Hari berikutnya, seperti biasa Zahra dengan semangatnya selalu bangun pagi.
"Kak Luna kok udah siap sih, aku kan belum mandi, nanti kakak nungguin aku bisa disemutin lho." ujar Zahra.
"Siapa yang mau nungguin kamu, orang mau berangkat kerja sekarang. Wehhhh..." balas Luna.
"Kamu naik angkot aja ya,Ra. Kak Luna harus berangkat pagi." saran bunda.
"Nggak mau bun, isin (malu) banyak orang." jawab Zahra.
"Sama-sama orang kenapa harus isin. Udah pake baju kan?. Katanya mau berani, kalau bukan sekarang kapan lagi?." kata kak Luna bijak.
"Kakak berangkat ya bun, assalamu'alaikum." salam kak Luna sambil mencium tangan bunda.
"Wa'alaikumsalam, hati-hati."jawab bundanya.
Bunda Zahra mengalihkan pandangannya ke Zahra.
"Iya betul kata kakakmu. Kamu harus mencobanya." dukung bunda.
Dengan wajah cemberut Zahra mengiyakannya. Tapi ia masih berusaha mencari cara lain.
"Kalau ayah?." tanya Zahra kepada ayahnya yang sedang makan.
"Nggak bisa, ayah ada urusan. Kamu mandi dulu sana,nanti terlambat." jawab ayahnya.Tanpa disuruh pun, ia bakal mandi.
Ia sudah siap untuk berangkat naik angkot.
Rumah Zahra dekat dengan jalan yang pasti akan dilewati oleh angkot, sehingga ia hanya menunggu di depan rumahnya.
Ia melambaikan tangan begitu melihat angkot lewat, tanda bahwa ia akan naik.
"Kemana neng?."tanya sopir.
"Smk Teratai Suci pak."balas Zahra singkat.
Angkot yang Zahra tumpangi belum ada penumpang lain. Tapi lama-kelamaan banyak anak sekolah maupun ibu-ibu ke pasar yang naik angkot ini.
"Kenapa makin banyak nih."batin Zahra.
Dari tadi Zahra hanya diam selama ia naik angkot. Tiba-tiba anak perempuan dari sekolah dulunya memanggilnya.
"Mba Zahra ya?..."tanya anak itu.
Mereka pun ngobrol banyak, Zahra jadi nggak kesepian di angkot. Tak terasa sudah sampai di smk nya.Zahra turun lalu memberikan uang kepada sopir.
"Ini pak." kata Zahra.
Zahra berjalan masuk gerbang sekolah. Ia sudah resmi menjadi siswa di sekolah ini setelah melalui masa orientasi siswa. Ia melihat Rini di depannya.
"Rin, tunggu." kata Zahra sambil berlari.
"Eh Zahra, kenapa buru-buru?."
"Ini hampir telat kan?."
"Masih jam tujuh kurang dua puluh menit kok."
"Syukurlah."
Teng teng...bel berbunyi tanda sudah masuk kelas. Para siswa berbaris rapi di depan kelas.
"Siapa yang mau ngomando nih?."tanya salah satu siswa.
"Dari pengurus kelas dulu dong,baru anggotanya urut sesuai absen." usul yang lain.
"Cocok tuh." ujar Rini nimbrung.
Mereka segera menyusun barisan. Reno pun menimpin mereka untuk masuk ke kelas.
Dari jauh bu Ketty melihat mereka, ia pun tersenyum. Kemudian ia masuk kelas yang ia tuju.
"Selamat pagi anak-anak, selamat ya buat kalian. Hari ini ibu belum ngasih kalian materi karena masih awal-awal. Ibu ada sesuatu buat kalian."

KAMU SEDANG MEMBACA
Why? (TAMAT)
Teen FictionZahra hanya diam mematung,ia akan bergerak jika ada seseorang yang akan menyemangatinya. Ia berharap seseorang akan datang melakukan itu. Tapi.... Mengapa harus dia? Mengapa? Why? Hai temen-temen...penasaran dengan kisah Zahra??? Baca dan nantikan t...