Kepo

34 6 0
                                    

Sebuah kotak yang telah disampuli kertas kado berisi jaket itu masih di tangan Zahra.

Zahra berniat mau mengembalikan pada orangnya, tapi ia belum menemukan sosok laki-laki itu sampai detik ini.

"Ra,kamu mau kemana?kok nggak ajak-ajak."tanya Indri.

Belum sempat Zahra menjawab, Rini sudah bertanya mendahuluinya.

"Bawa apaan tuh?."tanya Rini seraya melihat bungkusan di tangan Zahra.

Bungkusan itu langsung Zahra sembunyikan. Rini yang melihat tanggapan Zahra seperti itu merasa heran.

"Ini bukan apa-apa kok, aku cuma mau mengembalikan milik orang lain."kata Zahra memandang Indri dan Rini bergantian.

"Kok di bungkus kado segala. Kan cuma ngembaliin?." selidik Rini.

"Itu artinya aku ngehargai sebagai ucapan terima kasih."balas Zahra senyum.

"Emangnya mau dikembalikan kapan?."Indri penasaran.

"Emm...kepo kalian."

Zahra pergi begitu saja meninggalkan mereka berdua dengan tanda tanya.

"Rin, aku rasa Zahra akan mengembalikannya setelah pulang sekolah deh."

"Biasanya sih gitu,paling ia bakal ngajak salah satu dari kita buat nemenin. Emangnya kenapa?."

"Menurutku untuk yang kali ini enggak, buktinya Zahra nggak ngasih tahu kita."

"Iya ya, kenapa aku nggak mikir ke situ."

"Kita atur siasat, kita ikutin Zahra sepulang sekolah gimana?."

"Ide bagus."

Setibanya waktu pulang sekolah, benar yang dikatakan Indri. Zahra tidak mengajak salah satu dari mereka untuk ikut.

Indri mengedipkan mata ke Rini, rencana pun dimulai.

"Ra, kita pulang duluan ya?."

"Iya hati-hati."jawab Zahra.

"Tunggu Rin, bareng dong."

"Ok."

Mereka berjalan keluar tidak untuk pulang, mereka sembunyi di balik bunga soka depan kelas.

Tak berapa lama, Zahra berjalan keluar menuju ke kelas dua.

"Zahra mau kemana?."tanya Rini.

"Kita ikuti saja dia."balas Indri.

Zahra menunggu Irfan di depan kelas. Ia melihat Irfan berjalan ke arahnya.

"Kamu nyari saya Zah?." tanya Irfan seraya menunjuk dirinya.

Zahra mengangguk.

"Mau ngembalikan jaketnya, sekali lagi makasih kak. Apa kemarin bisa pulang kak."

"Iya, alhamdulillah bisa pulang kok. Apa kamu khawatir?."

"Cuma mastiin kalo kakak baik-baik saja itu aja."

Indri dan Rini terkejut dengan apa yang mereka lihat.

"Wah wah Zahra...kamu di luar kemampuan pikiran kita. Kamu berani mengekspresikan perasaanmu." ujar Rini seraya kipas-kipas.

Indri yang sedang serius memasang wajah heran belum yakin dengan apa yang sedang ia lihat.

Mereka tidak ngeh seseorang tengah mempergoki mereka yang sedang mengintip Zahra.

"Eh Indri, kalo mau ngintipin aku bilang dong nggak usah sembunyi-sembunyi gitu kali."ucap Toni tiba-tiba mengageti mereka berdua.

"Apaan sih, jangan kenceng-kenceng. Nanti kita ketahuan." balas Indri galak.

Why? (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang