Ngeh

35 6 0
                                    

Malam hari ini begitu indah dengan dihiasi puluhan bintang yang menambah kekaguman kepada sang pencipta.

Sambil menunggu dua orang di depan rumah neneknya, Luna dan Rini, Zahra memandang ke atas langit menikmati suasana malam. Ia menghembuskan napas pelan, bersyukur masih diberi nikmat oleh Allah subhanahuwata'ala.

"Ra, kayaknya kakak nggak bisa ikut deh. Ada urusan yang harus diselesaikan sekarang."ujarnya yang muncul dari balik pintu.

"Ya nggak seru kalo kak Luna nggak ikut." Zahra cemberut.

"Jelek ih kalo manyun gitu...katanya temen kamu mau ikutan."

"Iya sih tapi kalo dateng."

"Ya udah tunggu aja, kakak mau masuk."

"Hemmm..."

Ia mencoba menelpon Rini tapi  nggak di angkat-angkat.

Tak berapa lama orang yang ia nanti muncul dengan motor maticnya.

"Kirain nggak dateng."

"Dateng dong, Rini gitu..." ia bangga diri.

"Ngomong-ngomong kita mau kemana sih Ra? Sehabis isya' lagi!."

"Mau ikut tadarusan di pondok sini."

Rini hanya menganggukkan kepalanya dan ber-oh saja.

Pondok daerah rumah neneknya, Al-Ikhsan melaksanakan rutinitas tadarusan sepekan sekali setiap hari minggu. Dan rutinitas ini ditujukan untuk umum. Siapa aja boleh ikut.

Ketika smp Zahra mengaji di pondok itu tapi ia tidak mondok karena tinggal di rumah neneknya.

"Ra, sebenernya aku agak takut ke rumah nenekmu sendirian, untungnya masih ada lampu jalan meskipun remang-remang." kata Rini kemudian.

"Ya membantulah, kalo gitu aku aja deh yang di depan."

"Nah gitu dong perhatian."

Zahra kemudian mengambil alih kendaraannya. Ia menghidupkan motornya keluar menuju arah tujuannya.

Di tengah perjalanan Zahra kurang fokus dalam mengendarahi karena Rini terus bicara.

"Ra kamu dapet salam sama Sitia."suaranya sayup-sayup diterpa angin.

"Sitia siapa aku nggak kenal kok."ujarnya keras.

"Pengin tahu kan?."

"Siapa?."

"Tuh sitia-ng listrik."katanya menunjuk sebuah tiang yang dilewatinya.

"Apaansih Rin, kamu ngerjain aku ya?awas aja, tunggu pembalasanku." katanya yang tak sadar motor yang sedang dikendarahinya menuju seseorang tengah berjalan.

Zahra kehilangan kendali.

"Awas..."mereka berteriak.

Sontak seseorang itu kaget dan berusaha menghindar.

Zahra berusaha menguasai motornya dengan sekuat tenaga ia mengerem motornya dan menahan agar mereka tidak jatuh.

"Hahhhh...syukurlah,kamu nggak apa apa kan Rin?."

"Iya Ra, aku hanya masih deg-degan nih."ia mengatur napas.

"Kalo naik motor tuh hati-hati, ada keselamatan orang lain juga."ujar seseorang tiba-tiba.

Mereka langsung menoleh bareng ke arah orang yang sedang berbicara dengan mereka.

"Kak Dio."gumam Zahra. Ia harus beralih ke mode menjaga sikap.

Why? (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang