•26• Bagas, Aldrich, Denis

5K 256 12
                                    

"BERHENTI!!!"

Denis yang mencengkram kerah baju Bagas menoleh, juga Bagas yang sama terkejutnya dengan Denis begitu mendapati presensi seorang cewek yang berdiri tak jauh dari mereka.

"Re-Reyna?" Langsung melepas kerah Bagas.

Bagas panik, melihat Reyna yang menatap dengan sorot kecewa. "Gak usah ikut campur. Ini urusan gue sama Denis." Ucapnya dingin.

"Gimana gue gak ikut campur kalo kalian berdua tanpa sebab yang jelas berantem?!" Reyna berteriak, menumpahkan segala kekecewaannya. "Kalian itu sahabat! Ngapain berantem kayak gini hah?!"

Semua terdiam, menyaksikan bagaimana Reyna dengan berani mengganggu dua singa yang tengah beradu memperebutkan mangsa– sebagian dari mereka berpendapat kalau Denis dan Bagas berkelahi disebabkan oleh seorang cewek.

"Childish!"

"Ini gak seperti yang lo pikirin Rey..." Denis berjalan mendekati Reyna, baru menyentuh bahu cewek itu namun langsung ditepis kasar.

"Pergi Rey." Perintah Bagas. Sebenarnya tidak berniat mengusir. Hanya saja dia takut kalau Reyna sedih kalau tau penyebab dari perkrlahiannya dengan Denis adalah karena mereka yang sama-sama mencintai Reyna. "Gue bisa beresen ini semua."

"Gak!" Tolak Reyna mentah-mentah. Masih keukeuh ingin mengakurkan dua most wanted school paling fenomenal. "Gue gak mau pergi sebelum kalian berdua berhenti berantem."

Rahang Bagas mengeras. Jangan sampai salah satu dari mereka– baik dia atau Denis keceplosan.

"Kalo lo mau tau—" Sekali lagi Denis mendekat, mensejajarkan wajahnya dengan wajah Reyna– tampak sangat cantik dengan rambut tergerai. "kita berantem ada alasannya—" Menyentuh pipi gembil Reyna, menarik jarinya perlahan hingga dagu. "—ini semua ada hubungannya sama lo." Mengangkat dagu Reyna, membuat tatapan mereka bertemu.

"Ma-maksud lo?" Menghempaskan tangan Denis dari dagunya dengan kasar. Reyna menunjuk wajah Denis. Matanya merah– menahan tangis. "MAKSUD LO APA HAH?!"

.

"See? She like a bitch."

.

"MAKSUD LO APA HAH?!"

Tidak mengindahkan orang-orang yang semakin banyak, bahkan para dewan guru sudah berdatangan, Reyna berteriak. "Maksudnya apa bawa-bawa nama gue sama masalah kalian berdua?!"

Bagas diam, memperhatikan Denis yang lebih banyak mengambil peran. Meskipun dihatinya, dia begitu ingin menarik jauh Reyna dari sini. Dia tak ingin membawa Reyna ke dalam masalahnya dengan Denis.

Namun, sepertinya terlambat.

Mencengkram dagu cewek itu, Denis benar seperti tokoh antagonis saat ini. Dan Reyna bersumpah tidak pernah melihat sosok Denis yang menyeramkan dengan segalanya berubah jadi mengintimidasi. Karena Denis yang Reyna kenal adalah cowok dengan segala sifat dan sikap konyolnya, meskipun playboy, dia tau Denis tidak akan main fisik seperti apa yang dia rasakan saat ini. "Lwepasin thangan lo bhangsat..."

"Lepasin lo?"

Amarah Bagas memuncak, begitu juga dengan Reysa yang terdiam menyaksikan sang sahabat yang saat ini menjadi sorotan semua murid. Kedua tangannya mengepal. Ada niat berlari dan menampar Denis hingga mati karena berlaku kasar pada sahabatnya, namun baru saja dia berjalan selangkah, sebuah tangan menyentaknya kembali. Membuat wajahnya bertubrukkan dengan tubuh seseorang. "Evri?"

My Perfect Teacher [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang