"khuammmm..." Zahra menguap seraya menutup mulutnya dengan tangan.
"Astagfirullah udah jam 7 pagi."matanya melotot lihat jam dinding, sontak Zahra bangkit dari tempat tidurnya ke kamar mandi.
Hari ini semua keluarganya pergi ke rumah saudaranya tinggal Zahra yang harus jaga rumah. Berhubung nggak ada yang bangunin ia jadi kesiangan.
"Sarapan nggak ya?nggak ah nanti aja di sana."katanya sambil menutup tudung makanan. Sudah kebiasaan bundanya kalo pergi selalu menyiapkan makanan dulu.
Zahra berjalan menuju bagasi depan.
"Ya Allah Ada apa lagi nih, bensin motornya abis?kenapa apes gini sih..."
"Hey motor, kenapa kau ngerjain aku gini amat sih tor. Masa aku harus dorong nih motor sampe tukang bensin. Bikin cape orang aja kau." Ia ngomong sendiri sambil melayangkan pukulan kecil ke motor maticnya.
Zahra beristighfar mengelus dadanya. Tak berapa lama ponselnya berdering.
"Duh pasti kena omelan pak Fadli nih. Eh bukan, nomor baru?siapa?."
"Khemm..."cek suara dulu biar suaranya nyaman.
"Assalamu'alaikum, ini Zahra kan?
Zahra mengernyitkan dahinya, nggak asing sama suaranya.
"Wa'alaikumsalam...iya bener, ini siapa ya?."
"Irfan Ra, oh ya hari ini kamu sibuk nggak?."
Kak Irfan?kok bisa dapat nomor handphone ku?.
"Maaf kak, hari ini saya kerja, memangnya ada apa ya?."
"Kerja?kamu nggak telat sekarang udah jam 8 lho..nanti aku adu ke bang Fadli
gimana?.""Udah telat sih..habis gimana lagi, udah kesiangan ditambah motor bensinnya habis. Pleaseee, jangan dong kak. Ini pertama kali saya telat. Moga aja dimaklumi sama pak Fadli." Katanya penuh harap.
"Khakhakha..."
"Kok ketawa kak, saya tutup teleponnya ya mau berangkat dulu. Kalo kena omel, saya siap konsekuensinya."
"Eh jangan tutup dulu, hari Minggu kan kamu libur kerja...lupa ya?kasian..."
Zahra mengecek kalender di ponselnya.
"Kenapa nggak bilang dari tadi sih kak..."
"Nih orang bikin kesal aja, mau dipukul ya biar senasib ama tuh motor."batin Zahra.
Masih terdengar suara tawa di seberang telepon.
"Iya-iya maaf...berhubung kamu udah rapi dan nggak sibuk, kamu mau kan saya ajak keluar buat ketemuan sama saya."
"Idih mau ketemuan segala, emangnya kamu siapa?."batin Zahra lagi.
"Ngapain mau ketemuan kak?cuma kita berdua kak?nggak ke tempat yang sepi kan?." selidik Zahra.
"Ya buat jalin silaturahmi, udah lama kan nggak ketemu saling sapa. Nanti di sana nggak cuma kita doang kok. Tenang aja, tempatnya rame kok nggak sepi. Gimana?."
" Tapi..."
"Tapi apa?tapi saya harus jemput kamu?oke tenang aja kok, saya bakal ke sana. Tunggu ya."
Tut tut tut...
"Aku belum jawab mau apa enggak juga, udah dimatiin dulu, nggak beri salam lagi!, Ngomong-ngomong dia tahu rumahku nggak ya?.
"Kenapa aku akrab banget ya sama kak Irfan?, padahal kan baru ketemu satu kali setelah aku selesai kuliah. Dan ini kedua kalinya."
"Entahlah." Zahra menggerakkan bahu.
))
Tet tettt, terdengar bunyi klakson mobil.
"Hai Ra..." Irfan melambaikan tangannya dari jauh.
Zahra hanya menanggapi dengan senyuman, lalu berjalan menghampirinya.
"Ra, tau nggak ada yang manis tapi bukan gula?."
"Ice cream?."
