31

4.5K 510 16
                                    

Flashback On

Setelah selesai menyusun beberapa alat elektronik, Wira dan Maya memutuskan kembali ke apartemen Daniel, namun saat di perjalanan, Wira menghentikan mobilnya karena melihat teman lamanya.

"Kenapa berhenti?" tanya Maya heran.

"Nyapa temen lama."

Wira kemudian menurunkan kaca mobil hingga teman lamanya itu membelalak tak percaya dan sontak menyerukan nama Wira. Mau tak mau Wira turun dari mobil dan memeluk ala pria pada Santo. Keduanya menunjukkan interaksi yang cukup akrab.

"Iya aku Wira, San." Ujarnya, "Aku baru tau kalo kamu di sini."

"Yaelah. Udah lama kali. Kamu-nya aja sombong nggak kontak-kontakan lagi sama aku."

"Ya maaf deh. Tapi kita bakal satu komplek, kan jadinya dekatan." Ujar Wira dengan senang hati.

"Bagus deh, eh itu siapa?" tanya Santo melirik Maya yang baru saja keluar dari mobil dan mendekati mereka.

Maya tersenyum kecil kemudian mengulurkan tangannya kepada Santo, "Maya, istri Wira." ujarnya.

"Santo Dinortian, temen Wira." ujarnya lalu melepas tangan Maya dan melihat Wira, "Aku kira tadi Erika, ternyata bukan. Mirip banget sama mantan kamu." kata Santo antusias karena baru melihat orang yang benar-benar mirip.

Dalam hati, Wira merutuki ucapan Santo yang justru akan menimbulkan masalah padanya. Dengan geraman, ia memelototi Santo yang kemudian Santo tanggapi dengan mengangguk dan merasa bersalah.

Maya menatap Wira setelah ucapan Santo dan ia dapat merasakan perubahan mimik wajah pria itu yang membuatnya mengerti bahwa apa yang dikatakan Santo pasti benar.

Dan karena kalimat Santo tersebut, Maya menjadi banyak berpikir tentang hal negatif terkait kemiripan ia dengan mantan pacar suaminya. Apakah semirip itu sampai Santo mengira ia adalah mantan Wira?

Flashback off

***

Pagi ini Maya memutuskan untuk duduk di balkon menikmati semilir angin yang menyapa tubuhnya sambil membaca novel setelah ia selesai memasak dan sarapan. Karena Wira yang pergi ke kantor untuk melapor, maka ia hanya dapat diam dan memanfaatkan waktu untuk membaca novel selagi luang.

Ditengah aktivitasnya, keheningannya diganggu oleh bunyi ponsel yang menandakan seseorang menelponnya. Ia mengernyit melihat nomor baru bertengger tanpa nama. Untuk sejenak, ia hanya menatap ponselnya dengan ragu, tapi kemudian mengangkat panggilan itu.

"Halo." ujarnya setelah menyambungkan telepon.

"May, ini aku Miko. Kata Daniel kamu di Semarang sama Wira, kita mau mampir boleh nggak?"

"Ya mampir aja keles. Ini kan apartemen adekmu."

"Bener ini? Aku sama Billa kebetulan abis check up. Kami ke situ ya."

"Ya udah dateng aja. Inget bawa oleh-oleh, jangan tangan kosong." Pesan Maya tanpa sungkan.

"Iya, pasti."

***

"May," Nabilla memeluk Maya erat begitu mereka sampai di apartemen. Maya tersenyum senang melihat perut Billa yang sudah sangat besar. Tidak menduga bahwa waktu berjalan sepertinya sangat cepat.

"Ngapain kalian di sini?" tanya Maya sambil berjalan ke sofa untuk mereka bisa duduk.

"Tadi katanya nggak apa-apa singgah, terus sekarang malah ditanyain ngapain di sini." desis Miko.

Can't be Trusted (END) [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang