Warn! Too much drama dan bisa bikin kalian mual¡
.
Aldrich menatap pantulan dirinya di cermin. Lalu membenahi setelan jasnya. Mengulas senyum dan menarik diri mengambil kunci diatas nakas.
.
.
.
My Perfect Teacher
.
.
.
"Selamat datang Pak Aldrich."
Aldrich memandang gedung sekolah yang kini sudah disulap sedemikian rupa menjadi tampak mewah. Dari luar tampak mobil-mobil berjejer rapi.
"Terima kasih Pak Aldrich mau datang ke acara prom night sekaligus kelulusan anak-anak SMAN 01." Ucap kepala sekolah –Pak Bambang– yang sejak Aldrich turun dari mobil sudah berdiri menunggu kehadirannya.
Aldrich dan beberapa orang dewan pengajar mulai memasuki aula yang kini berubah menjadi ballroom. Tampak sangat ramai dan meriah. Anak-anak yang biasa Aldrich liat dengan seragam putih-abunya kini memakai pakaian yang terlihat luar biasa.
Tampan dan cantik. Mempesona.
"Mari duduk,"
Aldrich duduk, sengaja memilih tempat yang agak jauh dari spot. Dia tak ingin jadi pusat perhatian. Apalagi Aldrich sekarang terlihat beribu-ribu kali lipat sangat tampan dan gagah. Bisa-bisa para remaja putri itu akan berteriak histeris. Namun yang menjadi fokus Aldrich sekarang adalah sedang mencari eksistensi seseorang.
Si merah itu dimana?
❄❄❄
"Mama sepatu Reyna dimana?!"
Rumah Reyna malam ini kacau sekali. Ulahnya tak lain si anak bungsu. Bahkan sejak pagi Nona Liberty itu berteriak tak ingin ikut prom night. Alhasil Reysa turun tangan dengan mengimingi Reyna dengan kehadiran Aldrich disana nanti.
Padahal mah Reysa tidak tau saja ucapan asalnya itu memang betulan.
"Emang kamu nyimpennya dimana Rey???" Mamanya berteriak gemas. Apalagi sang anak yang berlari kesana-kemari dengan gaunnya. Total dia panik takut penampilan Reyna berantakan.
Ditengah kepanikan yang melanda, datanglah Reyhan menenteng sepasang high heels. Wajah Reyhan tampak masam. "Ini bukan yang lo cari-cari?"
Reyna berbalik dan berlari menghampiri Reyhan. "Ah ketemu juga!" Mengucap syukur berulangkali, cewek itu bergegas memakai heelsnya.
Jam 7 malam, acara dimulai 30 menit lagi. Reyna kini sudah 100 persen siap. "Reyna pergi ya Ma!"
"Jangan malu-maluin Mama ya! Udah didandanin yang cantik awas aja si Aldrich gak kesemsem sama kamu!"
Pipi Reyna merah. Astaga tolong, Reyna malu sekarang. "Apasih Ma!" Merona parah. Bahkan semburat dipipinya hampir menyaingi warna merah dress yang dia pakai. "Reyna pergi dulu ya Ma." Meraih tangan sang Mama lalu menciumnya. Tak lupa mencium pipi Reyhan yang sejak tadi hanya menguap malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Teacher [On Going]
Ficção Adolescente[1] Cuma kisah; bagaimana usaha Reyna Liberty mendapatkan cinta sang guru matematika. "Saya suka sama Pak Al... Gak papa kan?" "Belajar yang bener dulu bocah baru lamar saya." ------------------------------------------- #1 in student [08/10/2021] #2...