Irfan menggeleng,
"Emm coklat?."
Irfan menggeleng lagi,
"Terus apa?."
"You..."jawabnya pelan.
"Eh bentar kak, dompet saya ketinggalan."kata Zahra langsung berlari mengambilnya.
"Zahra dengar nggak ya?."Irfan membatin.
"Saya duduk belakang aja ya kak..."
"Ah iya nggak apa-apa kok."
"Ini mau kemana ya kak?."
"Udah tunggu aja, nanti juga bakal tahu."
"Oke-oke..."
"Kesambet apa dia gombalin aku, untung aku ada alasan buat lari dari suasana tadi. Huh kenapa jadi gerah gini ya?."batin Zahra.
"Kok ke taman hiburan kak, saya kan bukan anak kecil lagi."
"Hemm, kamu udah lupa ya?kamu dulu waktu kecil suka banget ke sini."
"Perasaan ini pertama kalinya aku ke sini."jawabnya tak terdengar jelas karena Irfan sudah duluan pergi melangkah.
"Mau beli gulali nggak Ra..."
"Saya beli ice cream aja deh."
"Kesukaannya udah berubah kah?."batin Irfan. Ia tak mau ambil pusing, Irfan pun membelikannya.
"Bang ice creamnya dua ya, rasa coklat sama...kamu mau rasa apa?."kata Irfan sambil membuka dompetnya.
"Emm strawberry aja."
"Aku tunggu di taman sebelah itu ya Ra."katanya Irfan menunjuk tempat yang dimaksud, lalu melangkah pergi.
"Siap kak..."
"Eh apa tuh yang jatuh?..."Zahra mengulurkan tangannya untuk mengambil barang yang jatuh.
"Foto?kaya kenal foto gadis kecil ini."gumam Zahra. Ia pun memasukkan ke dalam dompetnya, bermaksud untuk memberikan foto pada Irfan nantinya.
"Makasih bang..." ucap Zahra seraya menerima ice creamnya.
Mereka duduk di taman sambil menikmati indahnya pemandangan sekitar. Mereka tak berniat bermain, karena tidak masuk kategori anak kecil.
"Enak juga ice nya, oh ya ini gantinya."Zahra menyerahkan dua lembar uang kertas 10 ribuan.
"Nggak usah, aku yang traktir kok."
"Emm makasih kak, lain kali saya ganti.
Beberapa menit mereka saling diam sambil menikmati ice creamnya masing-masing sampai habis.
"Ra...?."
"Ya kak?..."
"Saya mau ngomong sesuatu sama kamu."
"Mau ngomong apa Kak?."
"Saya mau jujur, sebenarnya saya menyimpan rasa sama kamu sudah dari dulu. Dan sekarang saya pikir ini waktu yang tepat. Saya mengutarakan ini cuma mau memastikan kamu menyimpan rasa yang sama nggak?."kata Irfan sesekali memandang Zahra.
"Kalau kamu merasakan rasa yang sama, insyaallah saya dateng lagi untuk menemui kedua orang tuamu. Aku bakal nglamar kamu Ra."
Deg, Zahra merasakan hawa panas adem menyerangnya secara tiba-tiba.
Zahra mengira ini terjadi begitu mendadak.
Ia yang nggak nyangka dengan apa yang diutarakan Irfan, bingung mau ngomong apa di saat-saat yang seperti ini. Ia hanya bisa diam belum bisa menjawab."Ya kalau kamu belum bisa menjawabnya sekarang nggak apa-apa. Saya bakal ngasih waktu buat kamu untuk memikirkannya."tutur Irfan mengakhiri pembicaraan seriusnya.
))))
Zahra bakal nerima nggak ya?😱
Tunggu kelanjutannya yok
KAMU SEDANG MEMBACA
Why? (TAMAT)
Teen FictionZahra hanya diam mematung,ia akan bergerak jika ada seseorang yang akan menyemangatinya. Ia berharap seseorang akan datang melakukan itu. Tapi.... Mengapa harus dia? Mengapa? Why? Hai temen-temen...penasaran dengan kisah Zahra??? Baca dan nantikan t...