Terjatuh

31 2 2
                                    

"Nai, lagi sibuk nggak?kalau enggak bantu umi ya?."

"Bantu umi apa?."

"Beliin apel, berapa kilo ya? Dua aja deh."

"Ya... nggak bisa um, Naila masih harus ngerjain tugas nih. Sama Fachri aja um."

"Dia juga lagi nggak bisa. Lagi ngaji sama abi."jawab uminya.

"Apa Naila panggilin santri putri aja um?."tanyanya menghentikan kegiatan nulisnya.

"Ya udah nggak pa pa."

Naila beranjak dari kamarnya menuju pondok putri, hanya beberapa langkah saja untuk menuju ke sana. Ia berhenti di kasel, kamar selatan.

"Ra, kamu ada waktu luang nggak?."katanya to the point.

"Ada...kenapa mba?."jawabnya yang sedang asyik menulis tulisan arab.

"Tolong beliin apel dua kilo di toko buah makmur ya, nih." memberikan uangnya sembari berlalu.

"Sekarang?."

"Iya."jawabnya yang masih terdengar meski sudah pergi.

"Sar, temani dong..."

"Lagi pengin nyelesaiin nulis ini. Kalo mau nunggu, nggak masalah."

"Emangnya kamu sampai mana?."tanyanya sembari menundukkan kepalanya untuk melihat.

"Sini."menunjuk buku yang ada di depannya.

"Ya...lama dong. Kalo gitu aku berangkat sendiri aja deh."katanya sambil berjalan keluar kamar.

Di depan pondok putri ia mengambil sepeda biru yang sudah ia pinjam dari pemiliknya. Zahra mengayuh sepedanya dengan santai sambil menikmati udara luar.

Ia mengerem sepedanya, berhenti di depan toko buah makmur.

"wah, buah nya di sini komplit. Bagus-bagus lagi."gumamnya sambil melihat-lihat.

Seorang pelayan toko menyambut ramah Zahra, senang karena kedatangan pembeli.

"Mau beli apa mba?."

"Emm...apel yang itu sekilonya berapa bu?." seraya menunjuk apel yang dimaksud.

"Itu Sekilonya 20 ribu"

"Kalo yang ini?."

"Itu lebih murah mba, sekilonya 12 ribu"

"Saya pilih yang ini aja deh bu."

"Mba nya orang mana?."tanya nya sambil menimbang buah apelnya.

"Saya mondok di daerah sini kok bu."

"Oh, di al-ikhsan ya?."Zahra mengangguk.

"Makasih ya bu."ucapnya sembari menerima bungkusannya.

"Iya, sama-sama mba."

Zahra menali bungkusannya supaya aman dan ia letakkan di keranjang sepedanya, lalu ia kayuh lagi sepedanya menuju pulang.

Di pertigaan sebuah mobil hitam tengah berbelok berlawanan arah dengan Zahra. Menyadari itu, Zahra segera mengayuh sepedanya ke tepi jalan. Karena mobil itu terlalu mepet dalam membelok membuat Zahra oleng dan akhirnya terjatuh.

Ia meringis kesakitan, kakinya tergores karena tertimpa sepedanya, membuat sedikit darah mangalir.

"Alhamdulillah, apelnya nggak keluar dari bungkusnya."Zahra bernapas lega, meskipun dirinya tertimpa musibah ia lebih mementingkan amanahnya.

Melihat seorang anak perempuan terjatuh, seorang ibu dengan baju dinas itu pun segera turun dari mobil dan menghampirinya.

"Kamu ada yang terluka nak?."tanyanya sambil memeriksa keadaannya.

Why? (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang