Ketuker

199 9 5
                                    

Hmm...Ia menghela napas. Masih ada perjalanan panjang yang harus ia tempuh.

Ia seperti biji baru tumbuh yang akan melalui tahap demi tahap untuk menjadi sosok bunga yang mekar.

Daftar nama siswa yang telah diterima di Smk Teratai Suci "Zahra Mela Nur Azizah ". Ia membaca papan pengumuman sekolah itu.

" Alhamdulillah..." Ucapnya dengan wajah berbinar.

Ia tak menyangka bisa diterima,meskipun nilainya yang hanya pas-pasan. Zahra berjalan menuju parkiran di mana ayahnya sedang menunggunya.

"Gimana hasilnya?."Tanya ayahnya penasaran.

Zahra hanya tersenyum memamerkan gigi kelincinya🐰dan lesung pipi kanannya yang menyertainya ,tapi ia terlihat manis. Ayahnya lega melihatnya.

"Ayo naik, kita pulang."

"Ya yah..."

Taufik, ayahnya melajukan motornya dengan kecepatan yang sedang. Dalam belokan ada sebuah angkringan.

"Ra, mau mampir nggak. Ada es tuh, panas-panas gini pasti nyegerin." Ajak ayahnya.

"Nggak usah yah, di rumah kan ada es. Tinggal ambil." Ia tak mau merepotinya.

Ia tahu ayahnya sangat berjuang untuk melakukan yang terbaik bagi anaknya.

Sebenarnya ia tak begitu dekat dengannya. Ayahnya sosok yang mampu menghibur dalam keadaan apapun.

Tanpa sadar, Zahra sudah tiba di depan rumah. Semua orang rumah menyambutnya dengan pertanyaan.

"Diterima nggak?." Tanya Luna, kakaknya tanpa menoleh sambil ngemil cemilan.

"Yeeehe..."Jawabnya dengan kesal karena perlakuan kakaknya.

Zahra yang berumur 15 tahun, berjarak jauh 5 tahun dari kakaknya.

Meski begitu mereka masih sering bertengkar tanpa memandang umur. Tapi, di sisi yang lain mereka juga saling menyayangi.

Ica, bundanya yang sedang menyiapkan makanan ikut senang mendengar Zahra bisa masuk ke sekolah yang ia inginkan.

"Waktunya makan siang."Ajak Ica antusias.

"Siap,my mother." kata mereka serempak.

Zahra menyantap hidangan bundanya dengan begitu lahap. Ia bangga dengan bundanya yang bisa menciptakan rasa yang khas dalam makanan. Berharap bisa mewarisi darah masakan bundanya.

"Bun, kenapa sih slalu enak nih makanan. Jadi pengin ngabisin semuanya."

"Nggaya...nanti perutmu mbludak tuh!". Cela Luna.

"Biarin..."

Bunda dan ayahnya hanya tersenyum melihat tingkah mereka, merasakan bahwa dunia ini terisi penuh dengan adanya mereka.

"Bun...Zahra mau keluar beli peralatan sekolah ya."

"Kayaknya udah ayah beliin semua, mau beli apalagi?." tanya ayahnya.

"Hehe, masih ada yang kurang yah."

"Tinggal besok beli di sekolah kan bisa!."  kata Luna

"Mau nyari udara segar juga kok." kata Zahra sedikit sewot.

"Alesan aja."Balas Luna

"Udah-udah, boleh aja Ra. Tapi yang deket aja, di warung bu Leli kan bisa."

"Ya bun."

"Dadah kak Luna."kata Zahra sambil nyubit pipi kakaknya.

"Ribet banget,punya adek begitu."

Why? (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang