7. Alara...

314 13 0
                                    

    Pagi hari yang biasanya Agata sudah ada di gudang tidur nyenyak di atas kasur yang nyaman kini ia harus di repot kan oleh setumpuk nilai yang harus di salin ke buku nilai membosankan.
 
    Dan lihat orang yang menyuruhnya hanya duduk santai sambil meminum kopi. Menjengkelkan.

Setelah semua ku catat semua nilai aku menghampirinya dan menjatuhkan buku nilai.

"Semua nilai udah gue masukin, gue pergi." Kata gadis itu akan pergi dari ruangan menyebalkan ini.

"Tunggu.!! Suruh siapa kamu pergi.??"

"Ikut saya."kata laki-laki itu

  Dan aku hanya bisa mendengus kesal dan mau tidak mau aku harus menurutinya karena surat perjanjian yang pintarnya aku tidak membacanya, sangat amat pintar menyatakan

Saya Agata Teresa gal.. akan menuruti semua ke inginkan Mario Adipati alfaz selama satu Minggu menjadi asisten, tidak akan membantah satu pun perkataannya.
Saya bersedia melakukan apapun jika Mario Adipati alfaz menyuruh nya mau pagi siang atau malam jika saya mengingkari ya maka saya bersedia membayar uang denda sebesar
Rp 10.000.000 jika saya melakukan satu kesalahan.

Saya yang bertanda tangan di bawah ini  secara sadar  tidak di paksa oleh pihak manapun

Agata Teresa gal..

Pintar bukan.....

Dan sekarang aku akan menjadi pembantunya selama satu Minggu menyedihkan.

"Eehhh neng Agata tumben udah ada di kantin bareng pak guru ganteng pula tumben biasanya masih tidur." Kata bak Lina.

"Terpaksa bak Lina." Kata gadis itu lirih.
Dan bak Lina hanya tertawa.

"Rasain.." kata bak Lina masih tertawa Agata hanya bisa memasang wajah kesal.

Jika para siswa bilang seperti itu pada Agata pasti ia sudah menghujatnya habis-habisan lain dengan bak Lina karena bak Lina sudah ia anggap orang terpenting di dalam hidupnya setelah Mama dan Alara.

   Ia melihat ke sekeliling kantin ia melihat Alara duduk di deket pojok kantin memakan sepotong roti dan teh hangat, menyumpal telinga nya dengan airphone.

Ia juga melihat ada segerombolan siswa laki-laki sedang bergunjing.

"Lo tau kan si Alara, kemaren gue liat dia di lobby hotel NH sama om-om gila tuh cewek dan pakaian nya gila sexi banget gue aja yang liat sampe gak berkedip gila body nya uuuhhhh gila." Kata salah satu siswa laki-laki itu membayangkan .

"Gue juga pernah liat dia naik mobil sport dan pakaiannya gila kebuka banget."

"Muka cantik sih tapi kelakuan pela**r"

"Sorry gue tinggal bentar gak akan lama gue janji.!! ini handphone gue buat jaminan." Kata Agata lalu pergi ke tempat bak Lina yang sedang menjaga kantin.

"Bak Lin??"panggil gadis itu" ada air kotor bekas cucian piring gak.

"Ada tuh di bawah" kata bak Lina.

"Oke sip." Agata mengambil ember yang berisi air cucian piring kotor.

"Neng beresin lagi yah bekasnya."kata bak Lina karena kalo Agata sudah meminta sesuatu yang tidak jelas pasti akan berulah bak Lina sudah sangat paham hal itu.

"Gak janji bak." Kata gadis itu pergi ke meja para siswa itu dan ....

Beeyyyuuurrr

"Lo apaan sih!! udah gila Lo??" kata salah satu siswa yang bergerombol.

"Tangung jawab Lo, baju kita basah semua." Kata laki-laki yang berambut nya keatas seperti sapu injuk.

"Lo semua itu berisik kaya ibu-ibu di depan komplek yang lagi beli sayuran gak pantes pake seragam sekolah pantes nya pake daster." Kata gadis itu menantang.

"Lo itu gak tau diri ya, dateng-dateng nyiram kita-kita gak jelas bukannya tangung jawab malah ngatain."

"Kita laporin Lo ke bu Eka biar nambah tuh poin Lo biar sekalian di keluarin." Kata si Siwa rambut keriting.

"Silahkan aja."Agata menantang

"Sekalian yuk.. gue juga mau ngasih foto ini, gue sih yakin gue gk akan di keluarin, kalian tau lah dari dulu gue berulah tapi sampai sekarang gak di keluarin tuh. Lo tau kenapa?? Karena gue punya otak." Kata gadis itu menunjukan sebuah foto dimana para siswi itu sedang berpesta meminum alkohol saat di kelas di tambah masih memakai seragam.

Berapa kagetnya mereka bagaimana si queen ini bisa mempunyai poto itu
dimana mereka semua sedang berpesta setelah pulang sekolah.

"Ko Lo semua diem ayok ke bu Eka." Agata menantang.

Seketika foto itu di ambil oleh si keriting dan di sobeknya sampai serpihan kecil.

"Tenang aja gue masih banyak ko, Lo sobek satu gue masih bisa cetak lagi."

Seketika semua gerombolan siswa itu pergi dengan muka masam dan kesal  lalu Agata pergi ke meja Mario yang masih menikmati sarapan nya.

"Kenapa kamu menyiram teman-teman kamu mereka punya salah." Tanya Mario

"Nggk, mereka itu belum mandi makanya gue siram, kasian katanya gak ada air di rumahnya." Jawab Agata acuh.

*******

   Saat pelajaran pak Suryo yang beruntung nya guru sejarah itu tidak masuk ia melihat Alara sahabat nya yang sejak bertemu dengannya hanya diam membisu.

"Ikut gue.." kata gadis itu dengan suara dingin tanpa penolakan.

Alara hanya menghembuskan nafas nya lelah lalu mengikuti langkah Agata ke sebuah perpustakaan yang lumayan luas lalu memasuki ruangan penjaga perpus yang tidak di pakai jangan tanya kenapa Agata bisa masuk.

"Mau sampai kapan lo jadi begini?? Stop keluar dari pekerjaan itu Ra.." kata Agata yang sudah mengunci ruangan itu.

"Gak bisa, Lo tau kan gue kerja itu buat lunasin hutang Ayah gue, kalo gue gak kerja kaya gitu gimana gue bisa lunasin."

"Tapi Lo bisa kerja yang lain Ra."

"Lo kan tau hutang Ayah itu gede banget, lagian Lo fikir seusia kita walupun kerja gajinya berapa sih? Sedangkan kalo gue kerja yang sekarang seenggk nya hutang  Ayah cepet lunas Ta."

Agata hanya diam membisu ia juga tidak tau harus berbuat apa ia paling benci situasi ini, situasi dimana ia tidak bisa membantu sahabat nya sendiri.

"Makasih ya Lo udah belain gue di kantin " kata gadis itu tersenyum "gue gak papa  Ta."

" Jaga diri Lo baik-baik oh ia " Agata mengambil sebuah kalung yang leontin nya sebuah pulpen kecil. " Lo pake ini teken tutupnya saat urgent " kata gadis itu.

"Makasih Agata Lo sahabat gue yang paling baik." Kata Aalara memeluk Agata.

__________________****

Oke jangan lupa buat vote & comen

THE QUEEN OF BULLYING (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang