Malam yang cerah terasa begitu nyaman untuk lebih berlama-lama di pandang.
Apalagi malam itu tertempel sebuah bintang gemerlap membuat mata tak ingin berpaling.
Hari ini, tepatnya malam sabtu Zahra dan kak Luna berkunjung ke rumah neneknya di kampung sebelah setelah isya.
Mareka akan sangat merindukan kebersamaan yang telah dilaluinya.
"Kak malam ini begitu indah ya dari malam itu..."kata Zahra yang suaranya tertiup angin karena naik motor.
"Apa...oh, emangnya kamu pernah keluar selain malam ini, kayaknya diem aja di rumah dari kemarin."balas Luna seraya mengeraskan suara.
"Emmm...nggak tahu, lupa. Cuma inget malam itu tapi nggak tahu kapan."katanya pura-pura.
Yaaa,malam itu saat bersama orang yang Zahra anggap sok baik, merubah pikiran Zahra tentang dirinya mengingat hari di mana turun hujan.
"Dasar pelupa..."
"Nggak aku nggak lupa...kak masih lama apa?."mengalihkan pembicaraan.
"Bentar lagi sampai kok."
Nenek Zahra langsung membuka pintu rumahnya begitu ia mendengar suara motor cucunya meskipun belum sampai, nenek sangat hafal betul dengan suara motor Luna.
"Duh cucuku dua-duanya udah jadi gadis ."sambut nenek begitu mereka sampai.
"Nenek..."Zahra langsung memeluk manja.
"Kalo buat dia mah belum gadis, masih kekanak-kanakan nek."protes Luna.
"Bilang aja kalo kakak udah nggak bisa peluk manja nenek kan?."ujar Zahra nggak mau kalah.
"Udah dong gelutnya, malu nanti kedengeran tetangga. Masuk sana biar nenek yang bawa."ucap nenek seraya mengambil barang dari tangan Zahra.
Mereka masuk rumah neneknya yang sederhana namun nyaman untuk ditempati.
Zahra berencana menginap dua hari, sabtu dan minggu. Kebetulan rumah nenek Zahra tidak terlalu jauh dari sekolahnya. Ia bisa berjalan kaki menuju sekolahnya.
Zahra belajar di ruang santai sementara Luna asyik menonton tv sambil ngemil. Zahra kerap kali menatap tajam kakaknya itu. Tapi ia tak sedikitpun merasa telah mengganggu.
"Kak, bisa dikecilinkan volumenya..."
"Biasanya di rumah nggak belajar, caper sama nenek ya?."ledek Luna.
"Apaan sih kak emang ada pr kok, kalo di rumah pun belajar, sama kalo ada pr."
"Ish ish ish...tak patut tak patut."kata Luna dengan gelengan kepala seraya mengecilkan volume tv.
"Makasih kakakku..."
"Hemmm..."
Nenek Zahra sedang menyiapkan makan malam yang spesial buat cucu tersayangnya.
Sreng sreng sreng...keharuman bumbu masak menyebar ke dalam ruangan.
"Kak nenek dibantu..." kata Zahra gantian ngerjain Luna.
"Udah nggak usah, nenek pengin buat makanan istimewa buat kalian, kalian tugasnya menikmati saja ya..."terdengar suara nenek dari dapur.
"Siap nek."Luna memandang Zahra senyum.
Kali ini Zahra gagal, ia nyerah.
"Hemm nenek paling jago deh kalo masak." puji Zahra.
"Sama bunda kamu jago mana?."
KAMU SEDANG MEMBACA
Why? (TAMAT)
Teen FictionZahra hanya diam mematung,ia akan bergerak jika ada seseorang yang akan menyemangatinya. Ia berharap seseorang akan datang melakukan itu. Tapi.... Mengapa harus dia? Mengapa? Why? Hai temen-temen...penasaran dengan kisah Zahra??? Baca dan nantikan t...