Zahra sedang menunggu gilirannya, tugas apa yang akan diberikan kepadanya. Ia hanya jadi anggota bukan peran penting dalam rohis. Ia ikhlas.
"Zahra tolong bantu kakak ya..."panggil Diana.
Zahra bangkit dari duduk mengikuti Diana masuk dalam mushala.
"Ini diklipin semua ya sama di beri stempl."
"Sebanyak ini cuma aku sendiri..."batin Zahra protes.
"Oh,iya kak. Apa ada yang ngebantu?."
"Nanti ada kakak ppl yang mau ngebantu kok."
"Ok...kakak tinggal dulu, ada hal lain yang harus kakak kerjakan."
Baru saja Diana keluar, Fadli datang masuk tanpa mengetahui Zahra ada di dalam membelakangi. Fadli bertanya seraya mengambil posisi duduk di depan Zahra.
"Mau saya b..." sontak Fadli kaget.
Zahra menatap sekilas lalu melanjutkan pekerjaannya seolah tidak ada apa-apa.
"Khem..."Fadli berdehem menutupi kekagetannya.
"Boleh saya bantu."tawarnya sekali lagi.
"Kalo mau bantu-bantu aja."Zahra cuek.
"Galak amat sih, amat aja nggak galak."
Zahra diam tak merespon, ia masih marah.
"Ok buat yang kemarin saya minta maaf, saya salah."
"Syukur kalo udah sadar."
"Jadi gimana nih dimaafin nggak?."
Zahra masih diam.
"Kalo gitu, saya anggap iya."
Setelah itu mereka saling diam tanpa ada perbincangan lagi. Beberapa kakak ppl yang lain masuk.
"Li... berduaan aja sih, nggak ngajak kita."ledek salah seorang dari mereka.
"Cieee..." sambung mba ppl.
"Ini hampir selesai kak, kalo gitu saya permisi dulu."
"Kalian ganggu sih jadi pergi dia..."
Zahra masih mendengar samar-samar suara mereka tapi ia tak peduli yang sedang membicarakannya.
"Zahra apa jadwal buat nanti sore udah selesai?."tanya Diana di teras mushala.
"Masih distempel kak sama kakak ppl."jawab Zahra.
Mata Zahra terhenti pada sosok makhluk yang sedang membolak-balikkan kertas.
Dia terlihat sibuk buat kegiatan nanti sore, maklum dia ketua rohis dan seorang perempuan di sebelahnya sebagai sekretaris, Diana. Mereka terlihat cocok.
"Apa para tamunya sudah di undang?"tanya Kak Dio, wakil ketua rohis pada Irfan.
Irfan mematap Diana memastikan, Diana menatap balik pada Zahra yang membuat semua mata tertuju pada Zahra.
"S-sudah semua kak, dari perwakilan kelas sampai dari ekstra yang lain dan para guru." jawab Zahra gugup.
Zahra merasa ia merupakan salah satu kepercayaan dari mereka.
Mereka hanya mengangguk dengan jawaban yang diberikannya, lalu melanjutkan pekerjaan mereka lagi.
Harapan Zahra pupus."Sadar Ra, kamu tuh siapa?..."
"Ada apa Ra?."tanya Diana.
"Ng nggak apa kok kak."
Zahra duduk memandang ke depan. Pikirannya berimajinasi kemana-mana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Why? (TAMAT)
Fiksi RemajaZahra hanya diam mematung,ia akan bergerak jika ada seseorang yang akan menyemangatinya. Ia berharap seseorang akan datang melakukan itu. Tapi.... Mengapa harus dia? Mengapa? Why? Hai temen-temen...penasaran dengan kisah Zahra??? Baca dan nantikan t...