Aroma coffe tercium harum di sebuah ruangan yang sangat cukup nyaman kebetulan klien berikut nya akan datang tepat jam 8 malam.
Agata dan Gadis bisa beristirahat sebentar meminum coffe dan jangan lupakan ada Aruna juga yang kini sudah mulai akrab dengan Gadis.
Entah bagimana kini Aruna sering sekali ke klinik Gadis. hampir setiap sore dia akan ke sini, kadang membantu Agata. oh bukan dia hanya merecokinya saja.
Dan sekarang Aruna sedang berbincang-bincang ria dengan Gadis di temani secangkir coffe dan kue coklat yang di bawa oleh Aruna.
Gadis memang tipekal orang yang cepat akrab dengan orang lain tak heran banyak yang nyaman berteman dengan wanita itu.
"Run Lo nggak ada kerjaan apa gimana sih? tiap hari ke kesini mulu, pulang sana." Usir Agata.
"nggak ahh males" jawab nya santai.
Jika di hadapan Agata dan Gadis Aruna memang menunjukkan sifat aslinya karena Agata sudah tau tentang Aruna. Kalau Gadis? Ia sudah tahu sejak Aruna tiba di kelinik nya Gadis fikir Aruna pasien yang mau di terapi.
Gadis sudah cukup tau tingkah Aruna yang sok manis basa-basi yang padahal sudah busuk, menjadi seorang psikolog ia sudah faham bagaimana gelagat orang yang seperti Aruna ia sudah kenyang.
"Gak papa lah Agata, lumayan dapet cemilan gratis. Run nggak sekalian bawa ayam bakar, bakso, nasi Padang ke kesini nya.."
"Maruk. Di kasih Ati malah minta jantung" Aruna melotot pada Gadis seperti bola mata nya akan keluar." Gue heran gimana bisa orang kaya Lo bisa jadi psikologi handal." Aruna meremehkan.
"Gue juga heran gimana bisa nama Lo bisa ada marga Sabiru. Muka lo kurang cocok.." jawab Gadis tidak mau kalah.
"Aissshhh ck..ck.ck." Aruna melihat sinis pada Gadis setelah itu tertawa.
"Sepanjang hari gue liat orang setres.. tapi kayaknya dia orang yang lebih setres." Kata Gadis perihatin melihat tingkah Aruna.
"Jangan lupa sama nama Sabiru di namanya, kali aja setelah lo ngomong kaya gitu, ijin praktek Lo di cabut." Agata memperingati Gadis.
"Ahh bener juga... Run ada niatan buat cabut ijin praktek gue nggak" tanya Gadis.
"Gue nggak tertarik sama ijin praktek lo, gue malah lebih tertarik sama laki lo.." jawabnya.
Seketika muka Gadis melotot dan siap mencabik mulut Aruna. Enak saja dia tertarik pada Rion, Gadis lebih memilih kehilangan pekerjaan di banding kehilangan Rion. Walaupun laki-laki itu masih belum mencintai nya. Tapi Gadis yakin, belum itu artinya akan yang tertunda. Dalam artian Rion akan mencintai nya suatu hari nanti.
"Hidup gue kayak banyak dosa, kenapa semua orang di deket gue gila semua sih ." Gerutu Agata melihat tingkah dua orang di hadapan nya.
"Harus nya lo di rukiyah, gue punya kenalan orang yang bisa ngerukiyah " saran Aruna.
"Atau lo ke kuil aja? Gue tau kuil yang biksu nya punya air suci." Gadis ikut memberikan saran.
"Ehhh jangan Agata walaupun banyak dosa nya, dia itu muslim jadi pantang masuk kuil.. gimana Kalo kita karokean aja, gue yang bayarin deh." Aruna menawarkan.
"Emang bisa? Kalian kan masih di bawah umur." Tanya Gadis.
"Tenang aja, nama gue jadiin jaminan." Kata Aruna.
"Gue setuju, nanti gue ajak Rion... sediain minum yang banyak Run, kali aja Rion khilaf sama gue." Gadis senyum-senyum.
"Oke sip. " Kata Aruna.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE QUEEN OF BULLYING (Selesai)
Fiksi RemajaSetiap orang pasti punya masa kelam. seperti Agata teresa gal. gadis yang dulunya sering di bully karena di ejek anak haram dan tidak mempunyi Ayah sekarang dia menjadi ratu bully. karena Ayah nya lebih memilih wanita lain dan mengabaikan ibunya. ...