41. Pelukan Gerry.

124 10 9
                                    

Hanya satu tempat yang terlintas di kepalanya taman bermain dekat rumahnya dulu ia duduk di sebuah ayunan dengan kepala terus tertunduk.

Agata hanya ingin menenangkan hati dan fikiran nya saja ia hanya ingin bersembunyi. hanya sebentar.

Agata mengayunkan ayunan nya secara perlahan terus menerus lalu memejamkan matanya.

Bayangan ia sedang bermain dengan Ayahnya terlintas sangat indah.

Galih terus saja mengayunkan ayunan nya padahal Agata bilang ia takut tapi galih tetap saja mendudukkan Agata pada ayunan dan Galih mengayunkan nya.

Agata kecil sudah sangat ketakutan bahkan air matanya sudah berlinangan.

"Ayah takut.. yahh da au.. yahh.. huuuuhhh ayahhh takut ayah dah..dah yahh.. "Agata terus merengek untuk Galih berhenti mengayunkan nya.

Agata memejamkan matanya sambil menangis tapi kenapa sedikit berbeda rasanya nyaman Agata kecil kini terdiam merasakan angin yang menerpa dirinya saat Ayah nya mendorong ayunan.

Perlahan mata Agata terbuka tepat saat itu ayah nya mendorong ayunan sehingga mata yang masih basah oleh air mata melihat dengan jelas ke arah awan yang begitu indah.

Saat melihat awan, Agata seperti melihat apa yang ia ingin lihat. seperti bunga, burung, kelinci, imajinasi Agata secara tidak langsung keluar saat melihat gumpalan awan, bibir nya tersenyum indah.

Galih melihat putrinya tersenyum dan tidak menangis atau ketakutan ikut tersenyum.

"Waahhh " Agata kecil takjub keindahan awan matanya berbinar.

"Gimana ada kelinci nggk" Tanya Galih pada Agata ia tau jika Agata sedang membayangkan sesuatu.

"Ada yah ici nya antik." Kata Agata kecil.

Cukup lama Galih mengayunkan Agata hingga akhirnya Galih berhenti mengayunkan Agata.

"Agihh.. yahh agihh.." Agata merengek ingin di ayunkan lagi.

"Nggak mau ah cape.." kata Ayah pura-pura.

"Yahhhh. " Agata sedih.

Galih malah tersenyum melihat Agata bersediah terlihat lucu.

"Udah sore ayok pulang nanti Mama marah karena pulang nya ke sorean" bujuk Galih.

"Oke. Api ecok cini agihh "

"Siap tuan putri."

Anak dan ayah itu pun berjalan beriringan sesekali Galih bercanda dengan Agata di jalan menuju rumah nya.

"Gimana seru kan main ayunan."

"Hhmm." Jawab Agata mengangguk kan kepalanya mantap.

"Nggak takut naik ayunan lagi dong?"

"Nda.. ata..nda takut ayunan."

"Bagus.. itu baru putri Ayah.. inget dulu Agata takut ayunan karena jatuh dan nggk mau nyoba ayunan lagi."

"Iya ata inget." Jawabannya

"Makanya kalo Agata takut sesuatu Agata coba dulu, kali aja yang Agata takutkan tidak menakutkan, contohnya seperti ayunan tadi. Jadi Agata nggk boleh takut putri Ayah itu pemberani oke."

"Oke Ayah... ata pembelani."

"Berarti kalo gitu Agata udah bisa dong tidur sendirian."

Seketika lamunan Agata buyar karena tetesan air hujan Agata berdiri mengangkat tangan nya merasakan air hujan di tangan nya.

Agata mengambil nafas dalam-dalam dan menghembuskan nya perlahan ia meyakinkan semuanya akan baik-baik saja.

Jika dulu ia bisa melewati semua nya maka hari ini dan seterusnya ia pasti bisa melewati semua nya.

THE QUEEN OF BULLYING (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang