10

6.1K 518 14
                                    


***

Happy Reading

***

Selina sibuk menyusuni pakaiannya ke dalam lemari sementara Dave berbaring di ranjangnya sambil memainkan ponsel. Meskipun begitu, hubungan mereka tidak sejauh yang orang dewasa pikirkan.

"Dave." Seru Selina

"Hm."

"Sebenernya---" Selina ragu ketika harus mengungkapkan kenyataan yang selama ini ia tutupi dari Dave.

"Apa?" tanya Dave lagi.

"Ck, aku takut bilangnya."

Dave seketika duduk di atas tempat tidur dan memandang ke arah kekasihnya itu, meski Selina kini tengah memunggunginya. Selina sedang sibuk menyusuni pakaiannya ke dalam lemari.

"Apa? Kamu hamil?" tanya Dave.

Selina membelalak kaget dan seketika melemparkan benda yang sedang dipegangnya ke arah Dave dan langsung ditangkap Dave dengan tatapan ngeri.

Setelah itu, Selina justru semakin membulatkan matanya kala melihat benda yang tadi ditangkap Dave adalah barang pribadinya alias bra.

Ia kembali memunggungi Dave sambil memejamkan matanya erat dan menggigit bibirnya dengan perasaan malu sekaligus gelisah. Gila. Mau ditaruh di mana mukanya setelah melemparkan barang serahasia itu.

Dave terkekeh pelan menatap benda di tangannya kemudian melemparkannya tepat ke koper Selina yang masih berisi beberapa pakaian yang belum ia susun.

"Serem ah kamu ngasih kodenya." ujar Dave berusaha mencairkan suasana.

"Ihh, aku serius tau."

Dave membelalak dan meneguk ludahnya susah payah, "Maksudnya kamu serius ngajak aku---"

"Ihh Dave mesuummm." teriak Selina.

Dave terkekeh geli, "Kamu mau bilang apa tadi sebelum ngelempar aku pake itu?" godanya lagi.

"Dave, please deh. Aku mau ngomong serius."

"Yaudah, apa?" tanya Dave berusaha serius.

"Sebenernya ayah nggak suka sama kamu."

"Kenapa kamu nggak bilang?"

Selina bingung dengan tanggapan Dave yang tak diduganya, ia kira pria itu akan marah padanya karena ia baru menyampaikannya.

"Kamu nggak marah?" tanya Selina khawatir.

"Kenapa aku harus marah?" Dave bingung.

"Karena aku nyembunyiin fakta ini. Aku takut kalau kamu tau ayah nggak suka sama kamu, kamu bakalan ninggalin aku."

"Kenapa aku harus ninggalin kamu? Aku justru bakalan pertahanin kamu dan berusaha membuat ayah kamu suka sama aku."

Selina menggigit bibir bagian dalamnya sambil memejamkan mata sejenak, sebelum akhirnya ia berkata, "A-yah mau jodohin aku sama anak temennya."

***

Aku mengernyit bingung ketika Selina memelukku dengan erat sambil menangis saat aku baru saja sampai di depan kontrakan. Aku bahkan benar-benar baru sampai, tapi ia sudah menyambut ku dengan tangisan.

"Apaan mewek begini? Diputusin?" tanyaku bercanda.

Selina mengangguk kemudian menggeleng setelah melepas pelukanku. Aku mendorongnya masuk karena ku pikir tidak baik membiarkan orang gila keluar rumah.

Can't be Trusted (END) [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang