"Ra, kasih tahu dong. Siapa gadis kecil itu?."
Muncul notifikasi sebuah pesan wa di ponselnya."Kakak pengin tahu aja atau banget nih." balasnya.
"Nanti saya belikan ice cream deh." balas Irfan mengalihkan obrolan chatnya.
"Emang Zahra anak kecil apa?tapi kalau gratis ya mau sih."pikirnya.
"Makasih...saya juga bisa beli sendiri kok kak."
"Please dong..."
"Oke oke, gimana kalau nanti siang saya kasih tahu kakak di taman hiburan yang kemarin?."
"Boleh, makasih ya."
Zahra meletakkan ponselnya ke dalam sakunya, lalu pergi berangkat kerja. Kebetulan nanti pulang lebih awal kerjanya, jadi ia bisa menemui Irfan.
Namun sebelum menghidupkan motornya, sebuah ide cemerlang terbesit di pikirannya. Ia mengulas senyum.
))
"Udah mau setengah jam, Zahra kenapa belum dateng..."ucap Irfan sambil mengecek ponselnya.
"Sorry kak, saya sedikit telat. Tunggu ya kak, kalo mau mendapatkan sesuatu berjuang dulu ya. Semangat..."
Mau kesal sama pesan dari Zahra, tapi nggak bisa. Karena Zahra sudah mau membantunya. Irfan pun menuruti kemauannya.
Irfan menghela napas panjang.
"Kak Irfan, kok di sini?."tiba-tiba ada suara perempuan menyapanya. Ia pun menengok ke sumber suara.
"Eh, kamu Indri.. Saya ada janji sama Zahra. Kamu sendiri?."kata Irfan balik nanya.
"Saya juga..."
"Jawaban untuk siapa foto gadis kecil itu ada di depan kakak sekarang." Irfan mengangkat alis kaget membaca pesan yang masuk dari Zahra.
"Oh Sama dong, tadi ada pesan dari Zahra kalo hari ini batal nggak bisa ketemu ada urusan katanya. Kamu kan udah sampai sini terusin aja jalan-jalannya, daripada harus balik pulang lagi. Nanti saya yang bakal ngejagain kamu, gimana?
Indri bingung"Eh tapi Zahra nggak ngasih kabar ke saya kok kak."
Tuing, bunyi ponsel Indri tanda ada pesan masuk.
"Iya kak, nggak jadi ketemu katanya."
"Tuh kan, gimana mau nggak?."
"Boleh deh."
Zahra yang sedari tadi memantau tidak jauh dari mereka, tersenyum puas. Akhirnya rencananya pun berhasil dan Indri juga mengiyakan ajakan Irfan karena percaya padanya.
"Aww, astagfirullah."ringkih Zahra karena kakinya tersandung batu dan untungnya ia nggak jatuh.
"Eh batu, saya ada salah apa sama kamu?saya nggak pernah tuh ngelukain kamu. Kamu gini amat sama saya..."ucap Zahra sendiri pada batu itu. Ia pun jongkok memukul batu itu tanda kesal.
Orang yang lewat kesana-kemari tertawa kecil dengan tingkah Zahra. Namun, Zahra tak menyadari itu.
Sebuah tangan tiba-tiba muncul mengambil batu itu lalu melempar jauh dengan cepat. Sontak Zahra mendongakkan kepalanya lalu berdiri.
"Ngikutin saya ya kak."kata Zahra tanpa permisi ia meninggalkan Fachri yang tengah mematung karena sikap Zahra yang begitu, padahal ia berniat membantu membuang kekesalan Zahra.
"Zahra kenapa jadi aneh, baru saja kemarim ketemu baik-baik saja kenapa jadi gini."pikirnya lalu melangkah pergi menyusul Zahra.
"Tunggu Ra. Cepat amat jalannya."Fachri pun mempercepat langkahnya.
"Kamu mau pulang?."ucapnya di depan Zahra.
Zahra masih nggak nyangka, dunia begitu sempit. Ini kebetulan apa takdir ia bertemu Fachri di tempat yang tak diduga. Bahkan sampai ikut menyusul segala.
"Iya, Kakak nggak usah ngikutin saya deh."balas Zahra singkat.
"Siapa coba yang ngikutin."
"Terus kenapa nyamperin saya."
"Saya emang lagi ada urusan di daerah sini. Kebetulan asisten saya menemukan sebuah dompet tergeletak di jalan ini dan ternyata ada KTP mu di dompet itu. Berhubung saya kenal kamu jadinya saya yang nyamperin. Masih mau pulang tanpa dompet ini?."ujarnya memperlihatkan sebuah dompet coklat.
Zahra pun mengecek tasnya, dompetnmya memang nggak ada.
"Eh maaf kak, saya suudzon sama kakak. Sekali lagi saya minta maaf."kata Zahra menahan malu.
"Duh, malu-maluin kamu Ra. Dah ge er lagi."batin Zahra.
"Oke, saya maafin. Tapi dengan satu syarat gimana?."ujarnya.
"Syaratnya apa?."
"Nemenin saya beli sesuatu."
"Kalo nemenin mah gampang kak. Oke, saya setuju. Tapi, katanya kakak ada urusan di sini."
"Tenang, udah saya serahkan pada asisten saya."
"Oh, ya sudah kalo gitu."
Zahra mengikuti Fachri dari belakang dan masuk ke sebuah mobil putih. Kemudian mobil melaju dengan santai menuju bangunan klasik yang bertuliskan,
"Toko Perhiasan Klasik."ucap Zahra membaca banner yang terpampang di bangunan itu.
Zahra bertanya-tanya,
"Kenapa ke toko perhiasan?."
))))
Jeng jeng jeng
KAMU SEDANG MEMBACA
Why? (TAMAT)
Fiksi RemajaZahra hanya diam mematung,ia akan bergerak jika ada seseorang yang akan menyemangatinya. Ia berharap seseorang akan datang melakukan itu. Tapi.... Mengapa harus dia? Mengapa? Why? Hai temen-temen...penasaran dengan kisah Zahra??? Baca dan nantikan t...