Aku ingin mengembalikan senyum tadi agar wajahmu yang murung kini bisa tersenyum lagi.
Mei.
^^April segera keluar dari rumah, cowok yang mengirim pesan padanya tadi benar benar sudah didepan rumah dengan motor ninja hijau miliknya. April membuka gerbang dengan hati hati. Takut ayahnya akan tau, dan justru membuat semuanya bertambah rumit. Dia tidak mau itu, dia hanya ingin menenangkan diri saat ini.
Mei menatap April yang sedikit tak karuan. Ah ya, dia memang tetap cantik, tapi mata sembabnya membuatnya sedikit terlihat menyedihkan?
Jujur cowok itu ingin sekali bertanya apa yang sedang terjadi pada pacarnya ini. Namun suasana tidak mendukung, dia hanya diam melihat April yang mulai mendekat ke arahnya.
"Bisa kita pergi dari sini?" Ucap April akhirnya. Mei segera mengangguk, paham dengan maksud April walau dia tidak mengatakan dengan jelas apa yang terjadi.
Cowok itu segera mengenakan helm fullface miliknya dan menyetarter motor. April segera naik. Saat mereka sudah mulai menjauh dari kompleks April, Mei segera bertanya. So, sedari tadi dia bingung sendiri sebenarnya mau membawa April kemana.
"Kita mau kemana Pril?" Tanyanya akhirnya.
"Kemana aja yang bisa buat nenangin diri" jawab April seadanya.
"Um.. Oke,"Mei menelan ludahnya, sekarang dia mau kemana? Apa dia akan membawa April kerumahnya? Bisa bisa datang masalah baru. Bawa anak cewek nangis kerumah? Mei bahkan belum siap dengan jawaban April, apalagi dengan pertanyaan nyleneh keluarganya.
Entahlah, yang penting kemana saja dan bisa membawa April pergi, tinggal mengikut kan?
Cowok itu menghentikan motornya pada sebuah telaga. Saat April turun, Mei segera mengenggam tangan April. Mereka berjalan hingga berada didepan telaga, dan duduk menjulur kaki lurus pada rumput yang sedikit basah.
April menghirup udara yang terasa sejuk dan ini membuat perasaannya sedikit lebih baik. Terlihat April sedikit menyungging senyum, perasaan Mei mulai lega melihatnya. Dan saat semilir angin begitu terasa menusuk kulit. Seperti dalam drama pada umunya, Mei melepas jaket dan mengenakannya pada April, April diam menatap perhatian cowok itu. Semilir angin malam seperti memanjakannya saat ini, dia menarik nafasnya lega. Perasaannya seperti sudah baik baik saja.
"Makasih Me, gak nyangka ternyata di Jakarta juga ada tempat seindah ini.."
"Gue cuma gak suka liat lo sedih kaya tadi Pril, lo tau kan?" ujar Mei yang dibalas anggukan kepala April.
"Sebenarnya telaga ini dekat sama rumah gue si, bisa dibilang tempat bermain gue sejak kecil,""Aku iri sama kamu Me,"
Mei menoleh kearah mata April yang masih menatap lurus kedepan. Entah kenapa rasanya April berbeda, bukan April yang dia temui sehari hari. April bukan lagi sebagai gadis polos yang selalu bersikap seolah dia adalah mahluk paling bahagia didunia ini. April bukan lagi seorang yang menutupi rasa sedih dengan tawa palsu, karena sekarang dia menunjukan bagaimana kesedihannya.
Mei semakin erat menggenggam tangan April. Dia tidak rela April akan menangis lagi. Dia ingin April tersenyum seperti biasanya.
"Kenapa harus iri? Semua orang punya bentuk masalah masing masing kan Pril? Gue yakin lo bisa lewati semua ini kok, sama kaya orang orang di luar sana yang bisa keluar dengan masalahnya"

KAMU SEDANG MEMBACA
Pieces Hurt [Tamat]
Teen FictionRank=> 8-bertepuk sebelah tangan (140619) 9-bertepuk sebelah tangan (250619) Sebuah Kehidupan SMA yang sebenarnya. Ceritanya sedikit terdengar *klise* sama kehidupan asli. Bukan dalam cerita sastra. Bukan tentang badgirl atau badboy at...