Maya merentangkan tangannya sambil menguap lebar setelah duduk karena baru bangun tidur. Ia melihat jam di ponselnya kemudian menuju kamar mandi untuk cuci muka dan sikat gigi.
Meski dingin, namun ia tetap membasuh wajahnya agar tak lagi mengantuk. Setelah selesai, Maya mengeringkan wajahnya dengan handuk, lalu menghampiri Wira yang masih tertidur. Sambil mengikat rambutnya asal, ia berbisik di telinga Wira, "Wira, bangunn."
Wira hanya menggeliat kecil dan hal itu membuat Maya tersenyum, kemudian menutup hidung Wira lalu mencium bibir pria itu lama. Wira kemudian bergerak ingin memutar posisi tidurnya namun terhalang oleh Maya hingga akhirnya ia secara tak sadar menepis tangan Maya dan mendorong wajah wanita itu.
Maya berdecak kesal kemudian mendekatkan bibirnya ke telinga Wira lagi, "Bangun ihhh." ujarnya agak kuat
Wira menguap sambil berusaha membuka matanya yang sangat kantuk, "Apa sih May?"
"Bangun. Kamu nggak mau lari pagi?"
"Nggak usah lah, nanti aja kalo udah di komplek."
"Kalo gitu bantuin aku masak yuk."
"Males ah. Aku ngantuk."
"Ihh, Wira bangun. Sepi nih aku masak sendiri."
Wira menarik Maya hingga wanita itu kembali berbaring di ranjang dan langsung Wira sambut dalam pelukannya, "Ya udah nggak usah masak, nanti kita beli aja." usul pria itu sambil menaikan selimutnya yang turun ke lutut sampai ke dada.
Maya menyamankan diri dalam pelukan Wira dan menenggelamkan kepalanya dalam dada pria, itu "Yang, jangan di dada aku." keluh Wira yang berusaha menahan nafasnya.
"Kenapa?" tanya Maya bingung.
"Aku mau nafas susah."
"Ya udah sih nafas aja." ujar Maya karena tak bisa menerima alasan Wira yang tak masuk akal.
"Kalo aku nafas nanti kamu kebauan, aku belum sikat gigi."
Maya terkekeh kemudian semakin merapatkan tubuhnya ke tubuh Wira. Kepalanya tepat berada di dagu Wira, "Udah nafas aja, nanti kalo rambut aku bau, aku keramas."
Wira kemudian bernafas dengan bebas meski dalam hati ia sangat geli mendengar ucapan Maya. "Astaga, sekarang aku malah nggak bisa tidur lagi." keluh pria itu
"Udah tidur aja, sambil aku ceritain sesuatu." Usul Maya.
"Jadi waktu itu aku naksir sama Yael karena dia pendiem dan---"
"Yang, ceritanya nggak ada yang lebih masa lalu?"
"Ada, tapi nggak menarik. Yang paling menarik ya waktu aku suka sama Yael eh nggak taunya dia juga suka sama ak--"
"Yang, kamu mau buat aku sama Yael ribut?"
"Eh, kok gitu. Ini kan cuma masa lalu."
"Masa lalu yang mau kamu ulang jadi masa depan." sindir Wira.
Maya terkekeh, "Aelah, becanda doang kali." ujarnya geli.
"Kalo ini cerita kamu, bukannya tidur, aku justru nggak bisa mejamin mata selama seminggu."
"Tapi jujur ya, hal teraneh yang paling nggak pernah aku bayangin dalam hidup aku tuh nikah sama adeknya mantan." Aku Maya. Walau bagaimanapun, mana mungkin ia membayangkan akan menikah dengan adiknya mantan sendiri.
"Ya kenyataannya kamu nikah sama aku, adeknya Yael."
"Iya sih, syukur aja hubunganku sama Yael baik-baik aja." Maya benar-benar merasa beruntung karena hubungannya di masa lalu dengan Yael tidak membuat hubungan mereka buruk di masa saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can't be Trusted (END) [Revisi]
RomanceNikah sama adiknya mantan adalah hal yang paling nggak pernah terbayangkan dalam hidup Maya, apalagi usia Wira yang terpaut empat tahun lebih muda, tentu saja sebagai wanita, itu menjadi pertimbangan besar untuknya. Malu dong nikah sama berondong. C...