15 - Rasa kita

217 14 1
                                    

kamu mahluk manis yang diciptakan Tuhan untuk dicintai, maka bukan salahku jika jatuh cinta kepadamu.
Mei.
^^

April dan Mei sama sama fokus dengan pikirannya masing masing. Ah, Sebenarnya Mei tidak memikirkan apapun, yang ada dalam benaknya adalah kenapa April tiba tiba harus diam. Entah apa yang ada di kepala cewek itu, tapi suasana justru mendadak canggung. Dia akan mengumpati dirinya sendiri jika yang ada dalam pikiran April adalah bagaimana menjawab pertanyaan Mei. Dia takut April akan menolaknya, tapi dia lebih takut April justru risi dengan perasaan dan perhatiannya selama ini. Apa tadi dia berlebihan?

"Lo kenapa?" Tanya Mei akhirnya.

"Ha?" April baru sadar jika dia melamun. Gadis itu jadi salah tingkah, sebenarnya sedari tadi dia sedang memikirkan bagaimana tanggapan Mei dengan permintaan ayahnya.

"Baru juga tersenyum, sekarang udah ngalamun lagi?"
"Eh, enggak kok,"
"Lagi mikirin apa?"
"Gak papa"
"Pasti ada sesuatu, cerita aja, gue siap kok ngedengerin semuanya"

April menggigit bibirnya. Dia tidak tau harus mengucapkannya bagimana. Gadis itu menatap sekeliling ruang kelas berharap tidak ada orang kecuali dirinya dengan Mei.

"Gimana ya?"
"Gimana apanya?" Timpal Mei jadi tak sabar.

"Umm, gini, kemarin ayah aku liat kamu, dia minta kamu datang ke rumah buat ketemu, kamu mau?" Ucap April akhirnya.

Mei tidak kecewa karena ternyata tebakannya mengenai pikiran April salah. Cowok itu justru semakin berdebar saat mendengar jawaban April. Maksudnya ayah April lagi ngasih lampu hijau atau bagaimana?
Mei berdeham kecil, mencoba menghilangkan atmosfer nervous di setiap pundaknya. Mei ikut diam memikirkan pernyataan April tadi. Mei berusaha menjawab pernyataan April namun saat  akan bicara, mulutnya kembali mengatup. Tidak tau akan berbicara bagaimana. Entah kenapa dia jadi tambah gugup.

"Kalo gak mau gak papa kok, aku bisa bilang ke ayah"

Mei segera menggeleng. Dia mau, benar benar mau, apalagi kalo ternyata ayah April berniat memberikan lampu hijau untuk hubungan mereka.

"Oh, oke" ucap April lirih.

Mei tertegun, apa tadi gadis itu baru saja mengira dia menolak tawaran April?

"Eh, bukannya gitu, gue, gue, mau kok,"
April tersenyum, "ha? Serius? makasih"

_____

"Pacar kamu udah datang Pril?" Tanya Dani saat melihat April turun dari kamarnya. April segera berlari mendekat kearah Dani.

"Ayah, Dia bukan pacar April, cuma temen deket kok,  "

Saat April sudah di depan Dani. Dani mengelus elus puncak kepala putrinya dengan sangat nyaman. Entah kapan terakhir kalinya dia melakukan ini pada putri yang sekarang sudah beranjak menjadi dewasa. Dani merasa selama ini sudah menyia nyiakan pertumbuhan April. Dia selalu bersikap keras dan menjadi mimpi buruk untuk putri semata wayangnya.

"Ayah sayang sama kamu"

April mengusap pipinya yang ternyata sudah basah. Perasaannya penuh haru. Gadis itu segera memeluk ayahnya setelah sekian lama. Mendekap hartanya satu satunya. Apapun kepahitan masalalu mereka, gadis itu tetap tidak bisa menganggap ayahnya sebagai orang jahat, setidaknya karena ayahnya dia masih merasakan hidup berkecukupan sekarang.

Pieces Hurt [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang