Waktu terus berputar...
Ia tak pernah mengeluh untuk terus berputar meski tidak ada yang memperhatikannya. Ia akan terus berputar walau kadang ia disalahkan.Tapi dengan adanya waktu kita bisa mempergunakan waktu sebaik mungkin untuk meraih apa yang kita impikan.
"Ra, hampir mau maghrib kok main hp mulu. Mendingan buat baca Al- Qur'an kan bagus tuh sambil nunggu maghrib buat nabung pahala." Ica, bunda Zahra menasehatinya yang kebetulan lewat depan kamar Zahra lalu masuk mendapatinya.
"Hehe...bentar bun sampe jarum panjangnya di angka enam." ia nyengir kuda.
"Kalo nggak mau berhenti biar bunda sita hpnya."kali ini nggak ada ampun. Bundanya merebut ponsel yang dipegang Zahra.
Kluting...bunyi pesan masuk di ponsel Zahra.
"Bentar bunda, Zahra mau bales chat dulu..."Zahra berusaha merebutnya kembali. Jangan sampai bundanya tahu ia sedang chatingan dengan seorang laki-laki.
"Iya bener. Apa ini Zahra?."bunda membaca pesan masuk. Ia mengernyitkan kening, dari siapa pesan ini. Matanya tertuju pad profil atas pojok kiri. Tertulis 'senior', untung Zahra nggak nulis kontaknya dengan nama. Bisa gawat nanti.
"Nggak akan bunda kasih sekarang. Nanti malam kalo kamu sudah selesai baca Qur'an sama belajar."Bundanya berlalu meninggalkan Zahra.
Ia hanya pasrah menuruti perintahnya. Padahal itu penting buat nanya materi apa saja yang akan keluar. Besok pagi ada ulangan harian.
Beranjak dari tempat duduk Zahra ke kamar mandi mengambil wudhu. selesai wudhu ia menggelar sajadah memakai mukena lalu meraih musaf ber-cover kaligrafi tulisan arab dengan kedua tangan.
Ia memandangnya dengan wajah tampak masam. Masih banyak halaman yang belum ia hafal. Tapi dilubuk yang paling dalam ia senang, satu jus sudah tertempel di pikirannya. Meskipun hanya jus 30 saja.
Itupun harus ia ulang lagi beberapa surah setelah shalat maghrib agar tidak hilang dari otaknya.
Zahra yang baru saja membukanya dan baru mendapatkan satu ayat al fatihah, adzan berkumandang.
"Allahu Akbar Allahhu Akbar." Zahra menutup kembali Qur'an nya seraya menjawab adzan.
"Ra, ayo kita ke mushola..." terdengar bundanya mengajaknya dari bawah.
"Iya bun, Zahra turun."ia menuruni anak tangga satu persatu lalu mengekor bundanya dan kak Luna. Ayahnya sudah berangkat duluan.
"Adik-adik ngaji al fatihahnya sama kak Zahra ya." bundanya menyuruh anak-anak kecil untuk mengaji pada Zahra.
"Kok Zahra sih bun, ada kak Luna juga kok."ia menatap Luna.
"Kakak masih ada kerjaan."ia tersenyum kemenangan.
"Bun kan Zahra harus simaan dulu sama ayah."rengek Zahra.
"Sambil ayah selesai ngajarin, kamu kan ada waktu senggang. Kamu bisa gunain untuk mengajari anak-anak."nasehat bundanya lagi.
"Bunda kan juga bisa."
"Apa salahnya sih bunda minta tolong."
"Iya iya bunda, Zahra mau bantu kok."
Untuk anak-anak yang mengaji di mushola Zahra, bukan...
maksudnya punya ayahnya, anak laki-laki ngaji sama ayahnya dan perempuan sama bundanya.Mereka bukan priyayi (orang gede), mereka hanya orang yang ingin menyebarkan kebaikan. Terselip ada rasa bangga di diri Zahra.
Jadi Zahra mengajari anak perempuan yang berusia sekitar empat tahunan.
Ia menuntuntunnya dengan membacakannya terlebih dahulu.
"Ayo kalian...tirukan seperti tadi ya. Satu dua tiga."ia memberi aba-aba.
"Bis...milla...hillohma nillohim..."
Zahra menaikkan dahinya."Sekali lagi..."ia memberikan intruksi.
"Bis...milla...hillohma nillohim..."
Tetap sama."Sekali lagi dengerin kakak ya...bismillahirrohmanirrohim. hirr-sama nirro-nya pake R bukan L."
"Ayo coba...hirr, nirrr"Zahra mempraktekannya.
"Hill nill..."
"Astaghfirullah bikin pusing kepala aja. Adek kecil yang mungilll...gemesssin...pake R bukan L."ia menatap mereka dengan jemari tangannya mengepal, pengin rasanya nyubit pipinya satu persatu.
Aduh Zahra belum bisa ngomong R kenapa dipaksa. Bunda yang melihatnya hanya geleng-geleng kepala.
Akhirnya Zahra hanya bisa mengalah. Ia meneruskan ayat berikutnya sampai selesai.
"Shodaqollahul'adzim. Udah dulu ya besok masih surah al fatihah."ujarnya.
"Kok masih sulah fatihah sih kak..."tanya perempuan kecil dengan pipi gembul.
"Iya sih kak Zahla...kita kan udah pintel."sambung yang lain.
Zahra mengelus dadanya mencoba sabar. Begini nih kalo ngajarin anak-anak, ia salut sama bundanya yang dengan sabar menanganinya.
"Terserah kalian aja deh...kak Zahra mau ngaji dulu." ia bangkit menuju ayahnya.
"Yeeeee..."anak-anak kecil berhamburan mencium tangan bunda Zahra.
"Zahra kamu udah punya satu jus kan?kalo bisa besok kamu setoran sama ayah jus satu ya."kata ayah Zahra selesai menyimak Zahra.
"Tapi yah Zahra ini masih keteteran, apalagi harus nambah."
"Coba dulu, satu hari satu ayat juga nggak apa apa."ayahnya meringankan.
"In sya Allah yah."
Di kamar, Zahra masih memikirkan tawaran ayah.
))))
"Semoga materi yang aku pelajari keluar semua." gumam Zahra seraya menerima lembar soal.
"Alhamdulillah..." Indri menatap Zahra bingung.
"Kenapa Ra?."
"Nggak pa pa kok ndri. Lagi seneng aja..."senyum Zahra mengembang.
Tanpa harus babibu, ia langsung menulis jawabannya di lembar kertas.
"Kumpulkan kalo udah selesai ya."kata Fadli.
"Iya kak."
Zahra meneliti lagi jawabannya, tanpa teliti bukan dirinya. Ia selalu meneliti sampai ia percaya diri sudah ia jawab dengan pemikiran baik baginya.
Semuanya telah dikumpulkan lalu dibagi lagi untuk pengoreksian. Untuk lembar jawab yang diterimanya tidak boleh lembar jawab pemiliknya sendiri.
Pengoreksian pilihan ganda berjalan lancar, tapi untuk yang essay jangan ditanya. Suasana yang adem ayem berubah seperti orang sedang tawar menawar di pasar.
"Kak itu jawabannya hampir mendekati, masa disalahin." ujar Zahra protes.
"Ya nggak, salah ya tetep salah."Siska tak mau kalah.
"Ok kakak hargain tapi poin nilainya empat ya."
Btw, kenapa dia mendadak baik gini. Ah mungkin ini terakhir kalinya untuk mengajar di kelas ini. Apa mungkin ia bakal masih bertemu dengannya?. Entahlah.
Zahra bersyukur...tak apa nilainya nggak sempurna. Ia sudah berusaha semaksimal mungkin.
Ia teringat nasehat bundanya. Waktu sangat berharga bagi Zahra sekarang. Dengan ia menggunakan waktu sebaik mungkin ia bisa meraih yang ia harapkan.
))))
Jangan sia-siain waktu ya...
Doi eh😅 dia butuh dihargain.Dahhhh...sampai jumpa lagi,
Emang kita mau ketemu, kenal aja enggak ya😆Wkwk.

KAMU SEDANG MEMBACA
Why? (TAMAT)
Novela JuvenilZahra hanya diam mematung,ia akan bergerak jika ada seseorang yang akan menyemangatinya. Ia berharap seseorang akan datang melakukan itu. Tapi.... Mengapa harus dia? Mengapa? Why? Hai temen-temen...penasaran dengan kisah Zahra??? Baca dan nantikan t...