•24• SMA Dwi Kencana (Pt.2)

4.9K 245 14
                                    

"Reyna! Oy!— mau kemana lo?!" Reysa teriak. Namun nikhil, tetap saja Reyna enggan berbalik. Akhirnya dia berlari menyusul Reyna.

.

.

.

My Perfect Teacher

.

.

.


Keriuhan terjadi saat panggung utama menampilkan seorang penyanyi, suara mengalun lembut ke setiap pendengar. Nama 'Naovanka' diteriakan setiap penonton– rata-rata para remaja cewek.

Evri salah satunya, meneriakkan nama sang vokalis band Orkha dengan kencang. Aldrich diam, tak mengerti. Lebih memilih menikmati alunan lagu yang dibawakan pengisi acara.

Aldrich tentu tidak kudet-kudet amat untuk mengetahui siapa sosok cowok yang tengah menyanyi dengan teriakan-teriakan cewek sebagai backsound.

Naovanka Rasen, vokalis band Orkha. Band yang lagi ngehits-ngehitsnya dikalangan kaum muda.

"Pak!" Evri menarik tangan Aldrich. Ditengah keramaian penonton, Evri membawa Aldrich menerobos mendekati panggung.

❄❄❄

Reyna misuh-misuh. Mulutnya tak henti mengeluarkan banyak umpatan dan serapah. Reyna gatal sekali ingin mengacungkan jari tengahnya tinggi-tinggi. Bagaimana tidak marah! Dia muak melihat kelakuan Evri tadi yang seenak udel main bawa sang guru– entah kemana, jangan sampai Aldrich dibawa pulang.

"Bangsat!" Umpatan kesekian ribu kali keluar dari bibir ranumnya. Reyna menggeram begitu melihat sosok yang dia cari tengah bergulat dengan desakan para penonton lain– rata-rata remaja cewek. "Apaan sih itu si muka fakeu bawa-bawa Pak Al ke tengah penonton?!"

Marah dan kesal bercampur menjadi satu. Reyna menggulung kemeja putihnya sampai siku– semakin mirip preman dengan penampilan dan tingkah bar-barnya. Wajah total merah. Langkah lebar dia lakukan. Tangan dengan sigap mendorong penonton lain yang asik menikmati lagu, sontak dia mendapat makian kecil karena ulahnya, tapi tetap tak peduli.

Reyna memang ganas. Pantas saja dia sering ditakuti.

"Eh! Minggir dong– gue mau lewat!" Reyna menarik lengan baju seorang cowok. Menariknya kuat hingga keluar dari barisan penonton. Reyna berpuas diri, lantas melakukan hal itu berulang sampai dia berada dibarisan paling depan penonton.

Berisik, satu kata yang menggambarkan suasana kali ini. Dan Reyna benar-benar serasa dibuat tuli oleh teriakan-teriakan mereka.

"Subhanallah...gantengnya Kak Nao. Eh– apaan sih gue?! Fokus Rey fokus!!" Berdesakan, Reyna memaksa menerobos mendekati Evri dan Aldrich.

Reyna sudah hampir menarik kerah belakang baju Evri sebelum akhirnya sebuah tatapan tajam nan dingin dilayangkan padanya. Reyna menarik kembali tangannya. Tubuhnya yang terhimpit penonton lain, suara sang vokalis band yang terus mengalun bagai backsound mengiringi scene demi scene.

"Pak Al..." Bibir Reyna kelu. Tatapan yang sama, dari orang yang sama, tatapan yang pernah dia dapatkan dulu.

Reyna merasa seperti seseorang yang tertangkap basah melakukan kejahatan– ralat, maksudnya hampir melakukan.

My Perfect Teacher [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang