalu, tepatnya lima hari setelah April menjenguk Galih saat itu. Disamping Mei yang semakin sibuk dengan acara band nya, April juga menyibukan diri dengan caranya sendiri. Bersekolah seperti biasa, belajar, kemudian menyempatkan waktu untuk menjenguk Galih. Sahabat sekaligus teman curhatnya sekarang.
Jika beberapa hari telah berlalu, maka April telah melewati masa terburuknya bulan ini. Termasuk hari persidangan pertama kedua orang tuanya. Benar kata Galih, semuanya akan berlalu begitu saja. Dia juga merasa lebih lega sekarang, karena dia berani menerimanya. Menerima setiap keadaan yang Tuhan berikan untuknya.
Dan hari Jumat ini, April juga tengah menjenguk Galih bersama dengan Kanza dan Andra, teman sekelas Galih sekaligus teman satu tim basketnya itu. Masih ingatkan? Cowok yang menyapa April saat gadis itu akan menemui Galih di lapangan? Dengar dengar, dia juga yang menggantikan Galih diposisi sebagai kapten. Entah karena apa, dia sering mengingat kenangannya dulu bersama Galih, termasuk pertemuan pertama mereka. Sikap konyolnya yang mengira bahwa Galih adalah Galuh. Dia jadi malu sendiri kenapa bisa bersikap seperti itu, tidak mencerminkan kepribadiannya sama sekali.
"Sembuh dong bro, lo gak kasian dua pekan gue duduk sendiri terus? Anak basket juga kangen sama lo, mau jenguk malah gak dibolehin sama lo, sembuh dong cepetan" keluh Andra setelah dua pekan ini menyimpan unek uneknya sendirian. Sama seperti teman timnya, dia juga tidak boleh menjenguk Galih, baru kali ini dia diperbolehkan. Tidak habis pikir dia dengan modelan Galih seperti ini.
"Gue udah sembuh, dokternya aja yang masih butuh uang sama gue jadi belum dibolehin pulang," jawab Galih asal membuat Andra mendengus sedang Kanza dan April tertawa.
"Males gue ngomong sama lo"
"Yaudah tinggal diem gak usah ngomong kok ribet, gue juga males kali dengerin curhatan jomblo kesepian kaya lo hahaha"
"Sialan lo emang" cibir Andra yang jadi kesal sendiri. Cowok itu membuka dan memakan roti yang dibawanya untuk Galih.
"Gue minta ya bro, laper banget perut gue belum keisi""Nah ini nih, gondokan lo ntar, roti katanya buat gue kok diminta lagi"
Andra menggeleng tidak setuju "jangan dong, ntar kalo gondokan gak ada cewek yang suka sama gue gimana?"
"Derita lo lah, makanya sekali kali itu yang diisi hati bukan perut! Kalo udah ada yang ngisi perjuangin sampe dapet tapi kalo udah dapet jangan disia siain juga, jangan kayak Fatur kerjaannya"
"Siap bos! Ilmu lo sangat bermanfaat! Beruntung gue belajar sama lelaki beristri dua" timpal Andra seraya mengerlingkan matanya pada Galih menggoda.
"Siapa yang beristri dua?" Tanya Galih tidak paham dengan maksud ucapan Andra.
"Halah sok lo pura pura gak ngerti, kanan kiri apa? Sayap malaikat?" Jawab Andra balik bertanya dengan judes.
Galih mengikut kearah mata Andra yang melirik pada dua gadis disebelahnya. Sontak hal itu membuat Andra tertawa. Terlebih saat Galih cengo mengingat kata beristri dua. Merasa berhasil mengerjai Galih sekaligus membuatnya sadar dengan posisinya sekarang, Andra bernyanyi sambil menggoyangkan jemarinya ala biduan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pieces Hurt [Tamat]
Teen FictionRank=> 8-bertepuk sebelah tangan (140619) 9-bertepuk sebelah tangan (250619) Sebuah Kehidupan SMA yang sebenarnya. Ceritanya sedikit terdengar *klise* sama kehidupan asli. Bukan dalam cerita sastra. Bukan tentang badgirl atau badboy at...