Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba dan berjalan dengan lancar. Pernikahan yang akhirnya mengikat Wira dan Maya menjadi sepasang suami istri berlangsung dengan baik. Tidak ada halangan yang berarti selain rasa gugup diantara mereka ketika mengikrarkan janji suci satu sama lain. Rasanya mendebarkan, antara bahagia, sedih, haru, bahkan gugup, semuanya menjadi satu.
Tapi sepertinya hari yang mendebarkan itu seolah tak terasa, karena begitu berganti hari, keduanya seolah tak merasakan kegugupan di hari penting itu. Malam pun seolah cepat berlalu hingga pagi pertama mereka sebagai suami istri kini pun tiba.
Wira tersenyum kecil begitu mendapati Maya sebagai orang pertama yang dilihatnya setelah bangun. Ia terkekeh kecil melihat tubuh wanitanya itu meringkuk dengan terus menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya.
Wira meraih remot AC kemudian menurunkan volume AC agar ruangan mereka bertambah dingin. Dan benar saja, Maya semakin mengeratkan selimutnya. Wira dengan gemas mendekati Maya dan memeluknya erat yang langsung dibalas wanita itu sama eratnya.
"Wira, ihhhh dingin. Kamu jangan ngajak ribut deh pagi-pagi." ujar Maya mengancam Wira. Ia tau betul bahwa pria itu yang membuat kamar mereka semakin dingin dengan sengaja.
Wira terkekeh kemudian mengecup hidung istrinya, "Nggak ngajak ribut sayang, aku ngajak kamu ronde selanjutnya."
"Ihhh sana ah, badan aku capek, butuh istirahat."
"Ayo dong sayang."
"Nggak mau ihhhh, nanti kamu mau pas prosesi pedang pora aku jatuh pingsan terus pengantin wanitanya diganti?"
"Yaelah, masa kamu lemah banget digituin bentar aja bisa bikin pingsan." Desis Wira tak percaya.
"Kamu mesum banget sih, sana ah, semalem udah puas." Usir Maya.
"Belum sayang."
Maya mendengus kasar kemudian menutup tubuhnya dengan selimut, tak ingin menanggapi Wira lagi. Ia benar-benar bingung apakah hanya Wira atau semua pria di dunia ini sama mesumnya dengan suaminya ini.
Flashback On
Setelah selesai acara resepsi, mereka berpamitan pada para keluarga, lalu akhirnya berangkat ke asrama dengan alasan mereka berangkat lebih dulu saja dan beristirahat di sana sampai pesta pedang pora dimulai. Sedangkan para keluarga akan menyusul siang harinya.
Akhirnya dengan penuh pengertian karena mereka lebih berpengalaman mengenai niat malam pertama tersebut, sekalipun malam sudah semakin larut, Wira dan Maya akhirnya berangkat dengan godaan dari Ero dan Revan. Mobil pengantinnya dikemudikan oleh Daniel dengan terpaksa walau harus menjadi nyamuk. Sedangkan di belakang mobil pengantin ada mobil Jodi yang bersama dengan Via (kekasih Jodi) lalu di bangku penumpang ada Selina dan Dave.
"Jangan kenceng banget ya Wir, kakakku ini tenaganya udah habis buat resepsi." pesan Ero pada Wira.
"Kakak juga jangan nafsu banget ya sama bang Wira. Kasih dia waktu buat istirahat." pesan Revan pada Maya.
Maya mendengus dan menoyor kepala Ero dan Revan, "Dasar anak kecil." judesnya.
"Yaelah kak Maya mah. Dengerin napa bocah ngomong. Pokoknya pesen Revan, kakak desahnya jangan kuat banget."
"Mana bisa. Kalau pertama itu sakit, bocah." Ketus Maya.
"Loh emangnya kakak masih perawan?" goda Revan.
Maya membelalak dan semakin kesal pada adik iparnya itu, "Heh kampret, emangnya aku cewek gampangan?" tanyanya dengan sewot.
"Ya kirain udah sama bang Yael." godanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can't be Trusted (END) [Revisi]
RomanceNikah sama adiknya mantan adalah hal yang paling nggak pernah terbayangkan dalam hidup Maya, apalagi usia Wira yang terpaut empat tahun lebih muda, tentu saja sebagai wanita, itu menjadi pertimbangan besar untuknya. Malu dong nikah sama berondong. C...