•35• Evriyani

4.7K 291 40
                                    

Sudah hampir 3 bulan lamanya Reyna menjalankan aktivitas sekolahnya seperti biasa. Aneh memang, tanpa kehadiran Aldrich yang kini sudah berhenti sebagai guru matematika. Mencoba bersikap seperti biasa saat pertama kali menginjak kelas 10. Kehadiran Aldrich yang tiba-tiba memang membuat dunia yang Reyna jaga berubah.

Hati yang tertutup kembali terbuka. Sekaligus membuka luka baru.

Tentu, ada rasa bahagia saat mengetahui kalau guru matematika sejak masa SMP itu ternyata mencintainya. Cinta sepihak akhirnya terbalas.

Tapi, yang menjadi pertanyaannya adalah; Apakah hubungan ini akan bertahan lama?

Tau, Reyna sebenarnya tak berhak memaksa takdir untuk membuat Aldrich memilikinya. Tapi sebagai manusia ia juga bisa berjuang– lakukan selama ia mampu.

Payah. 3 bulan ini Reyna dan Evri benar-benar berperang mendapatkan Aldrich.

Reyna yang yakin dengan cinta Aldrich dan restu Tante Arra.

Dan Evri yang akan bertunangan setelah hari kelulusan sekolah.

Shit. Memikirkannya saja sudah buat Reyna geram. Ternyata Evri belum menyerah juga. Dia pun sama– tak akan mundur begitu saja.

1 bulan menjelang UNBK, Reyna harus ekstra kerja keras membuat hati Ayah Aldrich luluh. Tapi bagaimana caranya? Dia hanya rakyat biasa. Bukan golongan diningrat seperti yang selalu Ayah Aldrich tekankan.

Yang Reyna tau dari sebuah sumber hasil ke-kepo-annya, istri Aldrich– almarhumah Deira juga termasuk dari golongan keluarga terpandang.

Reyna bisa apa.

Sedangkan Evri? Ayahnya adalah seorang pengusaha mebel terkenal. Ibunya juga adalah mantan artis terkenal di era nya.

Ya, kita do'akan saja semoga ending cerita ini berakhir dengan bahagia.

.

.

.

My Perfect Teacher

.

.

.

Sebulan terakhir kelas 12 diberi jam tambahan– bimbel sampai jam 5 sore. Mau tak mau, suka tidak suka itu sudah kewajiban dari pihak sekolah. UNBK didepan mata, mereka yang menyandang kelas tingkat akhir harus ekstra mengeluarkan waktu tambahan. Harus rela masa-masa bermainnya berkurang.

Fokus.

Tak ada yang mau menanggung kecewa karena gagal mencapai target.

Seperti si kepala merah yang saat ini tengah berkutat dikelasnya padahal hari makin gelap. Reyna Liberty nyaris gila saat tak kunjung menemukan buku yang ia cari untuk kebutuhan bimbelnya.

Benar-benar lupa!

Melirik jam tangannya yang hampir menunjuk angka 6, Reyna buru-buru berlari keluar gedung sekolah saat sudah mendapatkan apa yang ia cari.

Benar-benar sepi. Hanya ada Reyna dan satu penjaga sekolah. Reyna mengambil motornya yang terparkir seorang dilapangan parkir khusus murid.

Keluar dari area sekolah. Melajukan motor maticnya lebih cepat. Namun sepertinya dewi Fortuna sedang ingin bermain-main dengannya.

Reyna mendesis saat motornya berhenti ditengah perjalanan. Ban motornya kempes, sial. Padahal sedang sekarat, masih juga mengumpat. Jadi beginilah akhirnya. Reyna terpaksa mendorong motornya. Tepat seratus meter didepannya ada bengkel. Bengkel yang waktu itu menjadi tempatnya berteduh sepulang dari toko buku. Tempat yang menjadi saksi dimana Aldrich datang dan menawarinya tumpangan pulang.

My Perfect Teacher [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang