Foto itu kan...

10 1 0
                                    

"Eh Ra...lihat tuh. Yang dateng ada kak Irfan, kak Toni, kak Diana, kok kak Fadli nggak dateng ya?."

"Ada kak Irfan juga ya. Pura-pura biasa aja deh biar nggak terjadi apa-apa antara kita berdua."batin Zahra.

"Ya kan masih honeymoon Rin, gimana sih..."

"Upss, iya juga ya. Eh itu yang kerudung merah siapa Ra?."

"Kak Diana lah, siapa lagi..."

"Bukan, itu lho yang lagi duduk sebelah kak Irfan. Yang kerudungnya merah juga."

"Indri..."ucap Zahra dan Rini bersamaan.

Mereka pun berlari menghampiri sosok Indri yang sudah lama tidak bertemu setelah lulus dari bangku SMK nya tanpa menghiraukan semua pasang mata tertuju pada mereka berdua. Dio pun hanya berjalan santai di belakang mereka.

"Hey, apa kabar ndri?nggak kasih kabar-kabaran ih."kata Rini mencubit lengan Indri.

"Alhamdulillah baik kok."

"Iya Indri nggak ngasih kabar..."timpal Zahra.

"He he, maapin yah nggak kasih kabar. Emang sengaja nggak ngasih tahu biar kalian tambah kangen."

"Tapi nggak kangen kok..."

"Seriusan nggak kangen nih?."

"Huaaaa kangeennn..."Zahra dan Rini akhirnya memeluk Indri.

"Ehemm kita juga pengin kok dipeluk kalian, sini peluk dong..."kata Toni memejamkan mata sambil membuka lebar kedua tangannya.

"Ngarep aja kamu Ton.."ujar Irfan seraya melayangkan sentilan kecil di telinga Toni.

"Halalin dulu atuh..."timpal Diana.

"Eh bener tuh kak Din. Kalau saya sih udah ada."balas Rini yang begitu percaya diri merangkul Dio.

"Khemm...oke berhubung tamu undangan sudah kumpul, saya ucapakan terima kasih telah hadir dan bersedia mengikuti kegiatan acara ini."kata Fachri tiba-tiba muncul seolah paham dengan keadaan yang terjadi, yang tidak ingin melihat keuwuan ini.

"Saya akan membagikan beberapa kegiatan yang kalian pegang di acara ini nantinya."sambung Fachri seraya membagikan selembar kertas.

"Kamu kebagian apa Ra?."tanya Indri.

"Ngajar BTA (Baca Tulis Al-quran), kamu?..."

"Qiroah..."

"Kalau aku sih stand up comedy, biar nanti anak-anak bakal tertawa bahagia karena lawakanku."

"Nggak ada yang tanya kamu tuh Rin."canda Zahra.

"Ada kok, kamu ya kan yang?."kedip Rini pada Dio.

Dio hanya tersenyum menimpali seraya mengusap kepala yang dibalut kerudung navy itu.

"Iya sayang, iya..."kata Toni mengusap kepala Irfan, meniru tingkah Dio.

"Apaan sih Ton, mau ku tonjok ya kamu."kata Irfan sambil mengepalkan tangannya karena ulah Toni yang menggelikan itu. Kalau perempuan sih bisa dimaklumi, lha ini laki-laki sama laki-laki.

Semua yang di ruangan pun tertawa melihat ulah mereka berdua.

Zahra secara refleks menengok ke kanan, yang saat itu juga Irfan sedang memandanginya bahkan dengan sedikit melemparkan senyum kepada Zahra.

Zahra pun langsung mengalihkan pandangan ke arah lain, namun kali ini juga ia beradu tatap beberapa detik dengan Fachri tanpa disengaja. Tapi masih beruntung, Fachri hanya cuek menanggapi.

"Duh kenapa jadi salting gini yah..."batin Zahra yang kemudian pura-pura membenarkan jam tangannya.

"Ra, Aku titip buku ini sebentar yah. Mau ke toilet dulu."ujar Indri bangkit dari tempat duduknya.

"Oke..."

Zahra menatap bukunya, jiwa kekepoannya muncul. Ia pun membukanya.

"Aku buka ya ndrii..."ujarnya berkata sendiri.

"Ohh cuma catatan kecil aja..."katanya dan tanpa sengaja membuka halaman terakhir.

"Eh ada foto, imut juga ya Indri waktu kecil."matanya beralih pada anak laki-laki di sebelah Indri. Yang berpose sama dengan Indri, sama-sama meringis.

Zahra menutup kembali karena Indri baru saja datang, untung Zahra langsung menutup bukunya itu.

"Udah Ndri?."

"Udah dong, kan udah di sini."

"Ndri, sorry tadi aku buka bukumu karena kepo. He he..." Kata Zahra sambil mengangkat 2 jari.

"Biasa aja kali Ra, nggak apa kok. Nggak usah pasang muka merasa bersalah gitu juga kali."balas Indri mencubit pipi Zahra.

Zahra meringis, "btw, itu photo anak kecil siapa Ndri?gebetan kamu ya?."goda Zahra.

"Apaan sih kamu Ra, cuma temen kecil dulu kok."jawab Indri tersipu malu.

"Temen kecil apa temen spesial?."tanya Zahra lagi.

"Cuma temen kecil kok..."

"Hey kalian berdua, malah asyik berduaan. Bentar lagi acaranya mulai lho."semprot Rini tiba-tiba.

"Kayaknya aku nggak asing deh sama foto itu. Tapi di mana ya?."batin Zahra masih berpikir keras.

Acara pun berlangsung sampai kegiatan yang terakhir, menandakan acara ini telah selesai.

"Alhamdulillah, acara hari ini berjalan dengan lancar. Saya ucapkan terima kasih untuk tamu undangan yang bersedia hadir. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih."

Begitu isi penutup pidato dibacakan oleh Fachri, pemilik yayasan Cinta Kasih. Semua yang hadir memberikan tepuk tangan.

"Kak boleh minta photo nggak ama kakak-kakak cantik itu..."kata salah seorang anak laki-laki pada Fachri.

"Oh, boleh dong...Apa yang nggak buat adik-adikku."balasnya mempersilahkan untuk berfoto.

Zahra, Rini, Indri, dan Diana pun maju ke depan untuk berfoto.

"Kita juga dong kak, pengin photo sama kakak-kakak yang handsome itu..."kata seorang anak perempuan yang tak mau kalah.

"Kakak tahu kok, kalo kakak emang handsome. Tenang adek-adek, kita bakal photo bareng kok sama kalian..."balas Toni.

"Horee..."

Lagi-lagi mereka dibuat ketawa dengan sikap Toni.

"Makasih untuk kakak-kakak yang mau menyempatkan ke sini buat ngehibur kami, memberikan ilmu kepada kami, dan ngasih hadiah buat kami juga. Kami senang bisa bertemu dengan kakak-kakak yang baik. Semoga nanti kita bisa berkumpul lagi seperti sekarang ini dan kebaikan kalian semoga dibalas oleh Allah SWT. Amin..."kata salah seorang mewakili dari pembimbing yayasan Cinta Kasih.

Para tamu undangan yang hadir pun terhanyut dalam suasana yang haru ini. Lalu mereka pun bersalaman dan memeluk anak-anak yayasan Cinta Kasih dengan penuh kasih sayang.

Dan ini moment yang sangat berarti bagi Zahra, moment ini mengingatkan dirinya akan hal kebersamaan yang indah dan untuk selalu bersyukur atas apa yang telah diberikan Allah kepadanya.

)))

Why? (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang