19. Flashback

178 8 0
                                    

Pagi itu di sebuah taman yang begitu luas dua anak kecil sedang berlatih beladiri dengan seseorang yang sudah lumayan cukup handal untuk mengajari mereka berdua.

Dan laki-laki itu adalah kakek dari salah satu dari dua anak kecil itu.

Salah satu sedang mengayunkan katana dan yang satu nya lagi sedang belajar pada laki-laki itu.

Mereka adalah Aruna dan Agata saat masih kelas 6 Sekolah Dasar

"Agata coba kakinya lebih lurus dan tendang sasaran nya."kata laki-laki itu.

"Iya kek." Jawab Agata berusaha melakukan apa yang di perintahkan oleh kakek Aruna yang sekarang adalah pelatihnya.

Sebenarnya Agata tidak mau belajar ilmu beladiri tapi Aruna yang memaksa ia tidak punya pilihan.

Tapi memang sangat susah belajar ilmu beladiri, dulu Agata hanya menemani Aruna saja saat di latih oleh kakek nya, Agata hanya menemani, membawakan barang-barang Aruna saja.

Tapi entah kerasukan apa Aruna menyuruh Agata untuk ikut berlatih ilmu beladiri juga.

sebenarnya Agata tidak tertarik sedikit pun tapi Aruna memaksanya mau tidak mau Agata juga menuruti nya walaupun setengah hati.

Kenapa Agata mau menuruti semua kemauan Aruna karena menurut Agata Aruna adalah sosok pahlawan baginya walau Aruna sangat menyebalkan tapi Aruna adalah sosok yang sangat baik.

Sangat baik malah tanpa semua orang tau Aruna sering memberikan makanan pada para pengamen, pemulung dan anak jalanan.

Ingat ini adalah rahasia Aruna tidak mau semua orang tau tentang hal ini.

"Aakkkkhhh sakit" teriak Agata saat kakinya di pukul dengan sabuk katana

"Gitu aja nggak bisa" Teriak Aruna tidak merasa bersalah.

"Nih seperti ini." Kata Aruna setelah itu Aruna melakukan tendangan tinggi hingga mencapai sasaran.

"Itu kan karena Aruna tinggi."jawab Agata beralasan sambil menunduk.

"Suruh siapa kamu cebol udah gendut cebol jelek." Teriak Aruna mengejek.

"Aruna Jangan seperti itu." Tegur kakek Aruna.

"Memang seperti itu kenyataan nya." Aruna memalingkan pandangannya.

"Tapi berbicara seperti itu tidak baik Aruna ayok minta maaf pada Agata." Kata kakek Aruna menasehati.

"Tidak mau "

"Kalo begitu Kakek tidak akan mengajak mu ketempat latihan Katana biar Agata saja yang akan belajar Katana."

Seketika Aruna segera memalingkan pandangannya kembali kepada sang kakek.

"Enak saja Aruna sudah belajar Katana pada kakek sangat lama masa Agata yang akan kakek ajak." Aruna tidak terima.

"Maka dari itu minta maaf pada Agata." Jawab kakeknya

"Harus kah." Aruna masih tidak mau.

"Minta maaf Aruna."

"Aiiss merepotkan saja, dasar kau cupu cebol. Aku minta maaf." Kata Aruna akhirnya mengalah walau masih keasal.

Kakek Aruna hanya bisa tersenyum melihat tingkah cucunya yang satu ini sangat mirip dengan putranya.

"Sekarang kalian waktu nya mandi dan berganti pakaian cepat."

Dua anak itu menurut dan pergi menjalankan perintah sang kakek.

Agata sudah di anggap cucu sendiri oleh kakek Aruna karena terlihat Aruna sangat dekat dengan Agata ketimbang dengan Amora.

Maka dari itu kakek Aruna selalu memperlakukan Agata seperti pada Aruna jika ada saja yang sedikit berbeda pasti Aruna akan mengamuk.

THE QUEEN OF BULLYING (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang