Vote dan jngn marah>_< Atau aku nikahin Pak Aldrich sama Evri -,-
.
"Serius? Lo gak boong?"
"Serius. Kemaren gak sengaja gue nguping pembicaraan Pak Al sama Pak Kepsek."
"Yaah... padahal kan Pak Al baru sebentar ngajar disekolah ini."
"Sama. Tapi katanya Pak Aldrich itu CEO dan ngundurin jadi guru karena pengen fokus mimpin perusahaan."
"Duh, kok gue sedih ya."
"Killer-killer gitu cara ngajar Pak Aldrich tuh favorit banget."
"Yah, berkurang deh populasi cogan disekolah kita."
.
.
.
My Perfect Teacher
.
.
.
"Eh, ada apaan sih kok rame-rame gini? Ada gosip panas apa?" Reyna kembali dari kantin dengan 2 es krim stik rasa mangga ditangannya. Jangan pikir Reyna akan memberikan salah satu es krimnya, itu untuk dirinya sendiri, semuanya.
Reysa menggigit bibir. Ragu untuk bercerita. Pasalanya ini mengenai Aldrich– pria yang sahabatnya cinta. Dia cuma takut. "Mmm... gak ada apa-apa kok Rey..."
"Masa?" Reyna tak percaya. Orang jelas sepanjang koridor tadi Reyna dengar anak-anak membicarakan sesuatu– dan dia mendengar nama prianya disebut-sebut. Ah, prianya ya? Kalian lupa kalau Aldrich juga menaruh rasa ketertarikan untuk Reyna? Oh ralat, Aldrich bahkan sudah jatuh cinta.
"Pak Aldrich katanya berhenti jadi guru—" Dua teman kelas Reyna berkata saat memasuki kelas.
Reyna menoleh, menghampiri dua cewek itu untuk memastikan apa yang dia dengar tadi. "Ada gosip apa? Kalian ngomong apa tadi bawa-bawa nama Pak Aldrich?" Tanyanya ketika sudah berada didepan kedua cewek itu.
"Hah?" Nasya melirik Reyna bingung. Lalu detik berikutnya ber-oh. "Oh... lo gak tau ya Rey?"
"Jawab aja apa susah sih?"
"Pak Aldrich ngundurin diri. Dia berhenti jadi guru disekolah ini Rey."
What?! The hell!
"Gosah boong lo! Pasti ini cuman gosip murahan kalian lagi kan?!"
Nasya decak dan berdiri. "Gue gak boong. Semua udah tau kok Pak Al berhenti jadi guru. Lo nya aja yang kudet." Lalu pergi begitu saja diikuti teman satu gengnya.
Masa sih gue kudet? Gue emang bego tapi kalo soal urusan berita gak mungkin ketinggalan.
Reyna balik lagi ke kursinya. "Nasya mabok apa ya sampe bilang Pak Al pensiun jadi guru?" Tanya ke Reysa. Tapi Reysa gak jawab. Terus duduk anteng lagi. Tak ada raut wajah sedih sama sekali. Emang bego, dibilangin malah ngeyel. "Gak mungkin Pak Al berhenti." Jeda, Reyna menggigit bibir bawahnya, ragu dengan ucapannya sendiri. "Kalo pun iya pasti Pal Al ngasih tau gue duluan."
Selama 2 jam pelajaran itu Reyna terus mendumel tak percaya kalau Aldrich berhenti jadi guru. Dibilangin berapa kali tetap aja tuh cewek keukeuh tak percaya. Ya gitu, ngeyel. Biar tau rasa aja tuh Aldrichnya berhenti beneran.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Teacher [On Going]
Teen Fiction[1] Cuma kisah; bagaimana usaha Reyna Liberty mendapatkan cinta sang guru matematika. "Saya suka sama Pak Al... Gak papa kan?" "Belajar yang bener dulu bocah baru lamar saya." ------------------------------------------- #1 in student [08/10/2021] #2...