36. Gerry 2

133 8 2
                                    

Sudah seminggu Aruna sudah membaik walaupun luka tembakan di perutnya belum kering tapi Aruna sudah bisa beraktivitas seperti biasa.

Agata dan Aruna kini sudah semakin akrab tidak seperti pertama bertemu saat di sekolah dulu.

Tidak ada lagi tatapan kebencian dari Agata untuk Aruna kini Agata sudah menganggap Aruna seperti dulu sahabatnya.

"Wey cebol sejakapan Lo deket sama lintah darat.."

"Maksud Lo Run?" Agata tidak mengerti.

Aruna mengarahkan tatapan nya pada Gerry yang sedang berdiskusi dengan kakek Aruna.

Agata mengikuti arahan mata Aruna.

"Gerry maksud Lo.?" Tanya Agata ingin memperjelas

"Si lintah darat." Tegasnya.

Aruna tidak mau menyebut laki-laki menyebabkan itu sejak dia berkerja dengan Kakek nya. sang kakek sekarang sedikit melupakan Aruna.

"Kayak nya Lo nggak suka banget sama dia, kenapa?" Tanya Agata heran karena sikap Aruna.

"Sok kecakapan, sok jago dan yang paling penting penjilat.. tuh sekarang dia lagi jilat kakek gue." Kesal Aruna.

"Cemburu Lo?" Agata mengejek dan rasanya sangat lucu sekali jika Aruna seperti ini

"Cemburu?" Aruna tidak mau tidak terima jika ia di Katai cemburu yang benar saja

"Kakek Lo lebih percaya sama Gerry di banding Lo." Tepat sasaran Agata cukup tau kenapa sikap Aruna seperti ini menahan amarah.

"Nggak level." Jawab nya tidak suka lalu pergi.

Agata hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Aruna sejak dulu memang seperti itu lah Aruna, jika ada sesuatu yang ia suka dan berharga maka tidak boleh ada yang mendekati nya dan tidak boleh ada yang lebih dari nya.

Agata ke dapur ia melihat persediaan makanan di kulkas ternyata kosong Garry pasti lupa lagi untuk membeli bahan makanan.

"Ngapain Lo di sini sendirian lagi kelihatan banget jomblo nya." Ejek Gerry yang baru saja datang.

"Ehh onta gue laper Lo lupa yah buat belanja bahan makanan." Agata kesal.

"Oh iya gue lupa.. wajar lah gue kan jarang masak .. sekalinya ada pembokat lupa buat beli bahan makanan."

"Maksud Lo apa tuh pembokat?" Agata melotot.

"Kan Lo pembokat baru gue " Gerry cengengesan.

"Lo yahh.." Agata segera memukuli Gerry.

"Ampun.... ampun..." Gerry meringis Agata jika sudah memukul jangan di ragukan lagi dia bukan gadis biasa.

"Lagian apa coba kalo bukan pembokat? Lo nyuci baju gue, masak, beresin apartemen Gue." Jawab nya sudah menahan tangan Agata.

"Bodo amat sekarang gue laper pesen makan ke laper nih.." Agata menyuruh seperti seorang majikan yang sangat galak.

"Iya.. iya.. dasar rakus.." Gerry segera pergi untuk menelpon restoran langganan nya untuk delivery order

Setelah menelpon restoran Gerry menemani Agata yang sedang membuat  coklat panas.

"Gue satu.." teriak Gerry dan Agata hanya menuruti permintaan Gerry

Membuat dua coklat panas untuk dirinya dan Gerry.

Agata mengantarkan satu cangkir kepada Gerry yang sedang memandang pemandangan malam di balkon apartemen nya.

"Gerr..??Lo ko bisa kerja sama kakek nya Aruna? " Tanya Agata saat Gerry sudah ada di hadapannya dengan secangkir coklat panas yang masih mengepul.

"Dulu gue kuliah di Sabiru university susah banget buat masuk ke sana butuh perjuangan ehh udah masuk gue kira kaya gimana ternyata biasa aja sampe gue nge-hacker semua komputer dan satelit Sabiru university yang katanya paling susah untuk di tembus walaupun sama cyber paling kompeten tetep aja masih bisa gue tembus."

Gerry meminum perlahan coklat panas buatan Agata yang selalu membuat mood-nya lebih baik dan tenang.

Sedangkan Agata hanya menjadi pendengar yang baik.

"Karena gue udah nge-hacker Sabiru university gue di hukum. gue di Suruh membuat salah satu program paling susah di tembus oleh  cyber manapun. kepala gue jadi taruhan.

Mau nggak mau gue harus buat program itu dan berhasil nggk ada satu seorang pun yang bisa tembus.

Gue di nyatakan lulus secara cuma-cuma. setelah membuat program itu dan di ajak kerjasama dengan kakek Aruna dengan tawaran yang sangat menarik."

"Jadi Yakuza maksud Lo?"

"Yap ..."

"Apa enaknya sih jadi Yakuza"

"Enak lah Lo tinggal tunjuk mau sama cewek mana malam ini.." katanya dengan tatapan seperti ada sesuatu yang menggiurkan.

Pletak

"Sakit bego.." Gerry meringis saat Agata menimpuk kepalanya emang benar-benar.

"Otak bersihin napa.... udah ahh ngobrol sama lo nggk ada faedahnya, makanan gue mana nih? dari tadi ko belum datang, laper gue." Gerutu Agata.

"Udah ada di meja makan ko tadi anak buah gue baru aja ngasih pesan." Jawab Gerry sambil menggoyangkan handphone nya yang berisi pesan singkat dari anak buah nya.

Agata tersenyum lebar dan segera berlari ke meja makan perutnya saat ini sedang demo menginginkan hal untuk di beri asupan makanan.

Sesampai nya di meja makan Agata membuka bungkusan kemasan plastik dan segera mengambil isinya.

Tapi kenapa makanan nya ada dua?

Dua makanan dengan di bungkus box putih bening ada di kedua tangannya

"Jangan rakus Lo jadi orang ini punya gue satu.." Gerry mengambil sebuah box makan dari tangan kanan Agata.

Agata melihat ke arah Gerry dan menaikkan satu alisnya.

"Kenapa Lo?" Gerry heran.

"Gue kira di sini cuman gue doang yang kelaparan.." sindir Agata

"Lo kira gue bukan manusia yang nggak butuh makan" Gerry sinis.

Agata tidak memperdulikan Gerry ia memakan makanan nya dengan lahap.

Setelah makan dengan lahap Agata segera ke kamar nya untuk bersiap-siap untuk tidur.
.
.
.
.

Keesokan paginya Agata baru bangun dari tidur nyenyak nya ia melihat jam di dinding kamar nya 08:12 AM sepertinya ia tidur nyenyak semalam.

Agata bangun dari tempat tidurnya meregangkan otot-otot badan nya segera ke kamar mandi mengerjakan aktivitas seperti pagi biasanya mandi pagi sebelum beraktivitas.

Cukup dua puluh menit Agata mandi berganti pakaian perutnya sudah mulai minta di isi Agata segera ke luar kamar nya dan berharap di meja makan akan ada makanan atu setidaknya ada bahan makanan yang sudah di beli oleh Gerry.

Setelah sampai di dapur Agata melihat Aruna yang sedang memakan cookies dengan segelas coklat panas.

"Tidur nyenyak kayaknya Lo semalam." Tegur Aruna sambil memakan cookies.

"Lumayan... Lo makan cookies emang Gerry udah belanja?" Tanya Agata mengambil cookies yang di hadapan Aruna.

"Gue siram si lintah darat subuh-subuh pas liat kulkas kosong hahahaha." Jawab Aruna sambil tertawa senang karena ia membayangkan kembali saat Aruna menyiram Gerry dengan air es.

Memang Aruna tidak akan tanggung-tanggung jika menyangkut kesengsaraan Gerry sepertinya Aruna sudah mendarah daging jika membenci Gerry.

"Waahhh " Agata menunjuk wajah Aruna dan memberikan ekspresi menuduh setelah itu." Keren sih .. pertahanan eksistensi mu." Agata mengubah ekspresi nya seperti orang memuji.

____________________

Jangan lupa vote and comen yang banyak....

THE QUEEN OF BULLYING (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang